Satu Balita Meninggal Akibat DBD, Pemkab Situbondo Menggeber Fogging Daerah Endemik

Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, melakukan pengasapan atau fogging di lokasi permukiman warga guna membasmi nyamuk aedes aegypti agar tidak menimbulkan wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD), khususnya di daerah endemis.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 21 Feb 2023, 11:01 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2023, 11:01 WIB
Proses pengasapan atau Fogging di sejumalh titik endemi DBD di Situbondo (Istimewa)
Proses pengasapan atau Fogging di sejumalh titik endemi DBD di Situbondo (Istimewa)

 

Liputan6.com, Situbondo - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Situbondo tengah menjadi sorotan, seiring meningkatnya kejadian di daerah ini.

Hingga Februari 2023, Dinas Kesehatan Situbondo mencatat ada 88 kasus yang tersebar di sejumlah kecamatan. Dari 88 kasus, 84 orang di antaranya menjalani perawatan medis di RSUD dr Abdoer Rahem. Satu pasien balita berumur tiga tahun meninggal dunia, 73 pasien dinyatakan sembuh dan 10 pasien lainya masih dirawat di rumah sakit pemerintah setempat.

Dinkes Situbondo pun menggeber pengasapan atau fogging di permukiman warga guna membasmi nyamuk aedes aegypti agar tidak menimbulkan wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD), khususnya di daerah endemik.

“Berbagai upoya kami lakukan untuk penanggulangan wabah penyakit DBD Petugas Kesehatan di tingkat puskesmas juga rutin tiap pekan melaksanakan pengasapan untuk membasmi nyamuk aedes aegpti ,”ujar Kordinator Pencegahan dan pengendalian Pneyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Situbondo Hari Santoso Senin (20/2/2023).

Sejak Januari 2023, pengasapan dilakukan untuk mencegah berkembang biaknya dan membasmi nyamuk aedes aegypti pada musim hujan tahun ini.

Selain pengasapan di daerah endemis nyamuk yang membawa virus demam berdarah itu, Kata Hari, petugas Kesehatan juga mensosialisasikan kepada warga agar tetap menjaga kebersihan di rumah tinggal maupuan di lingkunganya.

“Pertama kami sudah membuat instruksi bupati, yakni menginstruksikan kepada semua camat, desa dan puskesmas agar melakukan siaran keliling dan menyebarkan abate,”katanya

 

Keliling Desa

Hari menjelaskan  bahwa tim promosi Kesehatan setempat melakukan siaran keliling ke desa-desa agar masyarakat menjaga kebersihan di rumah tinggal dan lingkunganya dengan menerapkan 3M, yaitu menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan Kembali benda- benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta menggunakan oba toles anti nyamuk.

“Selain itu kami juga punya programmer demam berdarah dengue yang bertugas berkeliling menyebarkan atau membagikan abate kepada warga,”ujar Hari Santoso

infografis beda DBD dan Malaria
Apa bedanya DBD dan Malaria?
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya