Ekspansi Properti, Summarecon Agung Tawarkan Obligasi Rp 900 Miliar

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tawarkan obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2023 senilai Rp 900 miliar dengan dua seri.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Sep 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2023, 15:11 WIB
Summarecon Bekasi
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2023 senilai Rp 900 miliar. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2023 senilai Rp 900 miliar.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis, (28/9/2023), obligasi itu bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan IV Summarecon Agung sebesar Rp 3 triliun. Obligasi yang ditawarkan ini terdiri dari dua seri yakni seri A dan B.

Seri A, jumlah obligasi yang ditawarkan Rp 468 miliar dengan bunga obligasi 7,35 persen per tahun. Jangka waktu obligasi tiga tahun. Seri B, jumlah obligasi yang ditawarkan Rp 432 miliar dengan bunga obligasi 8 persen. Jangka waktu obligasi lima tahun. Pembayaran dua obligasi tersebut dilakukan secara penuh sebesar 100 persen pada saat tanggal jatuh tempo.

Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 13 Januari 2023, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing seri obligasi pada 13 Oktober 2026 untuk obligasi seri A dan obligasi seri B pada 13 Oktober 2028.

PT Summarecon Agung Tbk akan memakai dana penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk pengembangan usaha di bidang properti sebesar 85 persen. Kemudian sekitar 15 persen untuk modal kerja perseroan dan atau perusahaan anak yang akan digunakan untuk kegiatan operasional.

“Penyaluran dana kepada perusahaan anak akan diberikan oleh perseroan dalam bentuk pinjaman dengan persyaratan dan kondisi yang berlaku umum pada saat pinjaman diberikan dan atau melalui penyertaan modal,”

Adapun obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan baik barang bergerak dan barang tidak bergerak, baik yang telah ada dan yang akan ada di kemudian hari.

 

 

Jadwal Obligasi

Ilustrasi Obligasi
Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Untuk penerbitan obligasi ini, perseroan telah memperoleh pemeringkatan atas surat utang jangka panjang obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yakni idA+. Yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dan penjamin emisi obligasi yakni PT Indo Premiers Sekuritas. Sedangkan yang bertindak sebagai wali amanat yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Selain itu, Perseroan dapat melakukan pembelian kembali obligasi (buy back) yang ditujukan sebagai pelunasan atau disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar. Pembelian kembali obligasi baru dapat dilakukan satu tahun setelah tanggal penjatahan. Pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila hal tersebut mengakibatkan Perseroan tidak dapat memenuhi ketentuan di dalam Perjanjian Perwaliamanatan .

Jadwal:

Tanggal efetif pada 30 Juni 2023

Masa penawaran umum pada 6 Oktober-10 Oktober 2023

Tanggal penjatahan pada 11 Oktober 2023

Tanggal pengembalian uang pemesan pada 13 Oktober 2023

Tanggal distribusi obligasi secara elektronik pada 13 Oktober 2023

Tanggal pencatatan di BEI pada 16 Oktober 2023

Prapenjualan Semester I 2023

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) meraih marketing sales atau prapenjualan Rp 1,6 triliun hingga semester I 2023. Prapenjualan tersebut setara dengan 32 persen dari target prapenjualan pada 2023 sebesar Rp 5 triliun.

Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung, Jemmy Kusnadi mengatakan, pihaknya berhasil mengantongi pendapatan prapenjualan sebesar Rp 1,6 triliun hingga semester I 2023. 

"Pencapaian marketing sales pada semester I 2023 sebesar Rp 1,6 triliun atau 32 persen dari target tahun 2023 sebesar Rp 5 triliun," kata Jemmy kepada Liputan6.com, Senin (17/7/2023).

Dia bilang, pencapaian tersebut didominasi dari penjualan produk rumah yaitu sebesar 58 persen, ruko 28 persen, kemudian disusul produk kavling 7 persen, apartemen dan bangunan komersial 7 persen.

Summarecon Agung berencana meluncurkan beberapa produk rumah dan komersial pada semester II 2023.  Sejalan dengan hal itu, ia memprediksi penjualan produk rumah masih akan mendominasi pada tahun ini. 

Adapun produk rumah tersebut masih di kawasan existing seperti Bandung, Bogor, Bekasi, Serpong, Makassar dan Karawang.

Kinerja 2022Sebelumnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. Emiten properti ini membukukan pendapatan neto Rp 5,71 triliun, meningkat 1,06 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,56 triliun. 

 

Kinerja Keuangan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Mengutip laporan keuangan Summarecon Agung, ditulis Sabtu, 25 Maret 2023, beban pokok penjualan dan beban langsung hingga akhir 2022 mencapai Rp 2,71 triliun atau turun 8,75 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 2,97 triliun. 

Dengan demikian, laba bruto Summarecon Agung melesat 15,44 persen menjadi Rp 2,99 triliun pada 2022 dari Rp 2,59 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 9,67 persen menjadi Rp 1,70 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,55 triliun. 

Hingga akhir 2022, Summarecon Agung mengantongi laba bersih sebesar Rp 625,37 miliar. Laba bersih perseroan melonjak 93,19 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 323,70 miliar.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 28,43 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 26,04 triliun. Kemudian, liabilitas SMRA Rp 16,68 triliun hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 14,81 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 11,75 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 11,23 triliun.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya