Indika Energy Kantongi Kredit Sindikasi Setara Rp 3,85 Triliun untuk Garap Tambang Emas di Sulsel

PT Indika Energy Tbk (INDY) memperoleh fasilitas pinjaman Rp 3,8 triliun yang digunakan untuk pengembangan dan pembangunan proyek Awak Mas.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Mar 2023, 22:06 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2023, 22:03 WIB
PT Indika Energy Tbk (INDY) (Foto: PT Indika Energy Tbk)
PT Indika Energy Tbk (INDY) mendapatkan pinjaman setara Rp 3,85 triliun. (Foto: PT Indika Energy Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika energy Tbk (INDY) memperoleh fasilitas kredit senilai USD 250 juta atau setara Rp 3,85 triliun (kurs Rp 15.401,15 per USD).

Pada 2 Maret 2023, perseroan telah menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit (Facility Agreement) bersama dengan para anak perusahaan perseroan, yaitu PT Indika Inti Corpindo, PT Tripatra Multi Energi, PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers and Constructors, dan Tripatra (Singapore) Pte. Ltd. sebagai para penanggung awal bersama dengan beberapa bank sebagai pemberi fasilitas kredit.

“Perjanjian Fasilitas ini akan dipergunakan untuk pengembangan dan pembangunan Proyek Awak Mas dari PT Masmindo Dwi Area,” ungkap Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (7/3/2023).

Dalam perjanjian tersebut, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank UOB Indonesia (UOB), PT Bank DBS Indonesia (DBS), PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, sebagai pengatur.

Kemudian BNI, sebagai Agen, Bank Mandiri sebagai Agen Jaminan, serta Mandiri dan BNI, masing- masing bertindak sebagai Bank Rekening. PT Indika Inti Corpindo, PT Tripatra Multi Energi, PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers and Constructors, dan Tripatra (Singapore) Pte. Ltd. adalah anak-anak perusahaan dari Perseroan yang dimiliki oleh Perseroan sebesar 100 persen secara langsung dan tidak langsung.

Selain perjanjian fasilitas, perseroan dan para pihak sebagaimana disebutkan menandatangani perjanjian konfirmasi jaminan dan surat tambahan untuk perjanjian antar kreditur. Perjanjian fasilitas tersebut dijamin secara pari passu berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Indenture untuk surat utang senior 5,875 persen sebesar USD juta dan surat utang senior 8,250 persen sebesar USD 675 juta.

Proyek Awak Mas memiliki perkiraan cadangan ore 1,1 juta ounce dan sumber daya sebesar 2 juta ounce di Sulawesi Selatan (Sulsel). Proyek ini ditemukan pada 1988, dan telah melakukan sekitar 135 km pengeboran yang terdiri dari 1.100 titik bor. Awak mas merupakan perjanjian kontrak karya generasi ke-7 dengan pemerintah Indonesia hingga 2050.

 

 

Tambang Batu Bara Indika Energy Kantongi Perpanjangan IUP hingga 2023

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) memperoleh perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) hingga 2033.

Sekretaris Perusahaan Indika Energy Tbk, Adi Pramono mengungkapkan, PT Kideco Jaya Agung telah memperoleh izin usaha pertambangan khusus (IUPK) sebagai kelanjutan operasi kontrak atau perjanjian dari Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia atas nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tertanggal 16 Desember 2022.

"IUPK diberikan dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 13 Maret 2033 dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan," tulis Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (26/1/2023).

Kideco Jaya Agung yang didirikan tahun 1982, melakukan penambangan batubara terbuka di atas lahan konsesi seluas 50.921 hektar di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Indonesia. Kideco memegang hak pertambangan batu bara sampai 2023 di bawah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama.

Saat ini Kideco mengoperasikan lima wilayah konsesi dengan menggunakan metode pertambangan terbuka, dengan cadangan batubara potensial dan terbukti diperkirakan mencapai 651 juta ton dan sumber daya batubara diperkirakan mencapai 1.376 juta ton.

Kideco memproduksi batu bara sub-bituminous dengan kandungan sulfur, abu, dan nitrogen yang rendah sehingga ramah lingkungan untuk digunakan sebagai pembangkit listrik. Sebagai salah satu produsen batubara dengan biaya terendah di Indonesia, Kideco memproduksi 35,8 juta ton batubara pada tahun 2021 dan telah memasok batu bara kepada lebih dari 50 klien di 16 negara.

 

Jajal Bisnis Sektor Kesehatan, Indika Energy Bentuk Anak Usaha Baru

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) siap mencoba peruntungan pada bisnis sektor kesehatan. Perseroan melalui anak-anak usahanya, PT Bioneer Indika Group (BIG) dan PT Indika Medika Nusantara (IMAN) telah mendirikan perusahaan bernama PT Bioneer Indika Diagnostik (BID). BID akan menjalankan kegiatan usaha di bidang distribusi alat kesehatan.

"Pendirian BID oleh BIG dan IMAN merupakan langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha ke sektor kesehatan di Indonesia,” ungkap Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (25/1/2023).

Pendirian BID tersebut telah dinyatakan dalam Akta Pendirian No. 35 tertanggal 19 Januari 2023 yang dibuat di hadapan Ungke Mulawanti, SH., M.Kn., Notaris di Bekasi. Akta Pendirian tersebut pada saat ini sedang dalam proses permohonan perubahan data perseroan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Adapun total modal dasar anak usaha perseroan BID saat ini senilai Rp 31,49 miliar. Mayoritas atau sebesar 99,97 persen atau senilai Rp 31,48 miliar dimiliki oleh PT Bioneer Indika Group. Sedangkan sisanya 0,03 persen atau setara Rp 10 juta oleh PT Indika Medika Nusantara.

PT Bioneer Indika Group merupakan perusahaan patungan (joint venture/JV) yang didirikan oleh anak usaha perseroan, PT Indika Medika Nusantara dengan Bioneer Corporation, suatu perusahaan manufaktur alat kesehatan dari Korea Selatan/ Indika dan Bioneer masing-masing memiliki 50 persen saham di BIG.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya