Bank Neo Commerce Beberkan Kinerja Positif demi Gaet Investor

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan mengaku, banyak investor dengan konsep investasi jangka panjang tertarik pada prospek bank digital.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Jul 2022, 16:07 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2022, 20:39 WIB
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) (Foto: PT Bank Neo Commerce Tbk)
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) (Foto: PT Bank Neo Commerce Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) optimistis prospek bank digital di Indonesia cukup cerah pada masa mendatang. Hal itu menambah keyakinan perseroan untuk menggaet investor strategis dalam gelaran rights issue yang akan digelar pada kuartal IV 2022.

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan mengaku, banyak investor dengan konsep investasi jangka panjang tertarik pada prospek bank digital. Terlepas dari kinerja sahamnya saat ini yang diakui memang tengah dalam tren turun.

"Kami sudah dalam pembicaraan dengan beberapa investor. Para investor lebih tertarik dengan potensi pertumbuhan dan perkembangan BNC,” kata Tjandra dalam media briefing di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

Keyakinan itu semakin diperkuat oleh kinerja perseroan selama paruh pertama tahun ini yang menunjukkan tren positif. Pada periode tersebut, Tjandra mengungkapkan perseroan mampu membukukan kenaikan aset menjadi Rp 14,3 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 11,3 triliun.

Dari sisi lending hingga Juni 2022 tercatat sebesar Rp 7 triliun. Naik dari posisi Desember tahun lalu sebesar Rp 4,2 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh menjadi Rp 11,1 triliun dari posisi akhir Desember Rp 8,1 triliun.

"Net interest income (NII)posisi Desember 2022 tercatat sebesar Rp 315 miliar. Per Juni 2022 melonjak jadi Rp 547 miliar. ini merupakan kontribusi dari naiknya pinjaman," tutur Tjandra.

Fee base income juga naik dari posisi akhir tahun lalu Rp 122 miliar, menjadi Rp 176 miliar per Juni 2022. Sehingga total income pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 732 miliar, naik dari posisi akhir tahun lalu Rp 438 miliar. Total ekspenses sepanjang 2021 tercatat sebesar Rp 1,4 triliun, turun menjadi Rp 1,3 triliun di semester I 2022.

Ditopang oleh salah satunya penurunan biaya marketing. Loss before tax sampai Juni 2022 tercatat sekitar Rp 600 miliar. Relatif mengalami perlambatan secara kuartalan, di mana pada kuartal I 2022 tercatat sebesar 314 miliar.  Adapun lose before tax pada 2021 tercatat sebesar Rp 990 miliar.

"Jadi percepatan loss nya sudah turun. Digerakan oleh kenaikan pendapatan bunga dan fee base kami di iringi dengan penurunan biaya-biaya kami. Itulah kenapa di kuartal II kami bisa menurunkan loss,” imbuh Tjandra.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kolaborasi

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

NIM 5,15 persen pada 2021. Per 30 juni NIM sudah tumbuh menjadi 10,16 persen. NPL gross hingga Juni naik sedikit 1,78 persen, naik tipis dari posisi akhir Desember 2021 sebesar 1,75 persen. NPL net per Juni 2022 naik menjadi 1,41 persen dari 1,19 persen pada akhir tahun lalu.

BOPO hingga Juni tercatat sebesar 156,75 persen dari 224 persen pada Desember 2021. RoA hingga Juni tercatat -9,18, membaik dibanding posisi akhir Desember 2021 yang minus 13,71 persen.

"Return terhadap aset berhasil kita manage sehingga aset kami menjadi produktif,” ujar dia.

ROE dari minus 84,62 per Desember 202i membaik jadi minus 54,07 persen per Juni 2022. Sejalan dengan kenaikan aset, LDR naik dari 52,62 persen per Desember menjadi 63,4 persen di Juni 2022. CAR hingga Juni tercatat 21,8 persen masih jauh dari ketentuan yang ditetapkan OJK.

"Jadi banyak investor melihat bahwa BNC bukan hanya jual janji tapi genapi apa yang bank digital harus lakukan. Harus kreatif, itu juga sudah kita buktikan melalui kolaborasi dengan banyak perusahaan pembiayaan. Termasuk manage dana pihak ketiga sehingga bisa diputar jadi aset produktif,” pungkasnya


Bakal Gelar Rights Issue

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 21 Juli 2022.

Rapat tersebut akan membahas mengenai rencana right issue dan private placement perseroan serta penyertaan modal dari pemegang saham publik.

"21 Juli akan ada RUPSLB untuk persetujuan right issue Rp 5 triliun dan private placement. Yang kemarin terjadi adalah penundaan karena kondisi pasar kurang baik. Cuacanya lagi kurang enak,” kata Direktur Utama Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan dalam media briefing di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

Usai right issue, perseroan akan mengantongi modal sekitar Rp 7 triliun. Alih-alih  memenuhi ketentuan modal inti, Tjandra mengatakan penambahan modal lebih diperuntukkan untuk penambahan modal.

"Dengan modal Rp 7 triliun, membuat kami lebih cepat lari karena setiap investasi yang dilakukan, naik dari sisi teknologi maupun SDM membutuhkan dana. Kami sudah hitung angka yang dibutuhkan,” imbuh dia.

Sejalan dengan kenaikan modal perseroan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) dikatakan bisa mencapai di atas 70 hingga 80 persen. Di mana per Desember 2021 CAR perseroan masih di kisaran 50 persen dengan modal sekitar Rp 2,5 triliun.

Penambahan modal ini semula direncanakan untuk digelar pada kuartal I 2022, namun karena sejumlah hal, rights issue ditunda. Lebih lanjut, Tjandra menyebutkan saat ini perseroan tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah investor strategis.


Sasar UMKM, Bank Neo Commerce Target Salurkan Kredit Rp 100 Miliar

Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)
Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Sebelumnya, Bank Neo Commerce Tbk memperluas pembiayaan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui PT Kredit Utama Fintech Indonesia dengan produk peer to peer lending Rupiah Cepat.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan, pihaknya saat ini berfokus untuk mengembangkan inklusi keuangan di Indonesia dengan bekerjasama dengan berbagai pelaku keuangan.

Perseroan berkomitmen untuk menyalurkan kredit hingga Rp 100 miliar kepada pelaku UMKM melalui Rupiah Cepat.

"Dengan adanya kerjasama antara Bank Neo Commerce dan Rupiah Cepat, tentunya akan mendukung sistem keuangan digital di Indonesia, khususnya untuk pelaku UMKM sehingga aksesnya semakin luas menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia. Besar harapan kami, kerjasama ini dapat membantu UMKM untuk tumbuh lebih cepat di masa pandemi ini," tutur Tjandra dalam keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).

CEO PT Kredit Utama Fintech Indonesia Yolanda Sunaryo menambahkan, kerjasama dengan Bank Neo ini bakal memperbesar penyaluran kredit ke berbagai lapisan masyarakat yang membutuhkan.

"Kerjasama ini tentunya juga menjadi salah satu strategi untuk memperkuat pembiayaan dan berkontribusi bagi dunia keuangan di Indonesia," ungkapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya