Haji Isam, Crazy Rich Kalimantan Pemilik Grup Jhonlin

Merujuk prospektus IPO Jhonlin Agro Raya, Haji Isam tercatat sebagai pemilik manfaat akhir atau ultimate beneficial owner dari PT Jhonlin Agro Raya Tbk.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jul 2022, 13:56 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 13:56 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jhonlin Agro Raya Tbk menjadi buah bibir. Perusahaan bergerak di usaha perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Kalimantan Selatan itu memang berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Namun, hal itu bukan satu-satunya yang melatarbelakangi sorotan publik terhadap perusahaan. Diketahui, PT Jhonlin Agro Raya Tbk rupanya dimiliki oleh Haji Isam, alias Samsudin Andi Arsyad. Merujuk prospektus IPO perseroan, Haji Isam tercatat sebagai pemilik manfaat akhir atau ultimate beneficial owner dari PT Jhonlin Agro Raya Tbk.

Berdasarkan akta pendirian perseroan, Haji Isam memiliki 540 saham perseroan senilai 540 juta atau 90 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.

Sementara PT Jhonlin Group memegang 10 persen atau sebanyak 60 saham senilai Rp 60 juta. Serta terdapat 400 saham senilai Rp 400 juta dalam portepel. Nama Haji Isam dan perseroan sendiri nampak tidak asing.

Pengusaha satu ini dikenal sebagai salah satu 'crazy rich' Kalimantan Selatan yang tinggal di Batulicin. Selain kekayaannya, kehidupan pribadi sang 'crazy rich' Kalimantan Selatan ini pun menjadi sorotan publik. Salah satu peristiwa yang mendompleng namanya yakni ketika sang putri, Liana Jhonlin, dilamar oleh kekasihnya pada 2020. Acara lamaran Liana berlangsung meriah dan penuh glamor hingga didatangi oleh para artis kenamaan tanah air.

Bahkan Haji Isam tak perlu menyewa gedung antaran rumahnya sudah cukup mewah untuk berlangsungnya acara. Selain Liana Jhonlin, Haji Isam memiliki anak anak laki-laki bernama Jhony Saputra yang tercatat menjadi Komisaris PT Jhonlin Agro Raya Tbk sejak 2022.

Bisa dikatakan, Jhony merupakan Komisaris termuda lantaran saat ini dirinya berusia 21 tahun. Ia menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA Al Azhar Jakarta Pusat, Jakarta Selatan pada 2018.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Peresmian Pabrik

net, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik biodiesel PT Jhonlin Argo Raya di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (21/10/2021).
Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Tak berhenti sampai di situ, Haji Isam kembali menjadi perbincangan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik pengolahan sawit menjadi biodiesel milik perseroan yang berlokasi di kabupaten Tanah Bumbu provinsi Kalimantan Selatan pada Oktober 2021.

Saat itu, Jokowi mengapresiasi langkah perusahaan yang dinilai mengindustrialisasi CPO ke biodiesel. Dia mengingatkan jika Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk CPO,  mencapai 52 juta ton CPO per tahun. Dalam catatan Jokowi, 40 persen dari potensi yang ada dimiliki para petani-petani kecil.

"Kenapa saya mau datang ke sini alasan besarnya kawasan ini, pabrik ini, perusahaan PT Jhonlin mampu membuka lapangan pekerjaan yang banyak. Alasan lain keberadaan pabrik bisa menjaga stabilisasi harga CPO. Jangan sampai kita memiliki CPO tapi yang menentukan harga yang ada di pasar," ungkap Jokowi.

Alasan ketiga bagi Presiden Jokowi untuk menghadiri acara peresmian adalah demi pengembangan biodiesel agar Indonesia dapat masuk kepada energi baru terbarukan yang akan meningkatkan kualitas lingkungan.

Profil Jhony Saputra

Komisaris Utama PT Jhonlin Agro Raya Tbk, Jhony Saputra (Foto: PT Jhonlin Agro Raya Tbk)
Komisaris Utama PT Jhonlin Agro Raya Tbk, Jhony Saputra (Foto: PT Jhonlin Agro Raya Tbk)

Sebelumnya, nama PT Jhonlin Agro Raya Tbk, perusahaan bergerak di usaha perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Kalimantan Selatan ini tuai sorotan Selain sebagai komisaris utama di Jhonlin Agro Raya, Jhony juga menjabat di sejumlah perusahaan antara lain pemilik PT Araya Agro Lestari pada 2017 hingga sekarang, pemilik PT Citra Agro Raya pada 2017 hingga sekarang, pemilik atau pemegang saham PT Modal Harapan Bangsa pada 2018 hingga sekarang, dan pemilik atau pemegang saham PT Surya Mega Adiperkasa tahun 2020 hingga sekarang. Demikian mengutip situs perseroan, Rabu (13/7/2022).

Jhony Saputra merupakan anak dari pengusaha Kalimantan Syamsudin Andi Arsyad atau dikenal Haji Isam. Mengutip berbagai sumber, Haji Isam mendirikan grup Jhonlin yang merupakan induk perusahaan dari beberapa unit usaha di berbagai bidang antara lain pertambangan, jasa pelabuhan, jasa transportasi udara, bongkar muat di laut lepas, agro bisnis, jasa keamanan hingga infrastruktur dan manufaktur.

Dalam situs perseroan disebutkan, kalau ia saat ini tidak memiliki hubungan afilasi dengan anggota dewan komisaris dan direksi lainnya.

Selain Jhony Saputra, dewan komisaris  PT Jhonlin Agro Raya Tbk yaitu Bambang Aria Wisena (59). Ia menjabat sebagai komisaris perseroan sejak 2022. Selain itu, pria lulusan doktor dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menjabat sebagai CEO PT Eshan Agro Sentosa (grup Jhonlin) sejak 2019 hingga sekarang. Ia pun pernah menjabat sebagai CEO PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk pada 2012-2013.

Selanjutnya jabatan komisaris independent dijabat oleh  Usman Aji Purnomo (61). Pria lulusan sarjana akuntansi ini menjabat sebagai komisaris independen sejak 2022.

Ia juga juga pernah menjabat sebagai komisaris PT Jhonlin Marine Trans pada 2008-2012, kemudian komisaris PT Jhonlin Air Transport pada 2009-2011, komisaris PT Jhonlin Baratama pada 2009-2013, Komisaris PT Jhonline Marine Trans pada 2010-2014, dan Komisaris PT Jhonline Group pada 2012-2020.

 Jhonlin Agro Raya yang sedang jalani proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) ini memiliki komisaris utama (komut) yang masih sangat muda.

Komisaris utama tersebut bernama Jhony Saputra. Ia menjabat sebagai Komisaris Utama PT Jhonlin Agro Raya Tbk sejak 2022. Mengutip laman perseroan, Jhony berusia 21 tahun dan lulus dari SMA Al Azhar Jakarta Pusat, Jakarta Selatan pada 2018.

 

Gelar IPO

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Mengutip laman e-ipo, PT Jhonlin Agro Raya Tbk, perseroan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit terpadu.

Perseroan memiliki sumber daya untuk mewujudkan hilirisasi usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang terintegrasi mulai dari perkebunan kelapa sawit sampai dengan pengolahan menjadi bahan campuran biodiesel.

Selain memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 17.020,26 Ha yang menghasilkan tandan buah segar, Perseroan juga memiliki pabrik biodiesel berkapasitas 1.500 ton per hari yang berlokasi di Batulicin, Kecamatan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan yang  dibangun sejak 2019 dan mulai beroperasi  September 2021. Pabrik itu diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 21 Oktober 2021. Pengapalan perdana produk utama Perseroan yaitu FAME, dilakukan pada bulan September 2021 dengan mengirimkan 4.999,311 KL ke Pertamina Wayame.

Pemegang saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk sebelum IPO antara lain PT Eshan Agro Sentosa sebesar 99,91 persen dan PT Sinar Bintang Mulia sebesar 0,09 persen. Adapun Jhonlin Agro Raya sedang gelar IPO dengan melepas saham sebanyak-banyaknya 1,22 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100.

Jumlah saham yang ditawarkan Jhonlin Agro Raya setara 15,29 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Harga penawaran saham perdana di kisaran Rp 250-Rp 300 per saham. Dengan demikian, perseroan akan peroleh dana IPO maksimal Rp 366,88 miliar.

Rencana pemakaian dana IPO antara lain sekitar 21 persen untuk pembayaran sebagian biaya pembangunan proyek pabrik kelapa sawit. Kemudian sisanya sekitar 79 persen untuk modal kerja yaitu pembelian CPO dan bahan baku lainnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya