Liputan6.com, Jakarta - Sekumpulan siswa jenius di Tiongkok telah dipilih untuk bergabung dalam program pelatihan pengembangan senjata dengan kecerdasan buatan (AI, artificial intelligence).
Beijing Institute of Technology (BIT) merekrut 31 anak di bawah 18 tahun untuk berpartisipasi dalam “Experimental Program for Intelligent Weapons Systems”.
Anak-anak tersebut terdiri dari 27 siswa laki-laki dan 4 perempuan. Berdasarkan keterangan situsnya, BIT telah menerima lebih dari 5 ribu pelamar.
Advertisement
Baca Juga
BIT merupakan salah satu institusi penelitian persenjataan terbaik di Tiongkok. Peluncuran program baru ini merupakan bukti Tiongkok sangat menaruh fokusnya pada pengembangan teknologi AI untuk penggunaan militer.
“Anak-anak ini begitu cemerlang, tapi cemerlang saja tidak cukup,” ujar seorang profesor BIT yang terlibat dalam proses perekrutan. Ia memilih untuk tidak disebutkan namanya dengan alasan sensitivitas subjek.
“Kami mencari kualitas lainnya seperti kemampuan berpikir kreatif, dorongan untuk bersaing, dan kegigihan saat menghadapi tantangan,” lanjutnya.
“Mereka juga harus memiliki semangat untuk mengembangkan senjata baru, dan mereka juga harus berjiwa patriot.”
Mengutip informasi South China Morning Post, Selasa (13/11/2018), BIT pada brosur programnya menuliskan setiap siswa akan dibimbing oleh dua ilmuwan senjata, satu dari latar belakang akademis dan yang satunya dari industri pertahanan.
Setelah menyelesaikan program singkat di semester pertama, para siswa akan diminta untuk memilih bidang khusus yang terdiri dari teknik mekanik, elektronik, atau desain senjata secara keseluruhan.
Mereka kemudian akan ditugaskan ke laboratorium pertahanan yang relevan, di mana mereka akan mengembangkan keahlian mereka lewat pengalaman langsung.
Kisah Siswa Terpilih
Salah satu siswa yang terpilih, Qi Yishen dari provinsi Shandong mengatakan, ia sudah tertarik dengan senjata sejak kecil dan senang membaca buku dan majalah tentang topik tersebut.
Saat menerima tawaran wawancara untuk program BIT, Qi Yishen tengah mempersiapkan diri untuk berkuliah di Tsinghua University, salah satu perguruan tinggi terbaik di Tiongkok.
Kunjungan pada kedua kampus tersebut jatuh pada hari yang sama dan pada akhirnya, Qi Yishen membulatkan keputusan. Ia mengaku, keputusannya juga dipengaruhi oleh ayahnya yang menginginkan dirinya bekerja di industri pertahanan.
BIT meluncurkan program tersebut di kantor pusatnya di Norinco, salah satu kontraktor pertahanan terbesar di China pada 28 Oktober.
Setelah menyelesaikan program 4 tahun tersebut, para siswa diharapkan akan melanjutkan ke program PhD dan menjadi pemimpin selanjutnya dari program persenjataan AI Tiongkok.
(Felicia Margaretha/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement