Induk Usaha Bakal Merger, WIKA Beton Pede Bakal Kuasai Pasar

Direktur Teknik dan Produksi WIKA Beton, Verly Widiantoro optimistis pangsa pasar Perseroan jadi 50 persen pada 2025.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Agu 2024, 19:30 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 19:30 WIB
Induk Usaha Bakal Merger, WIKA Beton Pede Bakal Kuasai Pasar
PT Wijaya Karya Beton (WTON) atau WIKA Beton cukup optimistis dengan prospek perseroan jika perusahaan induk, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bergabung atau merger dengan PT PP Tbk (PTPP).(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton (WTON) atau WIKA Beton cukup optimistis dengan prospek perseroan jika perusahaan induk, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bergabung atau merger dengan PT PP Tbk (PTPP).

Direktur Teknik dan Produksi WIKA Beton, Verly Widiantoro mengatakan, saat ini perseroan merupakan pemimpin pasar dengan pangsa pasar sebesar 47,9%. 

Verly meyakini angka itu akan naik hingga 50% pada tahun depan. Sehingga, apabila terjadi merger pada perusahaan induk, WIKA Beton akan tetap menjadi pemimpin pasar.

"Dari sisi market size, teknologi, kualitas, dan juga ada pabrik yang kami miliki, itu kami masih di atas dan jadi market leader,” kata Verly dalam di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan, HC, & Manajemen Risiko WIKA Beton, Syailendra Ogan mengatakan belum ada surat resmi terkait merger WIKA dan PTPP. Rahasia umum, saat ini merger WIKA dan PTPP masih berkutat pada proses administrasi lantaran keduanya merupakan perusahaan terbuka atau Tbk.

"Sekarang belum ada kepastian dari pemerintah untuk menggabungkan WIKA, sehingga masih menunggu keduanya dalam kondisi fit,” imbuh Ogan.

Pemerintah memang berencana memangkas jumlah BUMN Karya dari 7 perusahaan menjadi 3 perusahaan melalui konsolidasi.

Aksi ini merupakan bagian dari penyehatan keuangan BUMN Karya yang sudah diwacanakan sejak 2023. Nantinya, masing-masing perusahaan hasil merger akan diberikan fokus kepada lini bisnis dan keahliannya masing-masing.

Rinciannya, PT Hutama Karya yang dilebur dengan Waskita Karya (WSKT) akan menggarap proyek-proyek jalan tol, non-tol, institutional building, dan residential commercial. Kemudian PTPP dan WIKA akan difokuskan pada proyek-proyek bandara, pelabuhan, serta beberapa proyek residensial yang tersisa. Sementara Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Nindya Karya, dan PT Brantas Abipraya akan menggarap proyek konstruksi terkait air dan infrastruktur perkeretaapian.

 

 

WIKA Beton Cetak Kontrak Baru Rp 3,36 Triliun, Mayoritas Proyek Swasta

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) telah merampungkan proyek pembuatan bantalan rel (slab track) kereta cepat Jakarta-Bandung.
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) telah merampungkan proyek pembuatan bantalan rel (slab track) kereta cepat Jakarta-Bandung.

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton membukukan kontrak baru sebesar Rp 3,36 triliun sepanjang semester I 2024. Penyumbang terbesar dari proyek infrastruktur swasta. 

Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Dedi Indra menjabarkan, proyek yang menyumbang performa perseroan pada semester I 2024 didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 79,84%, disusul proyek di sektor industri sebesar 7,35%.

"Kemudian properti sebesar 6,68%, dan sisanya berasal dari sektor kelistrikan, energi, dan tambang masing-masing menyumbang sebesar 5,69%, 0,43%, dan 0,01%," ungkap Dedi kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Sementara berdasarkan segmentasi kepemilikan, perolehan angka ini didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 78,33%. Disusul perusahaan BUMN lain sebesar Rp 18,03%, perusahaan induk WIKA sebesar 2,64%, afiliasi WIKA sebesar 0,57%, dan pemerintah sebesar 0,43%.

Perseroan juga mencatatkan kinerja positif pada periode enam bulan pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 16,02 miliar, naik 45,45% dibanding laba Juni 2023.

 

Pertumbuhan Pendapatan

Wika Beton Tutup Produksi Bantalan Rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Deretan slab track terlihat di pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) telah usai menutup produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung, yang mampu memproduksi 70 unit slab track dalam satu hari atau 1.200 unit dalam satu bulan dengan melibatkan 283 tenaga kerja lokal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pertumbuhan laba itu sejalan dengan pendapatan usaha hingga Juni 2024 yang mencapai Rp 2,20 triliun. Pendapatan itu nai 20,85% dibandingkan pendapatan usaha pada semester I 2023.

"Porsi pendapatan Perseroan masih didominasi oleh segmen beton, baik itu beton pracetak maupun beton segar (readymix), yakni sebesar 84,74%, disusul segmen jasa sebesar 15,21% dan segmen material sebesar 0,04%," beber Dedi.

WIKA Beton merupakan produsen beton pracetak terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. WIKA Beton telah memiliki 14 (empat belas) pabrik dan 1 (satu) mobile plant yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. WIKA Beton juga memiliki 3 (tiga) crushing plant. WIKA Beton menerapkan pola precast Engineering- Production-Installation (EPI).

WIKA Beton memiliki 4 (empat) anak usaha yakni PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA KOBE), PT Wijaya Karya Krakatau Beton, PT Citra Lautan Teduh, dan PT Wijaya Karya Pracetak Gedung. Mengusung moto Solution and Trust, WIKA Beton berkomitmen untuk mendukung usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, melalui berbagai produk dan jasa yang berkualitas dan bermutu tinggi, dengan praktik industri hijau yang berkelanjutan.

WIKA Beton Cetak Kontrak Baru Rp 3,36 Triliun, Mayoritas Proyek Swasta

Wika Beton Tutup Produksi Bantalan Rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Deretan slab track terlihat di pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) telah usai menutup produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung, yang mampu memproduksi 70 unit slab track dalam satu hari atau 1.200 unit dalam satu bulan dengan melibatkan 283 tenaga kerja lokal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton membukukan kontrak baru sebesar Rp 3,36 triliun sepanjang semester I 2024. Penyumbang terbesar dari proyek infrastruktur swasta. 

Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Dedi Indra menjabarkan, proyek yang menyumbang performa perseroan pada semester I 2024 didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 79,84%, disusul proyek di sektor industri sebesar 7,35%.

"Kemudian properti sebesar 6,68%, dan sisanya berasal dari sektor kelistrikan, energi, dan tambang masing-masing menyumbang sebesar 5,69%, 0,43%, dan 0,01%," ungkap Dedi kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Sementara berdasarkan segmentasi kepemilikan, perolehan angka ini didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 78,33%. Disusul perusahaan BUMN lain sebesar Rp 18,03%, perusahaan induk WIKA sebesar 2,64%, afiliasi WIKA sebesar 0,57%, dan pemerintah sebesar 0,43%.

Perseroan juga mencatatkan kinerja positif pada periode enam bulan pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 16,02 miliar, naik 45,45% dibanding laba Juni 2023.

Pertumbuhan laa itu sejalan dengan pendapatan usaha hingga Juni 2024 yang mencapai Rp 2,20 triliun. Pendapatan itu nai 20,85% dibandingkan pendapatan usaha pada semester I 2023.

 

Porsi Pendapatan Perseroan

Produksi Bantalan Rel Kereta Cepat Jakarta- Bandung Rampung Dikerjakan-Herman
Deretan Slap Track atau bantalan rel di Pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). Produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) membutuh 30.177 unit slab track. WIKA Beton memproduksi 14.786 unit yang rampung dua minggu lebih cepat dari yang sebelumnya dijadwalkan, yakni akhir Mei 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

"Porsi pendapatan Perseroan masih didominasi oleh segmen beton, baik itu beton pracetak maupun beton segar (readymix), yakni sebesar 84,74%, disusul segmen jasa sebesar 15,21% dan segmen material sebesar 0,04%," beber Dedi.

WIKA Beton merupakan produsen beton pracetak terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. WIKA Beton telah memiliki 14 (empat belas) pabrik dan 1 (satu) mobile plant yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. WIKA Beton juga memiliki 3 (tiga) crushing plant. WIKA Beton menerapkan pola precast Engineering- Production-Installation (EPI).

WIKA Beton memiliki 4 (empat) anak usaha yakni PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA KOBE), PT Wijaya Karya Krakatau Beton, PT Citra Lautan Teduh, dan PT Wijaya Karya Pracetak Gedung.

Mengusung motto Solution and Trust, WIKA Beton berkomitmen untuk mendukung usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, melalui berbagai produk dan jasa yang berkualitas dan bermutu tinggi, dengan praktik industri hijau yang berkelanjutan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya