Pasar Saham Asia-Pasifik Dibuka Variatif, Suku Bunga AS Jadi Sentimen

Pasar Asia-Pasifik pada Selasa bervariasi, setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa pemotongan suku bunga yang besar-besaran oleh bank sentral AS

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Okt 2024, 08:33 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2024, 08:33 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Pasar Asia-Pasifik pada Selasa bervariasi, setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa pemotongan suku bunga yang besar-besaran oleh bank sentral AS baru-baru ini tidak berarti bahwa langkah-langkah mendatang akan seagresif itu.

"Ini bukan komite yang merasa terburu-buru untuk memangkas suku bunga dengan cepat," ujar Powell selama sesi tanya jawab setelah pidatonya bersama ekonom Morgan Stanley, Ellen Zentner dikutip dari CNBC, Selasa (1/10/2024).

"Jika perekonomian berjalan sesuai harapan, itu berarti akan ada dua pemotongan suku bunga lagi tahun ini, dengan total tambahan 50 basis poin," tambahnya.

Saat ini, suku bunga dana federal berada di kisaran 4,75%-5%, dengan tambahan 50 basis poin yang diperkirakan akan membawa suku bunga acuan Fed ke 4,25%-4,5% pada akhir 2024.

Di Asia, para pedagang saham akan fokus pada survei Tankan kuartal ketiga dari Bank of Japan (BOJ), yang mengukur tingkat optimisme bisnis di antara perusahaan-perusahaan besar Jepang.

Optimisme Bisnis

Optimisme bisnis di kalangan produsen besar Jepang berada di angka +13, tidak berubah dari kuartal sebelumnya dan sesuai dengan perkiraan dalam jajak pendapat Reuters.

Di sisi lain, sentimen di antara perusahaan non-manufaktur besar di Jepang meningkat, naik menjadi +34 dari +33 pada kuartal kedua dan mengalahkan ekspektasi Reuters sebesar +32. Angka positif menunjukkan bahwa jumlah optimis melebihi pesimis, dan sebaliknya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemotongan Suku Bunga di Jepang

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

BOJ juga merilis ringkasan pendapat untuk pertemuan 19-20 September, yang berlangsung sehari setelah Federal Reserve AS memberikan pemotongan 50 basis poin dan sebelum pemilihan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa minggu lalu.

Selama pertemuan tersebut, BOJ tidak melakukan perubahan pada suku bunga acuannya, dan ringkasan pendapat menunjukkan bahwa setidaknya satu anggota dewan menganggap kenaikan suku bunga "tidak diinginkan" karena hal itu akan menunjukkan bahwa bank sedang bergerak menuju siklus pengetatan penuh.

Anggota dewan BOJ lainnya berpendapat bahwa "ekonomi Jepang tidak berada dalam situasi di mana Bank mungkin tertinggal jika tidak menaikkan suku bunga kebijakan pada kecepatan tertentu." Oleh karena itu, anggota tersebut mengatakan, "Bank tidak akan menaikkan suku bunga kebijakan ketika pasar keuangan dan modal tidak stabil."

Jepang juga melaporkan bahwa tingkat pengangguran untuk Agustus turun menjadi 2,5%, lebih rendah dari 2,7% pada Juli dan lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Reuters sebesar 2,6%.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya