Inggris-Indonesia Rilis Panduan Disabilitas Digital untuk Ketenagakerjaan dan UMKM

Kedutaan Besar Inggris bersama AlunJiva Indonesia panduan mengenai disabilitas berbasis digital di acara Tech to Empower Summit

oleh Iskandar diperbarui 20 Jan 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2024, 13:00 WIB
Peluncuran panduan mengenai disabilitas berbasis digital di acara Tech to Empower Summit. Dok: Kedutaan Besar Inggris
Peluncuran panduan mengenai disabilitas berbasis digital di acara Tech to Empower Summit. Dok: Kedutaan Besar Inggris

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Inggris bersama AlunJiva Indonesia menggelar Tech to Empower Summit yang ketiga di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada Kamis (18/1/2024).

Dalam acara ini diluncurkan panduan mengenai disabilitas berbasis digital yang dikembangkan sebagai bagian dari program Tech to Empower yang terdiri dari panduan untuk mempromosikan kesempatan kerja yang setara, serta panduan untuk mendukung entrepreneur penyandang disabilitas.

Chargé d’Affaires Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Matthew Downing, mengatakan inisiatif Digital Access Programme Inggris, seperti Tech to Empower, memberikan peluang bagi industri, pemerintah, dan masyarakat untuk meniru praktik-praktik terbaik negara Inggris yang sukses dalam memprioritaskan inklusi disabilitas.

"Kegiatan ini menciptakan perubahan yang berarti dengan melibatkan pengusaha untuk mengadvokasi lingkungan kerja yang inklusif dan mudah diakses, sebagai upaya untuk menghilangkan hambatan dan memperjuangkan kontribusi yang berharga dari penyandang disabilitas dalam dunia kerja di Indonesia," ujar Downing melalui keterangannya, Sabtu (20/1/2023).

Pada kesempatan sama, Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah, menegaskan pemerintah telah berkomitmen untuk melakukan percepatan dan pemantauan atas prinsip-prinsip G20 untuk integrasi pasar tenaga kerja penyandang disabilitas yang inklusi.

Sementara, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI Teten Masduki, mengatakan dukungan terhadap pembangunan dan pemberdayaan penyandang disabilitas di Indonesia, meliputi upaya Kementerian Koperasi dan UKM dalam memfasilitasi kegiatan penguatan kapasitas ketenagakerjaan melalui kegiatan vokasi bagi penyandang disabilitas.

"Lalu peluang kolaborasi Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Alunjiva Indonesia dan pihak terkait lainnya untuk membangun ekosistem bisnis inklusif bagi penyandang disabilitas," ucapnya menambahkan.

Kolaborasi Jadi Kunci Keberhasilan

Tech to Empower Summit. Dok: Kedutaan Besar Inggris
Tech to Empower Summit. Dok: Kedutaan Besar Inggris

Co-Founder Alunjiva Indonesia, Fany Efrita, menyebut kolaborasi menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan ekosistem Indonesia yang inklusif.

"Melalui keterlibatan aktif para stakeholder, 'Kolaborasi Pentahelix menuju Indonesia Inklusif' dapat membuka peluang untuk mendorong partisipasi digital, peningkatan kapasitas serta kesempatan kerja yang setara dan berdaya bagi penyandang disabilitas," tuturnya.

Tech to Empower Summit sendiri membahas beberapa hal seperti pelatihan keterampilan digital, personal branding, dan strategi wawancara yang semuanya melibatkan tokoh-tokoh industri, serta acara talkshow terkait karier dan networking.

Secara paralel, diadakan pula job fair bersama 10 mitra perusahaan yang menawarkan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Acara ini juga menyediakan wadah bagi UMKM penyandang disabilitas untuk memamerkan bisnis mereka.

Terinspirasi dari kepemimpinan Inggris dalam hal inklusi dan keberagaman, program Tech to Empower dikembangkan pada tahap awal pandemi Covid-19 dengan tujuan mendukung komunitas marginal di Indonesia.

Fokus utamanya adalah meningkatkan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, yang dibangun berdasarkan komitmen Inggris untuk mendorong peningkatan inklusi disabilitas.

 

Rangkul 950 Penyandang Disabilitas

Tech to Empower Summit. Dok: Kedutaan Besar Inggris
Tech to Empower Summit. Dok: Kedutaan Besar Inggris

Melalui inisiatif seperti program pelatihan kejuruan, peningkatan akomodasi tempat kerja, dan kolaborasi dengan dunia usaha, pemerintah Inggris, bersama dengan para mitranya, bertujuan untuk membantu menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi para penyandang disabilitas.

Dengan melakukan hal ini, pemerintah Inggris berharap dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia di Indonesia.

Sebanyak 950 penyandang disabilitas di seluruh Indonesia telah mengikuti program Tech to Empower sejak dimulai pada tahun 2020.

Para peserta menjalani pelatihan keterampilan digital dan kewirausahaan, berpartisipasi dalam pameran UMKM untuk memamerkan bisnis mereka, dan juga job fair untuk pencari kerja penyandang disabilitas.

 

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya