Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak perkasa pada perdagangan Kamis, 1 Agustus 2024. Bahkan IHSG kembali tembus posisi 7.300.
Mengutip data RTI, IHSG melonjak 0,97 persen ke posisi 7.325,98. Indeks LQ45 bertambah 1,29 persen ke posisi 925,50. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Baca Juga
Pada awal Agustus 2024,IHSG berada di level tertinggi 7.325,98 dan level terendah 7.258,87. Sebanyak 296 saham menguat sehingga angkat IHSG. 262 saham melemah. 229 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 975.583 kali dengan volume perdagangan 12,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.230.
Advertisement
Investor asing kembali beli saham pada 1 Agustus 2024. Aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 897,19 miliar. Namun, sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 150,73 miliar.
Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham properti memimpin kenaikan dengan menguat 1,28 persen. Sektor saham keuangan menanjak 1,09 persen, sektor saham transportasi bertambah 0,79 persen.
Selain itu, sektor saham energi mendaki 0,34 persen, sektor saham basic menguat 0,56 persen, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,04 persen, sektor saham siklikal naik 0,07 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,79 persen.
Sementara itu, sektor saham industri turun 0,40 persen, sektor saham kesehatan susut 0,07 persen, sektor saham teknologi terpangkas 0,10 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,44 persen.
Saham BBRI bertambah 1,71 persen ke posisi Rp 4.750 per saham. Harga saham BBRI dibuka naik ke posisi Rp 4.710 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.750 dan level terendah Rp 4.690 per saham. Total frekuensi perdagangan 25.004 kali dengan volume perdagangan 1.733.848 saham. Nilai transaksi Rp 819,3 miliar.
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell memberikan indikasi kalau pemangkasan suku bunga dapat terjadi pada September 2024. Hal ini terjadi jika data inflasi akan turun.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Para pelaku pasar semakin merasa optimistis mengenai penurunan suku bunga acuan dalam waktu dekat. The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25 sampai 5,50 persen, atau tertinggi dalam 23 tahun dan memberikan petunjuk mereka semakin dekat untuk mencapai tingkat kepercayaan yang dibutuhkan untuk menurunkan suku bunga, seiring dengan inflasi yang semakin turun dan pasar tenaga kerja AS yang mulai melambat.
Selain itu, pelaku pasar juga mengantisipasi rilis data aktivitas dunia usaha atau Purchasing Managers’ Index (PMI) dari negara-negara di kawasan Asia, terutama dari China, Jepang dan Korea Selatan.
Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury Notes) bertenor 10 Tahun turun 9,6 bps menjadi 4,05 persen dari 4,14 persen, sementara yield US Treasury Notes bertenor 2 tahun yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi pergerakan suku bunga turun 8,7 bps menjadi 4,28 persen, terendah sejak tanggal 2 Februari.
Dari pasar komoditas, harga kontrak berjangka (Futures) minyak mentah naik lebih dari 3persen (WTI plus 4,3 persen, Brent plus 33,55 persen) setelah pemimpin sayap politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Tehran, Iran sehingga memicu kekhawatiran bahwa kawasan Timur-Tengah berada di ambang perang yang lebih besar.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Adapun saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
- Saham BMRI naik 5,47 persen
- Saham BBRI naik 1,71 persen
- Saham ASII naik 0,42 persen
- Saham BBCA naik 0,97 persen
- Saham BRPT naik 2,75 persen
Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:
- Saham ISAT merosot 3,6 persen
- Saham MAPI merosot 3,45 persen
- Saham INKP merosot 2,99 persen
- Saham JSMR merosot 2,7 persen
- Saham PGEO merosot 2,28 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham NICL tercatat 43.904 kali
- Saham BMRI tercatat 25.414 kali
- Saham BBRI tercatat 24.999 kali
- Saham TLKM tercatat 24.042 kali
- Saham JPFA tercatat 17.891 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BMRI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 801,6 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 631,1 miliar
- Saham TLKM senilai Rp 351,2 miliar
- Saham BBNI senilai Rp 272,6 miliar
Bursa Saham Asia Pasifik
Mengutip CNBC, bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Kamis, 1 Agustus 2024 setelah komentar dari Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengindikasikan penurunan suku bunga pada September 2024 jika data inflasi tetap menggembirakan.
Namun, indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 2,49 persen dan ditutup ke posisi 38.126,33. Indeks Topix merosot 3,24 persen ke posisi 2.703,69. Indeks saham alami koreksi didorong saham real estate. Sementara itu, eksportir juga rugi karena yen menguat. Yen yang lebih kuat memukul daya saing ekspor. Sedangkan biaya pinjaman lebih tinggi cenderung memukul perusahaan real estate.
Selain itu, Bank Sentral Jepang menaikkan suku bunga acuan menjadi sekitar 0,25 persen, menandai level tertinggi sejak 2008. Yen jatuh di bawah level 150 terhadap dolar AS. Saat ini, yen diperdagangkan di posisi 148,61.
Selain itu, Kementerian Keuangan Jepang menyatakan, pihaknya telah habiskan 5,53 triliun yen untuk intervensi valuta asing dari 27 Juni-29 Juli 2024.
Toyota melaporkan kenaikan pendapatan 12,2 persen menjadi 11,84 triliun yen (USD 79,05 miliar) pada kuartal I 2024. Selain itu, laba operasi naik 16,7 persen yang mencapai 1,31 triliun yen. Laba bersih naik tipis 2,8 persen dari tahun ke tahun menjadi 1,33 triliun yen.
The Federal open Market Committee (FOMC) telah gelar pertemuan dua hari yang berakhir, 31 Juli 2024. Dari hasil rapat FOMC diputuskan untuk mempertahankan suku bunga 5,25 persen-5,5 persen.
Ketua the Fed, Jerome Powell memperingatkan, pemangkasan suku bunga tidak dijamin meski tampaknya mengesampingkan pemangkasan suku bunga 50 basis poin.
“"Saya tidak ingin menjelaskan secara spesifik tentang apa yang akan kami lakukan, tetapi itu bukan sesuatu yang kami pikirkan saat ini," katanya.
Investor di Asia juga menilai data aktivitas bisnis dari seluruh wilayah selain komentar Fed, dengan data indeks manajer pembelian Juli dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan,”
Indeks ASX 200 di Australia menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa. Indeks ASX 200 naik 0,28 persen ke posisi tertinggi bar uke posisi 8.114,7. Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,25 persen ke posisi 2,777,68. Indeks Kosdaq bertambah 1,29 persen ke posisi 813,53.
Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 0,13 persen. Indeks CSI 300 yang berada di China ditutup merosot 0,66 persen ke posisi 3.419,27.
Advertisement