Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk menjadi sorotan warganet dunia setelah dirinya menantang duel Presiden Rusia, Vladimir Putin. Tantangan tersebut ia umumkan melalui akun Twitter miliknya.
Tak tanggung-tanggung, dalam unggahannya, ia menyebut Ukraina yang menjadi taruhan dalam tantangan ini. "Dengan ini saya menantang Vladimir Putin untuk tarung satu lawan satu. Ukraina taruhannya," tulis akun @elonmusk.
Baca Juga
Yang menarik, seperti dikutip dari Fortune, Rabu (16/3/2022), Musk menuliskan nama Vladimir Putin dan Ukraina dalam aksara Sirilik. Namun, nama Putin ditulis dalam Bahasa Rusia, sedangkan Ukraina dalam Bahasa Ukraina.
Advertisement
Penggunaan bahasa yang berbeda ini disebut sebagai bentuk dukungan CEO Tesla tersebut pada Ukraina. Kendati demikian, belum ada tanggapan dari Presiden Putin yang menjawab tantangan duel tersebut.
Satu-satunya respons diberikan oleh Kepala Badan Antarika Rusia, Dmitry Rogozin. Ia menuliskan,"Kau, anak nakal, masih muda. Bertarung dengan saya, orang lemah. Meski itu hanya akan buang-buang waktu," tulisnya di Twitter.
Selain itu, pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov melalui unggahan di Telegram menyebut Elon sebaiknya tidak mengadu kekuatan dengan Putin. Sebab, mereka tidak sebanding.
Dengan setengah mengejek, ia menyebut Elon yang dipanggil Elona harus berlatih lebih dulu untuk bisa menjadi brutal. Ia menyarankan agar pria terkaya di dunia itu berlatih lebih dulu di sejumlah pusat pelatihan di Chenchnya.
Sementara itu, beberapa pimpinan Ukraina memuji tweet Elon tersebut. Salah satunya adalah walikota Kiev ibukota Ukraina yang juga dikenal sebagai petinju.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov juga menuliskan dukungan senada. "Saya yakni Elon Musk dapat mengirim Putin ke Jupiter," tulisnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Elon Musk Tolak Blokir Media Rusia di Layanan Internet Starlink
Sebelumnya, orang terkaya di dunia Elon Musk menyatakan tidak akan melakukan pemblokiran terhadap media-media Rusia di layanan satelit Starlink.
Pernyataan ini disampaikan oleh CEO SpaceX tersebut melalui akun Twitter resminya pada Sabtu pekan lalu, seperti dikutip Senin (7/3/2022).
"Starlink diminta oleh beberapa pemerintahan (bukan Ukraina) untuk memblokir sumber media Rusia," cuit pria yang juga bos Tesla itu di akunnya @elonmusk.
"Kami tidak akan melakukannya kecuali sedang ditodong senjata. Maaf karena sudah menjadi penganut absolut kebebasan berbicara," Elon Musk menambahkan di Tweet-nya.
Mengutip dari Space, permintaan kepada Starlink datang usai Rusia melanjutkan operasi militer mereka di Ukraina, yang membuat banyak negara menerapkan sanksi ekonomi kepada negara itu.
Advertisement
Elon Musk Kirimkan Starlink untuk Ukraina
Mengutip Engadget, 27 Februari lalu, Uni Eropa menyatakan akan melarang media yang didukung pemerintah Rusia, karena dianggap berperan menyebarkan informasi yang salah dan "kebohongan untuk membenarkan perang Putin."
Beberapa perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft, sudah melakukan pemblokiran media-media yang didukung oleh pemerintah Rusia seperti RT dan Sputnik.
Mengesampingkan Ukraina, Musk tidak mengungkapkan negara mana yang meminta Starlink untuk memblokir media-media Rusia.
Walau tidak melakukan pemblokiran terhadap media Rusia, Elon Musk sebelumnya telah mengirimkan satelit Starlink milik SpaceX ke Ukraina, untuk menopang koneksi internet di negara itu yang terganggu.
Hal itu disampaikan CEO SpaceX Elon Musk, setelah panggilan bantuan dari Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov pada Sabtu (26/2/2022).
(Dam/Ysl)