Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sepanjang 2023. Perseroan mencatat pertumbuhan laba hingga dua digit secara persentase.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (11/2/2024), PT Vale Indonesia Tbk meraup pendapatan USD 1,23 miliar pada 2023. Pendapatan naik 4,47 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,17 miliar. Beban pokok pendapatan bertambah 2,23 persen menjadi USD 885,24 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 865,88 juta.
Baca Juga
Dengan demikian, laba bruto naik 10,66 persen menjadi USD 347,02 juta pada 2023. Pada 2022, Perseroan meraup laba brutp USD 313,56 juta.
Advertisement
Perseroan mencatat kenaikan beban usaha menjadi USD 22,15 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 19,73 juta. Pendapatan lainnya susut menjadi USD 823.000 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,28 juta. Beban lainnya naik menjadi USD 23,53 juta pada 2023.
Seiring hal itu, PT Vale Indonesia Tbk mencetak laba usaha tumbuh 11,07 persen dari USD 272,02 juta pada 2022 menjadi USD 302,15 juta. Perseroan meraup laba bersih dari entitas asosiasi sebesar USD 21.000 pada 2023.
Pendapatan keuangan melonjak 234,42 persen menjadi USD 35,7 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 10,69 juta. PT Vale Indonesia Tbk mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 36,89 persen menjadi USD 274,33 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 200,40 juta.
Laba per saham dasar dan dilusi naik menjadi USD 0,0276 pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,0202.
PT Vale Indonesia Tbk mencatat liabilitas naik 19,16 persen menjadi USD 361,46 juta pada 2023 dari periode 2022 sebesar USD 303,33 juta. Ekuitas Perseroan bertambah 8,9 persen menjadi USD 2,56 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 2,35 juta.
Perseroan mencatat aset naik 10 persen menjadi USD 2,92 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 2,65 juta. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 698,79 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 634,04 juta.
Kinerja Produksi
Sebelumnya diberitakan, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan pencapaian produksinya sepanjang 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil memproduksi 70.728 metrik ton (t) nikel dalam matte, naik 18 persen dari produksi 2022 yang sebesar 60.090 t.
Produksi pada kuartal IV 2023 saja mencapai 19.084 t nikel dalam matte, lebih tinggi 18 persen dibandingkan dengan volume produksi pada kuartal IV 2022 yang sebesar 16.183 t.
Secara kuartalan, volume produksi pada kuartal IV naik 6 persen dibandingkan kuartal III 2023 yang tercatat sebesar 17.953 t.
CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy mengatakan kenaikan ini adalah hasil dari strategi pemeliharaan yang efektif serta peningkatan kinerja di area tambang dan pabrik pengolahan perseroan sepanjang tahun. Upaya tersebut mendorong produksi lebih tinggi dari kuartal ke kuartal pada tahun lalu.
“Kami sangat bersyukur dengan pencapaian ini. Meskipun menghadapi berbagai tantangan di sepanjang tahun, kami berhasil melampaui target produksi untuk tahun 2023. Ini tentu saja merupakan bukti dari dedikasi, komitmen, dan semangat kolaborasi yang tinggi dari seluruh karyawan di Perseroan”, ujar Febriany dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (30/1/2024).
Menyusul pengumuman tersebut, saham Vale Indonesia ditutup turun 3,02 persen ke posisi 3.860 pada perdagangan Senin, 29 Januari 2024. Saham INCO dibuka pada posisi 3.980 dan bergerak pada rentang 3.830-4.000.
Melansir data RTI, Frekuensi perdagangan saham INCO tercatat sebanyak 13,94 juta lembar senilai Rp 54,41 miliar. Dalam sepekan, harga saham INCO susut 4,46 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham INCO turun 46,20 persen.
Advertisement
Jurus Vale Indonesia Raup Cuan saat Harga Nikel Melemah
Sebelumnya diberitakan, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) optimistis bisa meraup keuntungan di tengah kondisi pelemahan harga nikel. Bahkan, harga nikel turun hingga menyentuh level USD 16 ribu.
Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto menuturkan, penurunan harga nikel tersebut sejalan dengan penurunan biaya produksi perusahaan.
"Tetapi unit cost kami juga menurun, bahkan pada tiga bulan terakhir sudah berada di bawah USD 10 ribu jadi kalau mau breakeven harga nikel harus USD 12-13 ribu," kata dia dalam Public Expose 2023, Selasa (29/11/2023).
Meski demikian, ia melihat harga nikel tidak akan jatuh di bawah USD 13 ribu.Alhasil, Vale Indonesia masih bisa membukukan kinerja yang positif.
"Margin masih cukup aman dan saya tidak perkirakan harga nikel akan jatuh di bawah USD 13 ribu dengan melihat faktor yang ada saat ini," kata dia.
Dalam rangka menjalankan bisnisnya, Vale Indonesia pun berkomitmen untuk terus mencapai pertumbuhan secara berkelanjutan. Perseroan melakukan beberapa efisiensi dalam kegiatan produksinya.
Kurangi Konsumsi Energi
"Utamanya adalah inisiatif yang terkait dengan energy cost. Kami mengoptimalkan blending energy sources yang ada, dari minyak, batu bara, dan lain sebagainya," kata Irmanto.
Selanjutnya, Vale Indonesia juga juga secara bertahap mengurangi konsumsi energi yang ada. Terakhir, adalah bagaimana mendapatkan sumber energi yang lebih kompetitif.
"Jadi, dari tiga inisiatif ini tentu saja kami mengharapkan biaya produksi kami, terutama energy cost, yang representing sekitar 30-35 persen dari biaya produksi, itu betul-betul bisa kami jaga dalam level yang efisien, sehingga margin yang ada itu masih bisa tetap dijaga ke depannya," ujar dia.
Advertisement