Bursa Saham Asia Menghijau Setelah Pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole

Bursa saham Asia Pasifik menanjak pada awal perdagangan Senin, 28 Agustus 2023 setelah pertemuan Jackson Hole akhir pekan lalu. The Fed sebut inflasi masih tinggi.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Agu 2023, 08:43 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2023, 08:40 WIB
Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin, (28/8/2023). (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin, (28/8/2023). Bursa saham Asia Pasifik melesat setelah ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell menuturkan, inflasi masih terlalu tinggi.

Selain itu, bank sentral juga siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan. Demikian dikutip dari CNBC, Senin pekan ini.

Berbicara di Jackson Hole pada akhir pekan ini, Jerome Powell mengakui kalau kemajuan telah dicapai dalam hal inflasi dan the Fed akan tetap fleksibel ketika mempertimbangkan langkah lebih lanjut. Akan tetapi tidak memberikan sedikit indikasi kalau siap untuk mulai menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Indeks Nikkei 225 menguat 0,93 persen, dan indeks Topix mendaki 0,89 persen. Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,41 persen, dan indeks Kosdaq melesat 0,7 persen.

Indeks ASX 200 menguat 0,47 persen pada pembukaan perdagangan jelang rilis penjualan ritel pada Juli 2023.

Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 1.970. Indeks Hang Seng diprediksi dibuka positif melihat indeks Hang Seng berjangka lebih tinggi dari penutupan perdagangan terakhir di 17.956,38.

Di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street, tiga indeks acuan menguat. Indeks Dow Jones mendaki 0,7 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,7 persen. Indeks Nasdaq menguat 0,9 persen.

Di sisi lain, kecerdasan buatan terus membayangi wall street. Nvidia melaporkan laba melebihi harapan karena permintaan chip kecerdasan buatan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bursa Saham Asia Pasifik pada 25 Agustus 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah Jumat (25/8/2023), seiring investor bersiap untuk sinyal kebijakan moneter Amerika Serikat dari komentar para gubernur bank sentral pada pertemuan Jackson Hole Jumat pekan ini termasuk pidato ketua the Federal Reserve AS Jerome Powell.

Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 anjlok 2,05 persen, dan memimpin koreksi di Asia. Indeks Nikkei ditutup ke posisi 31.624,28.

Indeks Topix tergelincir 0,88 persen ke posisi 2.266,4. Dua indeks tersebut hentikan kenaikan beruntun empat hari berturut-turut.

Tingkat inflasi inti di Tokyo, Jepang mencapai 2,8 persen pada Agustus 2023, sedikit di bawah 2,9 persen yang diprediksi ekonom yang disurvei oleh Reuters. Tingkat inflasi inti tidak memperhitungkan harga pangan segar.

Inflasi keseluruhan di Tokyo tercatat 2,9 persen lebih rendah dari 3,2 persen pada Juli 2023.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,93 persen ke posisi 7.115,2. Indeks Kospi Korea Selatan terpangkas 0,73 persen ke posisi 2.519,14. Indeks Kosdaq turun 0,26 persen ke posisi 899,38.

Indeks Hang Seng susut 1,28 persen. Sementara itu, bursa saham China melemah. Indeks CSI 300 tergelincir 0,38 persen ke posisi 3.709,15.


Penutupan Wall Street pada 25 Agustus 2023

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 25 Agustus 2023. Wall street melambung seiring pelaku pasar menyambut baik pernyataan ketua the Federal Reserve (the Fed).

Dikutip dari CNBC, Sabtu (26/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 0,7 persen atau 247,48 poin ke posisi 34.346,90. Indeks S&P 500 mendaki 0,7 persen ke posisi 4.40571. Indeks Nasdaq bertambah 0,9 persen ke posisi 13.590,65.

Penguatan tersebut membantu kedua indeks di wall street hentikan koreksi dalam tiga minggu berturut-turut. Akan tetapi, indeks Dow Jones mencatat koreksi dalam dua minggu berturut-turut.

Sektor energi dan konsumen indeks S&P 500 masing-masing naik 1 persen pada perdagangan Jumat pekan ini. Perusahaan minyak Valero Energy dan produsen mainan Hasbro termasuk di antara saham-saham yang memperoleh keuntungan terbesar jelang akhir pekan masing-masing naik 2,8 persen dan 5,7 persen.

Optimisme tersebut sebagian dipicu keyakinan Powell terhadap berlanjutnya pertumbuhan ekonomi di AS. Ia menyebutkan belanja konsumen “sangat kuat” dan tanda-tanda awal pemulihan di pasar perumahan. Powell tetap berkomitmen untuk menurunkan inflasi kembali ke target 2 persen.

“Perekonomian mungkin tidak melambat seperti yang diperkirakan sepanjang tahun ini, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) telah melampaui ekspektasi dan tren jangka panjang, dan data belanja konsumen baru-baru ini sangat kuat,” ujar dia.

Powell menambahkan, sektor perumahan menunjukkan tanda-tanda kembali meningkat setelah mengalami perlambatan tajam dalam 18 bulan terakhir.

Namun, Jerome Powell tidak memberikan indikasi yang jelas mengenai arah suku bunga. Sementara itu, LPL Financial Chief Global Strategist Quincy Krosby menuturkan, kenaikan imbal hasil treasury akan menjadi kunci yang mendasari arah pasar.

“Terlepas dari alasan imbal hasil naik lebih tinggi yang mereka lakukan adalah memperketat kondisi keuangan karena biaya modal naik,” ujar Krosby.

 


Imbal Hasil Obligasi

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang menjadi acuan merosot ke posisi 4,233 persen pada Jumat, 25 Agustus 2023 usai sentuh level tertinggi pada awal pekan.

Beberapa investor menyatakan optimisme the Fed mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga.

“Mungkin masih ada satu atau dua yang tersisa,” ujar Direktur Rockefeller Asset Management, Alex Petone.

Sementara itu, CIO of Girard Timothy melihat komentar pejabat the Fed pada Jumat pekan ini mulai memberikan kepercayaan pasar kalau kenaikan suku bunga pada masa depan mungkin tidak diperlukan.

“Kami mendapatkan data yang perlu kami lihat seiring dengan pergerakan inflasi dari tingkat 9 persen menjadi 3 persen. Dan saya pikir pada titik ini, pertanyaannya sebenarnya hanya berkisar pada seberapa besar dampak yang ingin ditimpakan oleh the Fed  pada perekonomian untuk meningkatkan inflasi dari 3 persen menjadi 2 persen,” ujar dia.

Di sisi lain, indeks dolar Amerika Serikat naik 0,4 persen menjadi 104,42 di tengah pidato ketua the Fed Jerome Powell di Jackson Hole. Indeks dolar AS berada di level tertinggi sejak 16 Maret saat itu ditransaksikan di posisi 104,62.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya