Liputan6.com, Jakarta - Tiga emiten bank besar telah melaporkan kinerja keuangan 2021 pada Januari 2022. Analis menilai, laporan keuangan emiten yang disampaikan dengan cepat juga mendapatkan nilai positif di mata investor.
Emiten bank yang telah rilis laporan keuangan tersebut antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Dari laporan keuangan tiga emiten tersebut menunjukkan kinerja positif sepanjang 2021.
Baca Juga
Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), emiten bank pertama yang merilis laporan keuangan 2021 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 Januari 2022. BNI mencatat laba bersih Rp 10,89 triliun pada 2021. Laba bersih BNI tumbuh 232,2 persen year on year (YoY).
Advertisement
“Pencapaian laba bersih ini dihasilkan dari pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat 14,8 persen yoy. Sehingga PPOB kita mencapai Rp 31,06 triliun,” tutur Direktur Utama BNI, Rabu, 26 Januari 2022.
Kemudian PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merilis laporan keuangan pada Kamis, 27 Januari 2022. BCA dan entitas anak mencatat laba bersih Rp 31,4 triliun pada 2021. Realisasi laba bersih itu tumbuh 15,8 persen yoy.
"Kami mengapresiasi upaya pemerintah dan otoritas dalam mengendalikan pandemi serta memberikan paket stimulus, sebagai upaya menuju pemulihan perekonomian nasional. BCA turut mendukung momentum pemulihan dengan menyalurkan kredit ke berbagai sektor," ujar Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja dalam paparan kinerja, Kamis, 27 Januari 2022.
Pada Kamis, 27 Januari 2021, Bank Mandiri juga melaporkan kinerja keuangan 2021. PT Bank Mandiri Tbk membukukan laba bersih Rp 28,03 triliun sepanjang 2021, naik 66,8 persen secara year on year (YoY).
Pertumbuhan laba Bank Mandiri tersebut didukung oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan, capaian kinerja seiring pemulihan ekonomi secara nasional yang didukung kebijakan Pemerintah lintas sektoral serta penanganan Covid-19 yang efektif menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri.
"Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan," kata dia dalam paparan kinerja Bank Mandiri.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Laporan Keuangan Disampaikan Tepat Waktu Baik di Mata Investor
Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, emiten bank besar melaporkan kinerja keuangan cepat didukung laporan keuangan yang positif.
Hal ini salah satunya ditunjukkan BCA yang membukukan pertumbuhan laba bersih 15 persen di tengah pandemi COVID-19 pada 2021. Demikian juga BNI. Wawan menuturkan, laba bersih BNI tumbuh 232 persen pada 2021 setelah tertekan pada 2020.
"(Laba bersih-red) BNI pada 2020 turun, dan 2021 tumbuh 232 persen, kembali ke normal. BCA tumbuh 15 persen itu luar biasa, 2020 tetap tumbuh, risk management-nya sangat bagus. (Bank-red) lakukan banyak pencadangan. (Antisipasi-red) kredit macet,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Terkait laporan keuangan yang tepat waktu disampaikan, menurut Wawan merupakan baik di mata investor. "Baik untuk image di mata investor. Semakin cepat, semakin baik tahu perkembangan bank tersebut,” kata dia.
Ada keyakinan investor terhadap kinerja keuangan bank yang positif, menurut Wawan terlihat dari aksi beli saham oleh investor asing. Hal ini ditunjukkan dari investor asing membeli saham emiten bank pada pekan ini tepatnya 24-28 Januari 2022. Investor asing beli saham BBNI Rp 357,9 miliar dan BMRI sebesar Rp 203,3 miliar pada pekan ini.
Wawan mengatakan, emiten bank termasuk dekat dengan pertumbuhan ekonomi. Seiring laporan keuangan tiga emiten bank besar yang positif tersebut, Wawan yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia ada perbaikan fundamental pada 2021. Diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif berlanjut pada 2022. Hal ini seiring sejumlah sentimen.
"Harga komoditas bagus, pemerintah banyak dapatkan keuntungan. Pertumbuhan ekonomi akan lebih baik,” kata dia.
Advertisement