Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui telah mengeluarkan surat terkait penetapan jajaran direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang baru dengan masa jabatan 2022 hingga 2026. Kabar tersebut beredar luas di kalangan pelaku pasar modal.
Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto menyambut baik terpilihnya kepengurusan baru ini. Ia menyampaikan susunan direksi baru BEI diharapkan bisa membawa kemajuan pasar modal Indonesia dan dapat bersaing di kancah global.
Baca Juga
"Dari saya menyatakan selamat berkarya, semoga dapat melanjutkan kerja manajemen sebelumnya yang sangat baik,” kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (22/6/2022).
Advertisement
Di sisi lain, Rudiyanto berharap ruang lebih lebar bagi industri reksa dana untuk turut melakukan sosialisasi dan edukasi (sosedu) yang diselenggarakan bursa. Meski diakui, sosialisasi dan edukasi yang dijalankan saat ini sudah cukup baik.
“Harapannya adalah industri reksa dana lebih dilibatkan dalam aktivitas sosedu yg diselenggarakan bursa, di mana selama ini sudah bagus dan komprehensif tapi lebih banyak ke industri sekuritas,” imbuh dia.
Tantangan
Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Samsul Hidayat mengungkapkan sejumlah tantangan direksi bursa yang baru. Namun, jika tak mau ambil pusing, Samsul mengatakan direksi baru bisa meneruskan program yang sudah disusun bursa sebelumnya, baik untuk jangka pendek maupun panjang.
"Sebenarnya pasar modal sudah punya rencana jangka pendek maupun jangka panjang sehingga kalau mau ambil mudahnya ya meneruskan apa yang sudah direncanakan. Namun tentu di tengah jalan bisa saja ada hal tertentu yang harus diprioritaskan," kata dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perkembangan Instrumen Investasi
Adapun perubahan prioritas bisa saja merujuk pada perkembangan dari sisi teknologi informasi. Sehingga bursa juga harus melakukan penyesuaian agar bisa tetap terhubung dengan pelaku pasar yang saat ini didominasi generasi muda.
Selain itu, bursa juga perlu memantau perkembangan instrumen investasi yang kian beragam.
"Berkembangnya produk investasi yang baru juga menjadi salah satu tantangan yang harus diantisipasi direksi yang baru. Kemudian juga misalnya agenda carbon trading. Bursa juga harus support dan memberikan infrastruktur yang memadai jika burs diminta untuk menjadi penyelenggara perdagangan karbon trading," ujar dia.
"Jadi ke depannya banyak hal yang memang harus dilakukan oleh direksi yang baru. Termasuk di dalamnya juga meningkatkan likuiditas pasar," ia menambahkan.
Tak berhenti sampai di situ, Samsul mengatakan direksi bursa nantinya juga harus bisa memastikan integritas pasar. Sebab,pasar atau market yang tidak berintegritas dinilai tidak menarik bagi investor.
"Dijaga terus agar market bisa berjalan secara fair dan integritasnya bisa dipercaya, baik untuk investor lokal maupun asing,” kata Samsul.
Meski begitu, Samsul juga mengapresiasi capaian direksi sebelumnya yang mampu menciptakan kinerja apik bahkan selama pandmei covid-19. Bahkan, di saat bersamaan bursa juga mencatatkan sejumlah rekor, salah satunya penambahan jumlah investor dan transaksi harian dengan tren yang terus meningkat.
"Itu menggambarkan bahwa dalam periode kepemimpinan Pak Inarno, bursa efek berkembang dengan sangat baik meskipun selama dua tahun ini kita dilanda pandemi, kegiatan bursa tidak berkurang bahkan berkembang dengan lebih baik," ujar dia.
Advertisement
OJK Umumkan Direksi BEI Periode 2022-2026
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dikabarkan telah memilih nama-nama calon anggota direksi terpilih Bursa Efek Indonesia (BEI) masa jabatan 2022-2026.
Berdasarkan surat OJK yang beredar terkait penetapan calon anggota direksi terpilih BEI jabatan 2022-2026 disebutkan Iman Rachman sebagai Direktur Utama BEI.
Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Komisaris BEI Pandu Patria Sjahrir membenarkan hal tersebut. “Yes,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, lewat pesan singkat.
Selain itu, I Gede Nyoman Yetna Setia kembali terpilih sebagai Direktur Penilaian Perusahaan BEI.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI dijabat oleh Kristian Sihar Manullang. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI.
Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI yaitu Irvan Susandy. Saat ini menjabat sebagai Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI yaitu Laksono Widodo.
Lalu Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko dijabat oleh Sunandar. Saat ini Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI dijabat oleh Fithri Hadi.
Sedangkan Jeffrey Hendrik sebagai Direktur Pengembangan BEI. Saat ini Direktur Pengembangan BEI dijabat oleh Hasan Fawzi.
Adapun Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) BEI masih dijabat oleh Risa Effennita Rustam.
“Susunan anggota direksi BEI tersebut selanjutnya diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BEI,” demikian mengutip keterangan di surat OJK tersebut.
Susunan anggota direksi BEI ini akan diangkat dalam RUPS BEI pada 29 Juni 2022.
Susunan Direksi BEI Terpilih
Berikut susunan calon anggota direksi terpilih BEI masa jabatan 2022-2026:
Direktur Utama BEI: Iman Rachman
Direktur Penilaian Perusahaan BEI: IGD N Yetna Setia
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI: Irvan Susandy
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI: Kristian Sihar Manullang
Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI: Sunandar
Direktur Pengembanagan BEI: Jeffrey Hendrik
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) BEI: Risa Effennita Rustam
Advertisement