Liputan6.com, Jakarta Penulis Margareta Astaman menginspirasi publik setelah membuat keputusan besar pada 2014 dengan “menyeberang” ke dunia ekspor buah-buahan khas Nusantara bersama dua rekannya, Robert Budianto dan Swasti Adicita.
Di bawah bendera Java Fresh, Margareta Astaman memberdayakan para ibu di 6 desa di Indonesia dalam upaya ekspor. Buah-buah tropis Indonesia seperti manggis hingga salak diterbangkan ke 23 negara, mayoritas di Eropa Barat.
Advertisement
Baca Juga
Berkolaborasi dengan para perempuan di 6 desa membuat Margareta Astaman terkesima. Mayoritas para ibu yang dirangkul baru kali pertama bekerja. Di zaman sekarang, mencari kerja seperti memburu jarum di tumpukan jerami.
Advertisement
“Sebagai orang yang belum pernah kerja sebelumnya, dedikasi mereka luar biasa. Mereka sangat mengapresiasi kesempatan karena tahu, kebanyakan pekerjaan adanya di luar desa. Pertama yang kami lakukan, tidak mau mereka melihat ini sebagai pekerjaan,” katanya.
Bermitra dengan Emak-Emak
Kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Kamis (13/2/2025), Margareta Astaman mengajak para ibu melihat pekerjaan membersihkan dan mengemas buah sebagai bisnis bersama. Kedudukan para ibu dan Margareta Astaman adalah setara.
“Jadi, saya selalu bilang: Ibu-ibu bukan bawahan saya, saya bukan atasan Anda. Kita mitra. Kita di sini karena satu tujuan membawa Indonesia ke pasar ekspor. Ibu-ibu di sini karena bisa membersihkan buah dengan baik, mengemas dengan cepat,” ujar Margareta Astaman.
Sementara Margareta Astaman bisa berbahasa Inggris untuk membuka pasar internasional. Para ibu lantas belajar kenapa buah harus bersih, packing harus rapi dan cepat, serta paham alasan buah-buah yang telah dikemas harus tiba di bandara tepat waktu.
Ini bukan tanpa tantangan. “Tantangan terbesar di riset dan teknologi. Kalau bicara teknologi pengiriman buah subtropis, itu banyak banget. Bisa dikirim 40 hari, disimpan setengah tahun. Kalau buah tropis, khususnya Indonesia, risetnya tidak terlalu banyak,” akunya.
Advertisement
Berguru Pada Para Petani
Margareta Astaman tak bisa menunggu orang lain meriset. Mau tak mau, ia dan tim bergerak. Di sisi lain, Margareta Astaman tak malu belajar buah dari nol. Mentornya para petani Tanah Air dengan “jam terbang” puluhan tahun.
“Saya berterima kasih kepada guru-guru saya, para petani. Mereka tanpa ada pretensi apa-apa, mau berbagi ilmu. Sekitar 70 atau 80 persen SOP kami yang mengusulkan para petani. Mereka sudah kerja sekitar 20 hingga 30 tahun,” Margareta Astaman menyambung.
Java Fresh kini memberdayakan warga di enam titik yakni Sumedang dan Tasikmalaya (Jawa Barat), Bayuwangi (Jawa Timur), Bali, Yogyakarta, serta Sumatra Barat. Ke depan, Margareta Astaman ingin menjangkau daerah lain yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Lombok.
Terkait ekspor, ia menyebut, “Kami sudah mengekspor buah ke 23 negara, utamanya Eropa Barat. Justru itu. Yang hari ini disebut sebagai buah terminal sepert manggis dan salak, malah dianggap sebagai buah mewah di Eropa.”
Margareta Astaman menyampaikan ini dalam konferensi pers “Impact Beyond Banking: Peran DBS Foundation Mendorong Social Enterprise untuk Masa Depan Berkelanjutan,” di Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2025).
Dampak Positif bagi Komunitas Rentan
Dalam kesempatan itu, DBS Foundation melalui DBS Foundation Grant Program 2024 telah memilih 22 wirausaha sosial dan perusahaan berdampak sosial dari sekitar 1.500 pelamar untuk menerima dana hibah SGD 4,5 juta (sekitar Rp55 miliar).
Hibah ini untuk mengembangkan bisnis dan memperluas dampak positif bagi komunitas rentan. Program-program yang dikembangkan perusahaan pun berdampak sosial. Karenanya, hibah ini diproyeksi memberi manfaat bagi lebih dari 800 ribu orang selama dua tahun.
Dari 22 penerima hibah, lima di antaranya dari Indonesia, yakni Komodo Water, Aliet Green, Adena Coffee, GandengTangan, dan Java Fresh. Mereka telah bersaing dengan 155 pelamar asal Indonesia lalu mendapat total dana hibah SGD 950 ribu (sekitar Rp11,5 miliar).
Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika menyambut hangat kelima wirausaha sosial maupun perusahaan dalam ekosistem DBS Foundation melalui DBS Foundation Grant Program 2024.
“Tidak hanya memiliki semangat yang selaras dengan DBS Foundation dalam menyelesaikan beragam tantangan sosial, mereka memiliki model bisnis inovatif, berkelanjutan, dan punya potensi berekspansi,” ungkap Mona Monika.
“Dengan kehadiran mereka, diperkirakan program ini memberi manfaat kepada lebih dari 64 ribu orang di Tanah Air. Selain itu, mendorong Indonesia menjadi lebih inklusif, terberdayakan, sekaligus lestari,” ia mengakhiri.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)