Cara BPBD Jawa Timur Cari Sumber Air di 10 Kabupaten/Kota

BPBD Jawa Timur berinisiatif mencarikan solusi permanen dengan melakukan penelitian terhadap potensi titik sumber air di daerah-daerah kering.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 23:47 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2020, 23:47 WIB
Ilustrasi bantuan air bersih. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi bantuan air bersih. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mencari solusi untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah setempat dengan melakukan penelitian terhadap potensi titik sumber air di daerah-daerah kering.

BPBD Jawa Timur (Jatim) menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk mencari sumber air di 10 kabupaten/kota untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah setempat.

"Kekeringan menjadi bencana rutin tahunan di Jatim dan tak cukup hanya disuplai dengan air bersih, sehingga perlu solusi lain," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Jatim Yanuar Rachmadi kepada wartawan di Surabaya, Rabu, (14/10/2020), seperti dikutip dari Antara.

BPBD, menurut dia, berinisiatif mencarikan solusi permanen dengan melakukan penelitian terhadap potensi titik sumber air di daerah-daerah kering. Penelitian dilakukan menggunakan teknologi geolistrik untuk mencari titik sumber air tanah dengan menggandeng Laboratorium Fisika Bumi ITS Surabaya.

Sejak awal Oktober 2020, kata dia, Tim BPBD dan ITS telah ke lokasi untuk melakukan survei di 100 titik pengukuran yang tersebar di 10 daerah yang meliputi Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Ngawi, Pacitan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

Di setiap daerah itu, penelitian geolistrik mengambil sampel di dua desa dan di setiap desa pencarian titik sumber air tanah ini dilakukan di lima lokasi. "Sampai Selasa, 13 Oktober 2020, penelitian sudah berlangsung di tiga daerah, yakni Lamongan (Desa Kramat dan Desa Banjarejo), Tuban (Desa Tanggulangin dan Pacing), dan Bojonegoro (Desa Nganti dan Luwihaji)," kata dia.

Dia menuturkan, upaya pencarian titik sumber air tanah ini dilakukan sebagai bahan rujukan bagi pemerintah, baik provinsi, kabupaten maupun desa yang mencari sumber air guna mengatasi kekeringan di daerahnya.

Langkah ini, lanjut dia, juga menjadi upaya kesiapsiagaan terhadap bencana kekeringan yang selalu terjadi setiap tahun di daerah rawan kekeringan.

"Ini juga menjadi solusi bagi masyarakat yang sedang berupaya mencari titik sumber air tanah di daerahnya," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penelitian Selesai Pertengahan November

Ilustrasi – Pengiriman air bersih ke Desa Patimuan, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Pengiriman air bersih ke Desa Patimuan, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto menambahkan dari penelitian geolistrik yang telah dilakukan, tepatnya di Desa Kramat Lamongan, hasilnya langsung bisa dimanfaatkan pemerintah desa setempat.

Untuk membuktikan itu, BPBD Jatim dan BPBD Lamongan melihat langsung hasil pembuatan sumur di sekitar titik pencarian sumber air, tepatnya di halaman balai desa setempat.

"Hasilnya, sumur yang digali di area titik penelitian memang memancarkan air tawar, seperti yang diharapkan masyarakat. Ini berarti penelitian geolistrik bisa memberi manfaat bagi pemerintah dan masyarakat di sana," katanya.

Diperkirakan pada pertengahan November 2020 penelitian di semua daerah selesai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya