Profil BRI, Bank Pelat Merah Spesialis Kredit

Berikut profil PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) Tbk (BBRI). Salah satu bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jan 2023, 12:43 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2023, 12:15 WIB
Gedung BRI (Dok: Istimewa)
Gedung BRI (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Kapitalisasi pasar BRI tercatat mencapai Rp 672 triliun per 13 Januari 2023.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden.

Mulanya, entitas ini merupakan lembaga yang mengelola dana kas masjid guna disalurkan kepada masyarakat dengan skema yang sangat sederhana. Pada 16 Desember 1895 secara resmi dibentuk Hulpen Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenareen yang kemudian dikenal sebagai Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia.

Kemudian mengalami beberapa kali perubahan nama, seperti pada 1897 berganti nama menjadi De Poerwokertosche Hulpen Spaar-en Landbouw Credietbank (Volksbank) atau dikenal dengan Bank Rakyat, pada 1912 menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene, dan pada 1934 menjadi Algemene Volkscredietbak (AVB).

Pada masa pendudukan Jepang pada 1942, AVB berubah menjadi Syomin Ginko. Pada 22 Februari 1946, Pemerintah Indonesia mengubah lembaga ini menjadi Bank Rakjat Indonesia (BRI) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1946, sekaligus menobatkan BRI sebagai bank pertama yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia.

Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada 1948, kegiatan BRI sempat terhenti sementara dan buru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.

Pada 1960, dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) melalui PERPU No. 41 tahun 1960. Bank ini merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).

Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No.9 tahun 1065, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Perpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia.

Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tank dan Nelayanan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural. Sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor.


Jadi PT dan IPO hingga Ekspansi

Gedung BRI. Dok BRI
Gedung BRI. Dok BRI

Jadi PT dan IPO

Sejak 1 Agustus 1992, status BRI berubah menjadi perseroan terbatas (PT) berdasarkan UU Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992. Kepemilikan BRI saat itu masih 100 persen di tangan pemerintah RI.

Pada 2003, Bank ini gelar penawaran umum perdana (initial pubic offering/IPO) di Bursa Efek Jakarta yang kini dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemerintah memutuskan untuk menjual 30 persen saham bank ini sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode saham BBRI.

Ekspansi Pada 2007, BRI mengakuisisi Bank Jasa Artha (BJA) yang kemudian dikonversi menjadi PT. Bank Syariah BRI. Unit Usaha Syariah BRI kemudian dipisahkan (spin off) dari BRI dan digabungkan ke dalam PT Bank Syariah BRI pada 1 Januari 2009.

Entitas ini kemudian menjadi perusahaan terbuka melalui IPO pada Mei 2018 dengan kode saham BRIS. Pada 2011, BRI kembali melakukan penandatanganan Akta Akuisisi dengan Dana Pensiun Perkebunan (Daperbun) untuk akuisisi dan menjadi pemegang saham pengendali bagi PT Bank Agroniaga Tbk (AGRO). Pada 2012, PT Bank Agroniaga Tbk melakukan perubahan nama menjadi PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, yang kini bertransformasi menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk.

Pada September 2021, Holding BUMN Ultra Mikro lahir. Entitas gabungan antara perseroan, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM ini menempatkan BRI sebagai induk.


Kinerja

Gedung BRI.
Penerapan ESG dalam Menara BRILiaN.

Pada periode sembilan bulan tahun lalu, grup BRI berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp.39,31 triliun atau tumbuh 106,14 persen year on year (yoy) dengan total aset meningkat 4 persen yoy menjadi Rp 1.684,60 triliun.

Dari aspek penyaluran kredit, hingga akhir September 2022, total kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat sebesar Rp 1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92 persen yoy. Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat meningkat sebesar 9,83 persen yoy dari Rp 852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp 935,86 triliun di akhir September 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,20 persen.

Apabila dirinci lebih detail, portofolio kredit segmen mikro BRI tercatat tumbuh 14,12 persen yoy, segmen konsumer tumbuh 7,55 persen yoy, segmen kecil & menengah tumbuh 2,89 persen yoy, dan segmen korporasi terkontraksi 1,24 persen yoy. Hal tersebut selaras dengan upaya BRI untuk terus meningkatkan porsi kredit UMKM hingga mencapai 85 persen.

Dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berhasil mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir kuartal III 2022, DPK BRI tercatat tumbuh positif menjadi Rp 1.139,77 triliun.

 


Produk

Gedung BRI
Gedung BRI.

Produk BRI memiliki beberapa segmen produk dengan variasi beragam.

- Produk Simpanan

1. Britama Rupiah

2. Britama Valas

3. Britama Bisnis

4. Britama Rencana

5. BRI Junior

6. Junio Rencana

7. TabunganKu

8. SimPel (Simpanan Pelajar)

9. Simpedes

10. Simpedes  TKI

11. Simpedes Kredit Pangan

12. Tabungan Haji

13. Deposito BRI Rupiah

14. Deposito BRI Valas

15. Deposit On Call (DOC)

16. GiroBRI Rupiah

17. GiroBRI Valas

18. DPLK BR

- Produk Pinjaman Kredit Mikro

1. Kupedes

2. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro

- Kredit Ritel Komersial

1. Kredit Agunan Kas

2. Kredit Investasi (KI)

3. Kredit Modal Kerja (KMK)

4. KMK Ekspor

5. KMK Konstruksi

6. KMK Konstruksi BO-I

7. Kredit Waralaba

8. Kredit SPBU

9. Kredit Resi Gudang

10. Kredit Pemilikan Gudang

11. KMK Talangan SPBU

12. Kredit PPTKIS dan TKI

13. Kredit Pre-Financing

14. Kredit Post-Financing

15. Distributor Financing

- Kredit Konsumer

1. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)

•  Home Ownership Program. Kerja sama dengan instansi  maupun perusahaan-perusahaan

• KPR Kerjasama

• KPR Individu

• KPRS

2. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)

• KKB Langsung

• KKB Kerjasama

3. Kartu Kredit

• Kartu Kredit Visa

• Kartu Kredit Mastercard

4. Kredit Pegawai

• Briguna Karya

• Briguna Purna

- Kredit Menengah/Korporasi

1. Kredit Modal Kerja (KMK)

2. Kredit Modal Kerja Ekspor (KMK-E)

3. Kredit Modal Kerja Impor (KMK-I)

4. Kredit Modal Kerja Konstruksi (KMK-K)

5. Kredit Investasi (KI)a 6. Kredit Sindikasi

- Jasa Bisnis

1. Bank Garansi

2. Bank Kliring

- Jasa Keuangan

1. Bill Payment

2. Penerimaan Setoran

3. Transaksi Online

4. Transfer LLG (Lalu Lintas Giro) dan RTGS (Real Time Gross Settlement)

- Jasa Layanan Bisnis Internasional

1. Layanan Impor

2. Penerbitan Letter of Credit (LC)

3. Penerbitan Amendment LC

4. Fasilitas Kredit Impor

5. Pre-Impor Financing(Penangguhan Jaminan Impor)

6. Post-Impor Financing(KMKI & Trust Receipt)

7. Layanan Ekspor

8. Advising LC

9. LC Confirmation

10. Jasa Penagihan EksporLayanan Treasury

11. Outward Documentary Collection

12. Outward Clean Collection

13. Pre-Shipment Financing (KMKE)

14. Post-Shipment  Financing

15. Negosiasi Wesel Ekspor

16. Diskonto Wesel Ekspor Berjangka

17. Rediskonto Wesel Ekspor Berjangka

18. Refinancing LC

19. Risk Participation

20. Banker Acceptance

21. USD Local Settlement

22. Guarantee (Standby LC)

23. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

24. Bill Purchase Financing

25. Money Changer

26. BRI Remittance

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya