Twitter Rayakan Hari Perempuan Internasional

Twitter turut merayakan International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada hari ini, Rabu 8 Maret 2017.

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Mar 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2017, 16:30 WIB
Nge-tweet Hingga 10.000 Karakter di Twitter Bakal jadi Kenyataan
Penambahan karakter ini meningkat 70 kali lipat lebih besar dari pembatasan awal yang hanya dipatok di 140 karakter.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter turut merayakan International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada hari ini, Rabu, (8/3/2017). Dalam rangka merayakan hari istimewa ini, Twitter merilis emoji spesial untuk tagar #SheInspiresMe, #WomensDay, #IWD2017 dan #IWD, serta menggelar kampanye #SheInspiresMe sebagai bentuk penghargaan kepada para perempuan inspiratif.

Emoji spesial berupa simbol gender perempuan akan muncul, ketika pengguna mengetik tagar #SheInspiresMe, #WomensDay, #IWD2017 dan #IWD, di kolom tweet baru. Adapun Twitter memang kerap meluncurkan emoji khusus untuk merayakan hari-hari penting.

Emoji spesial dan kampanye #SheInspiresMe merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap perempuan. Menurut catatan Twitter, tweet yang mengangkat isu "feminisme" atau "hak-hak perempuan" pada 2016 lebih banyak 25 persen dibandingkan 2015. Sejauh ini, percakapan mengenai kedua isu tersebut pada 2017 meningkat dua kali lipat dalam periode yang sama pada tahun lalu.

"Di sepanjang tahun, aktivis dan masyarakat telah memanfaatkan Twitter sebagai tempat untuk mendiskusikan berbagai isu yang terkait dengan perempuan di komunitas, negara, dan industri mereka," kata Twitter dalam keterangan resminya.

Topik partisipasi perempuan serta kesetaraan dalam bekerja, yang menonjol di Twitter pada tahun ini, di antaranya #DressLikeAWoman di Amerika Serikat dengan lebih dari setengah juta tweet dalam beberapa hari, #WakingTheFeminist di Irlandia, #Planeta5050 di Brazil, dan #büyükanneprojesi di Turki. Keempatnya merupakan beberapa tagar yang digunakan dalam upaya untuk memecahkan permasalahan mengenai ketenagakerjaan.

Selain itu, isu mengenai keterlibatan perempuan dalam politik dan pemilih perempuan juga menjadi diskusi populer. Misalnya percakapan mengenai #NastyWoman di Amerika Serikat, #LabanLeni di Filipina, #Ploumen4women di Belanda, dan #BeraniPeduli di Indonesia. Para perempuan juga merasa terdorong untuk berani berbicara mengenai isu-isu politik dengan tagar #CanYouHearUsNow, untuk menarik perhatian para perempuan Muslim di Amerika Serikat, #BeraniPeduli untuk mengedukasi perempuan tentang politik dan memperjuangkan representasi perempuan dalam sistem politik, dan #Women4Election sebagai dukungan untuk perempuan Irlandia menjalankan usaha.

Topik lain yang juga bergaung keras adalah mengenai keamanan perempuan dan kesempatan perempuan untuk mengakses ruang publik secara bebas. #ActionsMatter adalah sebuah gerakan di Kanada yang didedikasikan untuk membasmi kekerasan terhadap perempuan dengan memberdayakan masyarakat dalam bersikap.

Di Amerika Serikat, tagar #WhyWomenDontReport memberikan ruang bagi perempuan untuk berbicara mengenai kekerasan seksual. Di Italia, #potreiessereio dan #èoradichiederescusa telah menciptakan kesadaran untuk tidak melakukan kekerasan kepada perempuan.

Sementara itu, tagar #IWillGoOut di India digunakan sebagai anjuran bagi para perempuan untuk tetap aman ketika berjalan sendirian, sedangkan tagar #tubuhkuotoritasku di Indonesia digunakan mengajak masyarakat menerima dan menghargai tubuh perempuan apa adanya, tanpa menghakimi.

Selain itu, ada juga jutaan tweet dengan beragam tagar yang bertujuan memberikan perhatian kepada para perempuan yang telah menginspirasi dengan berbagai pencapaian mereka. Aksi unjuk rasa #WomensMarch yang dilaksanakan pertama kali di Amerika Serikat pada Januari 2017, juga memberi dampak di Twitter. Pada hari pelaksanaan unjuk rasa tersebut, terdapat 11,5 juta tweet #WomensMarch dan afiliasi lokalnya. Aksi yang sama juga telah dilaksanakan di Jakarta. 

(Din/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya