Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi ojek online Bonceng berkolabirasi dengan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI, menawarkan solusi bagi persoalan dan kesulitan pedagang kecil.
Di momen hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 ini, Bonceng mulai melepas fitur baru dengan nama Bonceng Pasar.
Melalui fitur ini, aplikasi besutan anak bangsa ini akan turut serta memasarkan barang-barang jualan milik para pedagang kecil di pasar-pasar tradisional. Dengan demikian, para konsumen bisa langsung belanja dari rumah dan diantarkan ke rumah oleh driver Bonceng.
Advertisement
Baca Juga
“Terubosan ini diambil karena kami terenyuh melihat ketidakberdayaan para pedagang pasar tradisional yang semakin terjepit dan terpinggirkan dengan gempuran ritel modern yang disokong modal jumbo. Pasar-pasar tradisional semakin sepi dan pedagang mulai kehilangan pelanggan,” ujar Faiz, CEO Bonceng dalam pernyataannya, Minggu (18/8/2019).
Bonceng Pasar akan membantu meningkatkan omzet pedagang kecil, mendekatkan pasar tradisional dengan kemajuan teknologi, memudahkan konsumen membeli produk-produk di pasar tradisional tanpa harus repot keluar rumah.
"Juga memudahkan masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional melalui aplikasi dan mendapatkan produk-produk yang lebih higienis, segar, dan murah," ucap Faiz menambahkan.
Dalam hal ini Bonceng menjamin setiap produk pasar tradisional melalui proses quality control yang teliti dan ketat. Sehingga produk-produk lokal pasar tradisional dapat sepenuhnya bersaing menghadapi produk impor.
"Kami berharap juga Bonceng Pasar menjadi satu simbol kemerdekaan bagi para pedagang pasar guna melawan ritel modern,” imbuh ketua IKAPPI, Abdullah Mansuri.
Verifikasi Pedagang
Saat ini, sejumlah pasar tradisional di Jabodetabek sudah terdata untuk ditampilkan di aplikasi Bonceng. Verifikasi pedagang-pedagang tengah berlangsung. Target jangka pendek, Bonceng akan menampilkan barang belanja dari ratusan pasar tradisional di Jabodetabek.
Bonceng optimistis terobosan ini akan mendapat atensi besar dari para konsumen. Selain itu, perusahaan berharap strategi yang dimunculkan ini dapat lebih menggerakkan ekonomi kecil dan menengah alias ekonomi rakyat.
Perlu diketahui, eksistensi Bonceng telah memasuki semester kedua di tahun pertamanya. Di tengah dominasi dua perusahaan transportasi online kelas raksasa, Bonceng tetap bertahan dan terus mendapatkan tempat di masyarakat.
Advertisement
Gandeng LinkAja
Saat ini, Bonceng tengah mengejar penyelesaian integrasi sistem pembayaran dengan LinkAja milik pemerintah agar mulai dapat beroperasi penuh dan mengaktifkan 55.000 lebih driver yang sudah mendaftar.
Faiz menyampaikan, selama semester pertama tahun ini, Bonceng terpaksa mem-freez semua aktivitas di lapangan. Ini disebabkan sejak awal Januari integrasi payment e-cash bank mandiri yang terhenti akibat kebijakan pemerintah membentuk LinkAja pada awal Januari.
LinkAja sendiri meluncur pada akhir Juni, dan baru membuka tunnel integrasi teknis dengan Bonceng mulai Juli 2019.
Kabar baiknya, selama semester pertama itu pula tim teknis Bonceng terus bergerak melakukan banyak inovasi pengembangan yang hasilnya juga akan dirilis pada waktu mendatang.
(Isk/Ysl)