Liputan6.com, Google Glass memang menjadi perangkat kacamata pintar pertama yang dilengkapi berbagai fitur di dalamnya. Namun, kacamata pintar besutan Google ini lambat laun mulai ditinggalkan para pengembang aplikasi.
Misalnya saja Twitter yang sebelumnya membuat aplikasi dengan antarmuka khusus bagi Google Glass telah menarik diri dari pengembangannya. Perusahaan itu lebih memilih untuk mengembangkan aplikasi khusus bagi perangkat berbasis Android Wear lainnya.
Seperti dilansir Phone Arena, sebanyak 9 perusahaan pengembang dari 16 yang menyatakan diri sebagai pengembang aplikasi khusus bagi Google Glass telah mundur dari proyek pengembangannya.
Kebanyakan alasan mundurnya pengembang aplikasi dari proyek prestise Google Glass ialah karena sedikitnya pengguna perangkat canggih itu. Terbatasnya jumlah pengguna otomatis turut mengurangi keuntungan yang bisa diraup para pengembang aplikasi.
Google Glass dibanderol harga yang cukup tinggi yaitu US$ 1.500 atau setara Rp 18 jutaan per unitnya. Wajar saja jika perangkat ini baru bisa diakses oleh orang-orang tertentu yang berkocek tebal.
Kemungkinan Google Glass baru akan diproduksi secara massal. Google pun disebutkan berharap bisa memasarkan produk inovatifnya itu ke kalangan korporasi dengan penawaran khusus 2 unit dengan 1 harga atau diskkon 50%.
Google sendiri membantah soal lunturnya semangat pengembangan aplikasi di Google Glass. Mereka mengaku masih bersemangat mengembangkan perangkat yang merupakan hasil proyek rahasia Google tersebut.
"Kami sepenuhnya bersemangat, bahkan tidak pernah sesemangat ini untuk memanfaatkan peluang dalam menghadirkan perangkat wearable dan Google Glass," ungkap Chris O'Neill selaku Head of Business Operations Google Glass yang dikutip dari laman Reuters.
Perusahaan situs pencarian terbesar di dunia itu pun mengerahkan ratusan insinyur dan petingginya agar membantah rumor tersebut. Sampai sekarang, masih terdapat sekitar 100 aplikasi yang bertahan di Google Glass. (den/isk)
Google Glass Mulai Kehilangan Pamor
Kacamata pintar besutan Google ini lambat laun mulai ditinggalkan para pengembang aplikasi.
diperbarui 24 Nov 2014, 17:12 WIBDiterbitkan 24 Nov 2014, 17:12 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tak hanya Hasto, KPK Tetapkan Advokat PDIP Donny Tri Tersangka Suap Harun Masiku
Bank Neo Commerce Optimistis Catat Kinerja Positif
6 Potret Durian Enggak Ada Isinya Ini Apes Banget, Jadi Gagal Menikmati
Potret Gading dan Medina Berfoto di Spot Sama ketika Liburan Bareng di Norwegia
Esa Risty Luncurkan Single Segara Madu, Kolaborasi dengan Wahyu F Giri
Apa Fungsi Toner dan Cara Menggunakannya dengan Tepat
Gibran Tinjau Kesiapan Tol Tanjung Pura Beroperasi Jelang Libur Natal dan Tahun Baru
Khidmat, Misa Malam Natal di Gereja Katedral Jakarta
Tujuan Kedatangan Bangsa Spanyol di Indonesia: Eksplorasi Sejarah dan Dampaknya
6 Potret Amanda Caesa di Ultah ke-22, Parto Patrio Beri Kejutan Birthday Lunch
Banyuwangi Raih APBD Award dari Kemendagri, Penghargaan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah yang Terbaik
5 Fakta Terkait Perayaan Natal Nasional 2024 yang Bakal Digelar di Indonesia Arena