Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara masih terus tinggi. Tingginya harga batu bara tersebut mendorong kenaikan kinerja keuangan dan saham emiten batu bara.
Mengutip data barchart.com, harga batu bara ICE Newcastle untuk pengiriman Oktober 2022 naik 0,07 persen ke posisi USD 435. Harga batu bara yang melonjak menjadi katalis positif untuk saham batu bara.
Baca Juga
Salah satunya saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang naik 198,51 persen ke posisi Rp 200 per saham. Saham IATA melonjak 175,38 persen ke posisi Rp 179 per saham. Lalu saham ABMM meroket 150 persen ke posisi Rp 3.550 per saham. Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, prospek saham batu bara hingga akhir tahun masih positif.
Advertisement
"Prospeknya sampai akhir tahun bagus,” kata Roger kepada awak media, Kamis (8/9/2022).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham batu bara, salah satunya konflik Rusia.
“Saat ini saham batu bara dipengaruhi konflik Rusia karena Rusia tensinya makin tegang sama Eropa masalah pasokan gas, pasokan gas dihentikan, Eropa mencari batu bara dari Indonesia itu yang membuat harga batu bara global tinggi,” kata dia.
Selain itu, musim penghujan juga bayangi batu bara seiring produksi yang merosot.“Kita melihat faktor yang kedua, musim penghujan, biasanya produksi emiten batu bara itu turun makanya itu yang bisa mendongkrak harga batu bara di posisi tinggi karena produksi berkurang supply berkurang,” kata Roger.
Dia menuturkan, sektor batu bara masih menjadi sektor potensial hingga akhir tahun ini.
"Sampai akhir tahun batu bara punya potensi, sampai konflik berlangsung. Target batu bara yang paling impresif itu di Adaro TP 4.500," kata Roger.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Saham Pilihan
Ia menambahkan, beberapa indikator yang bayangi batu bara sampai akhir tahun terutama masalah royalti yang berlaku 15 September. Kemudian yang kedua harga batu bara yang diprediksi berada di level USD 400 sampai akhir tahun.
"Ini sentimen positif batu bara ada di level yang cukup tinggi, ini bagus untuk emiten batu bara,” ujar Roger.
Sementara itu, Vice Prseident PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, saham batu bara masih menarik ke depan. Hal ini seiring harga batu bara akan stabil di atas USD 400 per ton sehingga mendukung pendapatan emiten batu bara.
"Masih menarik, kenaikan labanya memang ratusan persen juga tentu valuasi sudah tidak murah jadi rentan profit taking," kata dia.
Untuk strateginya, Roger menyebutkan emiten batu bara ini masih ditahan oleh investor.
“Saat ini investor melihat rasio di saham batu bara murah, ADRO 3,6 kali PER, ITMG 3 kali, PTBA 4 kali, karena saham emiten batubara murah dan kedua ada dividen interim di beberapa emiten. Emiten batu bara masih di hold investor, MBAP ditunggu dividen interim, BSSR ditunggu dividen interim,” kata Roger.
Sementara itu, saham rekomendasi dari sektor batu bara, Roger memilih ADRO, ITMG, PTBA, INDY, MBAP, BSSR.“Rekomendasi saham, ADRO, ITMG, PTBA, INDY. Second liner MBAP dan BSSR,” imbuhnya.
Namun, Roger memprediksi kinerja emiten batu bara pada 2023 merosot. “Walaupun, prediksi 2023 kita ngeliat ada penurunan di kinerja emiten batu bara,” ujar dia.
Sedangkan Wawan memilih saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Advertisement
Mencermati Saham Batu Bara di Tengah Harga Masih Tinggi
Sebelumnya, sektor batu bara dinilai masih potensial di tengah tren kenaikan harga saat ini. Analis menilai, prospek saham batu bara ini diperkirakan masih positif.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya menuturkan, prospek saham batu bara diperkirakan masih akan baik karena harga batu bara masih akan tinggi. Mengutip investing.com, harga batu bara berjangka Newcastle Agustus 2022 naik 0,59 persen ke posisi USD 401.
"Prospeknya kami perkirakan masih akan baik karena harga coal masih akan tinggi mengingat embargo batu bara Rusia yang dilakukan Uni Eropa dan adanya lonjakan permintaan dari China,” ujar Cheryl saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (12/8/2022).
Sedangkan, untuk rekomendasi sahamnya, Cheryl memilih saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
"Rekomendasinya buy kami unggulkan ITMG Target 44.900, ADRO 3.600,” kata dia.
Meskipun demikian, Cheryl menyebutkan adanya risiko bagi sektor batu bara salah satunya gangguan cuaca dalam produksi.
“Di sisi lain risikonya adalah gangguan cuaca dalam produksi dan meredanya ketegangan antara Rusia dan Eropa,” ujar dia.
Selanjutnya
Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, diperkirakan harga saham emiten batubara masih menguat dengan minat pelaku pasar yang tetap tinggi.
"Untuk semester II 2022 jika dilihat laporan semester I dan proyeksi pergerakan harga batu bara acuan yang masih cenderung masih stabil dengan penguatan yang kembali terjadi beberapa hari terakhir,” katanya.
Kemudian, untuk strategi saham, Ivan merekomendasikan untuk jual dan perlu mewaspadai penurunan harga komoditas.
"Untuk saat ini masih direkomendasikan buy. Hal yang perlu diwaspadai tentunya penurunan harga komoditas yang biasanya dapat memicu aksi profit taking pada saham-saham batu bara,” ucapnya.
Untuk saham pilihan yang bisa dicermati pelaku pasar, Ivan memilih antara lain saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO),PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dan ITMG.
Advertisement