NASA Digugat Perusahaan Antariksa Blue Origin Milik Jeff Bezos, Kenapa?

Blue Origin milik Jeff Bezos sebelumnya telah memprotes keputusan NASA memilih SpaceX untuk "menemani" mereka ke Bulan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Agu 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2021, 19:00 WIB
FOTO: Jeff Bezos Mundur dari CEO Amazon
CEO Amazon Jeff Bezos memperkenalkan Kindle Touch baru di New York, Amerika Serikat, 28 September 2011. Posisi Jeff Bezos sebagai CEO Amazon akan digantikan CEO AWS Andy Jassy. (EMMANUEL DUNAND/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Blue Origin milik Jeff Bezos menggugat badan antariksa Amerika Serikat National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Pasalnya, NASA memutuskan untuk memberikan kontrak pendaratan di Bulan senilai USD 2,9 miliar atau sekitar Rp 41 triliun ke SpaceX milik Elon Musk.

Seperti yang sudah diketahui, SpaceX selama ini dikenal sebagai rival perusahaan antariksa Blue Origin.

Gugatan yang diajukan pada Jumat pekan lalu ke US Court of Federal Claims di Washington, DC ini menandai meningkatkan protes Blue Origin atas kontrak yang diberikan pada bulan April tersebut.

Dilansir dari New York Post, Selasa (17/8/2021), badan antariksa AS itu pun harus mengajukan tanggapan atas gugatan tersebut paling lambat pada 12 Oktober 2021.

Juru bicara Blue Origin mengatakan, mereka percaya "masalah yang diidentifikasi dalam pengadaan ini dan hasilnya, harus ditangani untuk memulihkan keadilan, menciptakan persaingan, dan memastikan kembali ke Bulan dengan aman bagi Amerika."

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rincian Kasus Sedang Ditinjau

Ilustrasi SpaceX
Launch Pad 39A di NASA's Kennedy Space Center in Florida. Kredit: SpaceX

Sementara itu, juru bicara NASA, Monica Witt mengatakan, para petinggi saat ini sedang meninjau rincian kasus tersebut.

"NASA berkomitmen untuk program Artemis dan demi mempertahankan kepemimpinan global bangsa dalam eksplorasi ruang angkasa," kata Witt.

"Bersama mitra, kami akan pergi ke Bulan dan tinggal untuk memungkinkan penyelidikan sains, mengembangkan teknologi baru, dan menciptakan pekerjaan bergaji tinggi untuk kebaikan yang lebih besar dan dalam persiapan mengirim astronot ke Mars."

Witt mengatakan, mereka akan memberikan pembaruan tentang rencana ke depan untuk kembali ke bulan secepat dan seaman mungkin di bawah Artemis.

Sebelumnya, NASA sempat mempertimbangkan tawaran Blue Origin untuk kontrak kedua dari Human Lander System.

Blue Origin, SpaceX dan Dynetics telah menawar kontrak untuk sistem tersebut, yang dipandang sebagai bagian penting dari rencana NASA mengembalikan astronot AS ke bulan pada 2024.

Persaingan Blue Origin dan SpaceX

Orang Terkaya Dunia
Orang Terkaya Dunia atau Miliarder Jeff Bezos dan Elon Musk. (AFP)

Namun di bulan April lalu, NASA memberikan kontrak tunggal senilai US$ 2,89 miliar kepada SpaceX, serta menugaskan perusahaan Elon Musk itu untuk membangun pendarat bulan berawak berikutnya.

Blue Origin pun mengeluarkan keluhan mereka, dengan alasan tidak diberikan kesempatan merevisi harga selama kompetisi. Tidak seperti SpaceX.

Blue Origin sempat mencoba untuk bergabung ke proyek itu. Tiga pekan lalu, mereka juga menawarkan akan menutupi biaya hingga miliaran dolar jika NASA memberikan mereka kontrak paralel dengan yang diterima SpaceX.

Dalam suratnya ke NASA, Bezos juga mengatakan perusahaan akan membayar misi demonstrasi ke orbit rendah Bumi jika agensi memberikan perusahaan kontrak Human Lander System dengan hargatetap.

Gara-gara hal ini, Blue Origin pun kerap menyerang SpaceX. Mereka pekan lalu merilis infografis yang menyebut bahwa Starship SpaceX adalah "kendaraan peluncuran yang tidak pernah terbang ke orbit dan masih dirancang."

(Gio/Ysl)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya