Liputan6.com, Jakarta - Artis peran Hollywood asal Israel yang terkenal akan perannya sebagai Diana Prince di Wonder Woman, Gal Gadot, mengunggah dukungan untuk negaranya Israel di tengah konflik menegangkan antara Israel dan Palestina.
Melalui unggahan di akun Instagram centang birunya, Gal Gadot mengunggah gambar bintang David yang merupakan lambang negara Israel, dengan tulisan "I stand with Israel".
Baca Juga
"Saya berdiri bersama Israel, dan kamu juga harusnya begitu. Dunia tidak bisa berdiam saat tindakan teror mengerikan seperti ini terjadi!" kata Gal Gadot dalam keterangan foto tersebut di Instagram.
Advertisement
Unggahan Gal Gadot di tengah konflik antara kelompok Hamas dan tentara Israel di Gaza ini menyedot lebih dari 673 ribu tanda suka. Sementara jumlah komentar di sana lebih dari 47 ribu komentar.
Unggahan itu juga menuai pro dan kontra dari warganet, termasuk dari penggemarnya. Pasalnya, sebagian orang mendukung unggahan salah satu pemeran di Fast and Furious itu. Sementara, sebagian lainnya justru menganggap kalau Palestina-lah yang justru perlu didukung.
"Israel akan tetap menjadi sebuah bangsa tanda tanah air. Palestina akan tetap merdeka, penduduknya akan tetap merdeka dan ini akan tetap menjadi tanah Arab Palestina. Hiduplah Palestina merdeka," kata seorang warganet yang memberikan dukungan ke Palestina.
Warganet lain yang merupakan fans Gal Gadot tetapi pendukung Palestina menyebut unggahan Instagram Gal Gadot itu bias.
Fans Tak Sepakat dengan Gal Gadot
"Bias! Tanah yang Anda dukung adalah milik rakyat Palestina yang tak bersalah, saya adalah penggemar Anda, tetapi jelas Anda mendukung kekerasan," kata seorang fans yang tak sependapat dengan Gadot.
Netizen lain mengaku sebelumnya ia fans Gal Gadot, tapi belakangan justru sebaliknya.
"Saya adalah penggemar berat kamu sebelum unggahan ini. Saya mendukung Palestina dan dunia muslim. Israel adalah negara teroris, Anda menyebut orang Arab yang berjuang untuk Palestina sebagai teroris, tetapi justru Israel," kata netizen tersebut.
Ada juga yang menyebut Gal Gadot justru berdiri mendukung penindasan dan pembunuhan.
"Kenapa kamu tidak berdiri menentang orang-orang kamu ketika mereka membunuh ribuan perempuan dan anak-anak Palestina tanpa alasan apa pun," keluh seorang warganet.
Meski begitu, ada sejumlah komentar juga yang mendukung unggahan Gal Gadot dalam membela Israel.
Berbagai pesan dukungan hingga lambang bendera Israel juga terlihat diunggah di kolom komentar Instagram Gal Gadot.
Ini bukan pertama kalinya Gal Gadot mengunggah posting-an yang mendukung Israel dan mendapatkan banyak komentar tak setuju dari warganet.
Advertisement
Hamas Serang Sistem Pertahanan Iron Dome Israel
Sementara itu saat ini, Israel sedang berperang menyusul serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok Hamas. Lebih dari 5.000 roket ditembakkan ke arah Israel dari Jalur Gaza yang dikuasai Hamas hanya dalam 20 menit setelah Israel mengumumkan Operation Al-Aqsa Flood.
Sirene serangan udara di seluruh Israel memecah keheningan pagi dan sistem Iron Dome, salah satu sistem pertahanan udara terbaik di dunia, kembali beraksi.
Menurut laporan NDTV, dalam visual yang dramatis, Iron Dome menghancurkan roket di udara dan langit diterangi dengan semburan suar. Namun kali ini, skala serangannya belum pernah terjadi sebelumnya.
Apa itu sistem Iron Dome?
Sistem Iron Dome adalah sistem pertahanan udara jarak pendek darat-ke-udara yang dikerahkan di beberapa wilayah negara untuk melawan serangan roket, mortir, peluru artileri, dan Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV) dalam jarak dekat.
Sistem pertahanan udara ini memiliki jangkauan kurang lebih 70 km dan mempunyai tiga komponen sentral yang membentuk satu kesatuan, yaitu; Radar Deteksi dan Pelacakan, Manajemen Pertempuran dan Pengendalian Senjata serta Peluncur Rudal yang dipersenjatai dengan 20 Rudal Tamir.
Sistem ini telah melindungi Israel sejak tahun 2011. Selama konflik Lebanon tahun 2006, ribuan roket ditembakkan oleh Hizbullah dan beberapa wilayah utara termasuk Haifa diserang, menewaskan banyak orang. Serangan tahun 2006 mendorong Israel untuk mengembangkan sistem pertahanan udaranya sendiri.
Kerja Sistem Pertahanan Israel Iron Dome
Bagaimana Iron Dome Bekerja?
Ketika sebuah roket ditembakkan ke arah Israel, radar Deteksi dan Pelacakan mendeteksi lintasan yang masuk dan menyampaikan informasi tersebut ke sistem kendali senjata, yang melakukan perhitungan yang cepat dan rumit untuk mendeteksi lintasan, kecepatan, dan perkiraan sasaran roket.
Jika roket Hamas yang masuk diarahkan ke daerah berpenduduk atau tempat strategis, peluncur secara otomatis menembakkan Rudal Tamir dan roket tersebut dihancurkan di udara untuk menetralisir ancaman tersebut. Satu baterai terdiri dari tiga-empat peluncur dan Israel memiliki setidaknya 10.Â
Produsen sistem Iron Dome – Rafael Advanced Defense System mengklaim bahwa sistem ini memiliki tingkat keberhasilan 90 persen dan memiliki lebih dari 2.000 intersepsi hingga saat ini.
Advertisement
Kali Ini, Rentetan Roket Hamas Serang Iron Dome
Sistem pertahanan udara yang hampir sempurna ternyata dikalahkan setelah rentetan roket dari Hamas. Selama beberapa tahun, kelompok teroris Hamas berusaha mencari kelemahan sistem Iron Dome.Â
Mereka sebagian besar berhasil melakukannya dengan membanjiri sistem dengan serangan roket Salvo (beberapa roket diluncurkan dalam rentang waktu singkat), sehingga menyulitkan sistem kendali untuk mencegat semua target. Kali ini, lebih dari 5.000 roket diluncurkan hanya dalam 20 menit.
Hamas terus mengembangkan teknologi roket mentahnya dan selama bertahun-tahun telah meningkatkan jangkauannya hingga mencakup kota-kota besar Israel termasuk Tel Aviv dan bahkan Yerusalem.
Roket yang diluncurkan Hamas jauh lebih murah dibandingkan rudal Tamir yang ditembakkan untuk mencegatnya. Bagi Israel, nilai Iron Dome memperluas analisis biayanya. Senjata ini telah membuktikan dirinya di masa lalu bahwa senjata ini dapat menetralisir target dan menyelamatkan nyawa.
Selama konflik dengan Hamas pada tahun 2012, Israel mengklaim bahwa 85 persen dari 400 roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, menuju wilayah sipil dan strategis, berhasil dibalas.
Selama konflik tahun 2014, lebih dari 4.500 roket ditembakkan oleh Hamas selama beberapa hari. Lebih dari 800 dicegat dan sekitar 735 ditembak jatuh, tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen.
Â