Liputan6.com, Surabaya - Bank Indonesia Jawa Timur menyebut pertumbuhan ekonomi Jatim pada tahun 2023 akan berada di kisaran 4,9 persen sampai 5,3 persen terutama ditopang oleh tumbuhnya lima lapangan usaha utama.
"Selain itu juga disebabkan oleh tingginya konsumsi dan investasi," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Rizki Ernadi Wimanda, dilansir dari Antara, Kamis (1/12/2022).
Baca Juga
Rizki Ernadi Wimanda menyebut terdapat beberapa tantangan perekonomian Jawa Timur yang perlu diantisipasi, antara lain kondisi ekonomi global yang masih terancam resesi, gangguan mata rantai global dan ketegangan politik.
Advertisement
Selain juga kondisi ekonomi domestik yang perlu diwaspadai seperti konsolidasi fiskal, normalisasi kebijakan moneter, serta bantuan sosial untuk BBM dan subsidi upah yang tidak berlanjut.
"Namun demikian, ekonomi Jawa Timur berpotensi terus mengalami perbaikan seiring dengan terkendalinya COVID-19, berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional, serta meningkatnya kegiatan dalam rangka persiapan Pemilu," katanya.
Rizki Ernadi Wimanda juga menyampaikan bahwa ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2022 sudah lebih tinggi dibanding level pre-pandemi COVID-19 dengan capaian sebesar 5,58 persen year on year (yoy). Ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2022 diperkirakan terus pulih sejalan dengan terkendalinya kasus COVID-19 karena optimalisasi vaksinasi yang menjadi game changer perbaikan ekonomi Jawa Timur.
Menurut dia, bangkitnya ekonomi Jawa Timur di tengah pandemi COVID-19 tidak lepas dari upaya sinergi perluasan digitalisasi yang terlihat dari peningkatan transaksi e-commerce, transaksi uang elektronik dan QRIS, serta pengembangan UMKM, ekonomi syariah, dan pariwisata untuk meningkatkan inklusivitas ekonomi.
Bank Indonesia memperkirakan Ekonomi Jawa Timur pada tahun 2022 tumbuh pada kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen yoy atau tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yakni sebesar 3,57 persen yoy.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Adhy Karyono, menyampaikan bahwa di wilayahnya tetap menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi hingga 14,36 persen dari PDB nasional.
Peningkatan di Sektor Industri
Tingginya kontribusi terlihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Non Migas Jawa Timur yang mencapai 6,13 lebih tinggi dari provinsi lainnya di Pulau Jawa. Berdasarkan lapangan usaha (LU) Utama, tiga LU berkontribusi hingga 60,88 persen dari total PDRB, serta mampu menyerap hingga 66,29 persen dari total tenaga kerja.
"Kinerja industri pengolahan Jawa Timur juga menunjukkan adanya peningkatan yang lebih tinggi dibanding nasional, demikian pula dengan pertumbuhan investasi," katanya.
Adhy Karyono juga menyatakan kunci sukses akselerasi ekonomi Jawa Timur tidak lepas dari berbagai sinergi dan kolaborasi yang dilakukan Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan terkait, salah satunya dalam hal pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Advertisement