Wall Street Anjlok, Indeks Nasdaq Tersungkur 4 Persen Gara-Gara Saham Amazon

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq turun hampir 4,2 persen menjadi 12.334,64 imbas koreksi saham Amazon.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Apr 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2022, 07:00 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 29 April 2022.Indeks Nasdaq mencatat kinerja terburuk sejak 2008 didorong saham Amazon yang alami aksi jual.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq turun hampir 4,2 persen menjadi 12.334,64 imbas koreksi saham Amazon. Indeks S&P 500 tergelincir 3,6 persen menjadi 4.131,93. Indeks Dow Jones merosot 939,18 poin atau 2,8 persen ke posisi 32.977,21.

Indeks Nasdaq melemah ke level terendah baru pada 2022, demikian juga indeks S&P 500. Sepanjang April 2022, wall street terkoreksi seiring investor hadapi sejumlah tantangan antara lain pengetatan kebijakan moneter the Federal Reserve atau bank sentral AS, kenaikan suku bunga, inflasi, lonjakan kasus COVID-19 di China dan perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

"Dengan kenaikan suku bunga the Fed dan semua ketidakpastian yang dihadapi ekonomi global, sulit untuk bersemangat,” ujar Yung-Yu Ma dari BMO Wealth Management dilansir dari CNBC, Sabtu (30/4/2022).

Sepanjang April 2022, indeks Nasdaq turun 13,3 persen, dan mencatat kinerja bulanan terburuk sejak Oktober 2008. Indeks S&P 500 merosot 8,8 persen, dan alami bulan terburuk sejak Maret 2020. Indeks Dow Jones melemah 4,9 persen.

Sepanjang 2022, indeks S&P 500 melemah 13,3 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 21,2 persen dan indeks Dow Jones susut 9,3 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Teknologi Jadi Sasaran Aksi Jual

Amazon Hadir di Singapura
Amazon

Saham teknologi telah menjadi sasaran aksi jual karena suku bunga tinggi berdampak terhadap valuasi. Selain itu, masalah rantai pasokan karena COVID-19 dan perang di Ukraina menganggu bisns.

Pada perdagangan Jumat, 29 April 2022, saham Amazon alami penurunan terbesar sejak 2006 setelah raksasa e-commerce melaporkan kerugian yang mengejutkan dan panduan pendapatan yang lemah pada kuartal II 2022.

"Kinerja pasar saat ini mengancam untuk melakukan transisi dari koreksi yang panjang dan menyakitkan ke sesuatu yang lebih meresahkan,” ujar Chairman Marketfield Asset Management Michael Shaoul.

Ia menambahkan, pada Maret 2022 misalnya mengalami penurunan sangat tajam tetapi pemulihan sama cepatnya. Saat ini terlihat lebih jauh mungkin untuk memaksakan tekanan jangka panjang pada investor yang alami reli 2022.

 

Dibayangi Rilis Kinerja Keuangan

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street

Adapun indeks Nasdaq berada di wilayah koreksi, 23,9 persen di bawah level tertinggi intraday. Indeks S&P 500 susut dari rekor tertingginya 14,3 persen dan indeks Dow Jones melemah 10,8 persen.

Pada Jumat, 29 April 2022 merupakan minggu tersibuk untuk musim pendapatan kuartal pertama dan sangat intens untuk perusahaan teknologi.

Hal ini yang mendorong sentimen investor pada pekan ini. Saham Apple turun sekitar 3,7 persen setelah manajemen mengatakan kendala rantai pasokan dapat menghambat pendapatan fiskal kuartal III 2022. Saham Intel turun 6,9 persen setelah perusahaan keluarkan panduan yang lemah untuk kuartal kedua tahun fiskal.

Sekitar 80 persen dari perusahaan S7P 500 telah mengalahkan harapan pendapatan kuartalan dengan sekitar setengah anggota indeks telah melaporkan hasil kinerja sejauh ini, berdasarkan FactSet.

Investor Menanti Pertemuan The Fed

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Wall street

“Terlepas dari apa yang kami pandang sebagai periode laba keseluruh solid sejauh ini. Hasil yang positif dibayangi beberapa kekhawatiran lebih luas terkait inflasi dan the Fed,” ujar Brian Belski dari BMO.

Pembacaan inflasi yang panas pada Jumat, 29 April 2022 menekankan lingkungan yang sulit. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribati inti, pengukur inflasi pilihan the Federal Reserve naik 5,2 persen dari tahun lalu.

Pekan depan, investor sedang menunggu pertemuan the Fed, laporan pekerjaan April dan sejumlah rilis kinerja keuangan dari Pfizer, Starbucks dan Uber.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya