Akuisisi Rampung November 2022, Astrindo Optimistis PTT Mining Kerek Laba

PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) sebut akuisisi tambang PTT Mining Ltd Hong Kong rampung pada November 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Sep 2022, 20:50 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 20:50 WIB
Paparan publik PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), Kamis (15/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)
Paparan publik PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), Kamis (15/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) optimistis kinerja hingga akhir tahun dapat terkerek signifikan. Keyakinan itu menyusul akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong oleh perseroan pada Agustus 2022.

"Secara proyeksi, rencana akuisisi tambang-tambang milik PTT akan terlaksana atau terpenuhi pada November. Artinya pada akhir tahun ini, kami perkirakan akan ada lonjakan yang cukup tinggi,” kata Direktur Keuangan Astrindo Nusantara Infrastruktur Michael Wong dalam Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022).

Sayangnya, Michael belum bisa menyebutkan berapa angka pasti pendapatan maupun laba hingga akhir tahun. Lantaran, saat ini proses akuisisi masih berlangsung, sehingga perseroan juga belum mengantongi kalkulasi dari kontribusi tambang-tambang PTT. Namun dengan asumsi pendapatan dari PTT belum diperhitungkan, Michael mengatakan perseroan akan mencatatkan kinerja yang tak jauh berbeda dari tahun lalu.

“Kontribusi PTT akan besar pada kinerja perseroan. Cuma karena belum terjadi, saya belum bisa sebut angka. Tapi di luar itu, harusnya secara profit perseroan akhir tahun tidak akan jauh-jauh amat dari profit tahun lalu,” imbuh Michael.

Sebagai gambaran, perseroan berhasil mencatatkan laba tahun berjalan sebesar USD 14,2 juta atau 64 persen dari target USD 21,12 juta. Sementara pendapatan tercatat sebesar USD 65,6 juta atau 81 persen dari target USD 80,87 juta.

Pada Agustus 2022 perseroan mengumumkan penandatanganan share purchase agreement dengan PTT International Holdings Limited dan PT sintesa Bara Gemilang untuk mengakuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong senilai USD 471 juta atau sekitar Rp 7 triliun. Sebelumnya, Michael Wong mengatakan sumber pendanaan akuisisi tersebut salah satunya berasal dari ekuitas.

"Jadi, ada sebagian dari kita punya equity sendiri, ada warran, dari internal cash, sekitar 23 dari financing dari luar yang sudah committed juga," kata Michael.

 

 

Astrindo Akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong Rp 7 Triliun, Ini Sumber Pendanaannya

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mengungkapkan sumber pendanaan akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong sebesar USD 471 juta atau sekitar Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.866 per dolar AS) berasal kas hingga pinjaman.

Direktur Keuangan Astrindo Nusantara Infrastruktur Michael Wong mengatakan, sumber pendanaan akuisisi tersebut salah satunya berasal dari ekuitas.

"Jadi, ada sebagian dari  kita punya equity sendiri, ada warran, dari internal cash, sekitar 23 dari financing dari luar yang sudah commited juga," kata Michael dalam Media Gathering BIPI, ditulis Jumat (12/8/2022).

Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI)  mengatakan, rencana akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong dilakukan sejak September 2021. Dalam akuisisi tersebut, terdapat konsesi batu bara yang berada di lima lokasi, yakni Madagaskar, Brunei Darussalam dan Kalimantan Timur yang terdiri dari Jembayan, Sebuku dan Penajam.

Direktur Keuangan Astrindo Nusantara Infrastruktur Michael Wong mengatakan, rencananya operasional proyek di Jembayan akan berlangsung pada November 2022. 

“Kami completion baru November 2022, rencana kami konsolidasi lebih pagi dari itu,” kata Michael Wong dalam Media Gathering BIPI, Kamis, 11 Agustus 2022.

Dia menambahkan, rencana akuisisi ini sudah dimulai sejak September 2021, sebelum harga batu bara naik seperti sekarang.

"Saat itu kami diundang untuk ikut tender, cuma memang proses agak panjang (ada tiga tahap),” katanya.

 

 

 

Alasan Akuisisi

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Michael mengaku, rencana akusisi ini menjadi berkah tersendiri bagi perseroan karena akuisisi dilakukan sebelum harga batu bara naik dan saat ini harga batu bara sedang melambung cukup tinggi.

"Sebetulnya suatu berkah buat kami, karena kami negosiasinya dari harga lama, bukan sekarang," ungkapnya. 

Tak hanya itu, Michael menuturkan, lapangan Jembayang ini memiliki batu bara yang berkualitas sekitar 5.200-5.700 kkal per kilogram dengan rata-rata 5.400 kkal per kilogram. "Akuisisi kami good deal banget, lapangan Jembayan, kualitas batu bara nya bagus. Produksinya cukup stabil, saat ini produksinya rata-rata 6 juta  ton per tahun," ujar dia.

Bahkan, lapangan Jembayan tersebut juga telah memiliki kontrak jangka panjang dengan sejumlah penambang batu bara. “Poin plus lain yaitu long term contracts, tinggal langsung melanjutkan. Bukan hanya lapangan batu bara saja, tapi juga termasuk infrastruktur seperti pelabuhan dan lainnya,” kata dia.

Akuisisi

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) akan akuisisi PT Mining Ltd Hong Kong (PPTML) senilai USD 471 juta atau sekitar Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.866 per dolar AS).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/8/2022), PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk telah menandatangani share purchase agreement dengan PTT International Holdings Limited dan PT Sintesa Bara Gemilang pada 1 Agustus 2022. Perjanjian itu terkait akuisisi PTT Mining Ltd Hongkong (PPTML) senilai USD 471 juta.

Manajemen perseroan mengatakan PPTML merupakan entitas anak PTT International Holdings Limited, entitas anak yang sepenuhnya dimiliki oleh PTT, sebuah perusahaan energi Thailand yang terintegrasi penuh mengoperasikan bisnis yang terdiri dari gas alam, transmisi gas, perdagangan internasional, bisnis baru dan bisnis infrastruktur dari seluruh investasinya menjadi 100 persen dari total saham yang diterbitkan di PTTML kepada Astrindo.

PTTML memiliki beberapa konsesi tambang batu bara antara lain di Brunei Darussalam, Madagaskar, dan tiga tambang batu bara di Kalimantan, Indonesia.

Adapun PT Sintesa Bara Gemilang merupakan entitas anak perseroan dengan kepemilikan saham tidak langsung melalui PT Astrindo Mahakarya Indonesia. “Dampak langsung dari akuisisi PPTML ke Astrindo, kinerja keuangan pada 2022 akan menunjukkan peningkatan seiring dengan kenaikan harga batu bara,” ujar dia.

 

Selanjutnya

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Mengutip keterangan tertulis perseroan, Direktur Utama PT Astrindo Nusantara Infrasruktur Tbk, Ray Anthony Gerunganb menuturkan, akuisisi PTTML berpeluang sangat baik melihat harga batu bara saat ini. 

"Namun, niat kami membeli tambang batu bara dimulai jauh sebelum lonjakan harga baru-baru ini. Volatilitas harga batu bara tidak ada hubungannya dengan strategi jangka panjang Astrindo yang akan lebih fokus untuk menciptakan platform infrastruktur yang sangat efisien dan terbaik di kelasnya dalam mengurangi emisi karbon dari transportasi dan logistik,” ujar dia.

Ia berharap dapat memperluas platform ini menuju industri netral karbon. “Operasi tambang batu bara terintegrasi, mulai dari pertambangan hingga infrastruktur pelabuhan batu bara yang efisien membantu kami mewujudkan rencana masa depan kami,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Astrindo Michael Wong menuturkan, dampak langsung dari akuisisi PPTML ke Astrindo sangat besar. “Kinerja keuangan pada 2022 akan menunjukkan peningkatan yang tajam seiring dengan kenaikan harga batu bara,” tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya