NTB Mulai Genjot Ekspor Komoditas Selain Tambang

Ekspor NTB masih didominasi sektor pertambangan, terutama yang dilakukan PT Newmont dengan porsi mencapai 99,6 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Nov 2014, 15:30 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2014, 15:30 WIB
Rumput Laut
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Meski punya potensi alam yang besar, namun volume ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) dinilai masih sangat kecil.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB menyebutkan, ekspor provinsi tersebut masih didominasi sektor pertambangan, terutama yang dilakukan PT Newmont dengan porsi mencapai 99,6 persen dari total ekspor.

"Meski masih terkendala dengan berbagai hal, kita akan upayakan agar pelaku usaha NTB bisa melakukan ekspor, tidak untuk sektor pertambangan saja. Industri Kecil Menengah (IKM) pun kita arahkan agar bisa menghasilkan produk olahan," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB, Lalu Imam Maliki dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Kamis (13/11/2014).

Imam mengatakan, karena belum memiliki pelabuhan khusus untuk ekspor, komoditas NTB biasanya diekspor melalui daerah lain dan masih mengandalkan perdagangan antar pulau.

Meski demikian, hal tersebut seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mengembangkan potensi ekspor.

"NTB menghasilkan banyak rumput laut tapi yang diekspor masih dalam bentuk raw material, diperdagangkan antar pulau dan diekspor melalui daerah lain. Tidak sedikit pula pelaku ekspor banyak yang menyerahkan sepenuhnya kepengurusan dokumen ekspor ke pihak lain," ungkap Imam.

Pihaknya juga mengatakan untuk mendorong industri pengolahan, ke depan akan dibangun kawasan industri kecil menengah yang terintegrasi di NTB agar potensi komoditas industri dan ekspor bisa didorong dengan cepat.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Modal Ventura dan Pembiayaan alternatif Safari Azis mengatakan sapi, jagung dan rumput laut adalah komoditas yang dinilai sangat berpotensi untuk diangkat di daerah NTB di luar sektor pertambangan.

Menurut dia, dukungan keringanan pajak ekspor dan biaya-biaya lainnya sangat diperlukan untuk menggairahkan para pengusaha lokal.

"Untuk dapat melakukan ekspor, para pelaku usaha dipersyaratkan memiliki keahlian logistik, manajemen ekspor, pemasaran hukum perdagangan internasional hingga ke pembiayaannya. Kadin sendiri telah membentuk lembaga pembiayaan khusus, Palapa Nusantara Berdikari untuk mendorong pelaku pengolahan komoditas unggulan daerah, terutama yang sudah bisa melakukan ekspor. Kita juga gandeng pihak perbankan untuk akses kredit dan asuransi ekspornya," kata dia.

Sementara itu, Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan RI Dody Edward menyebutkan, untuk promosi pasar luar negeri saat ini terdapat 25 atase perdagangan dan 19 Indonesian Trade and Promotion Center (ITPC) yang tersebar di bebrbagai negara.

"Akses pasar akan kita fasilitasi, demikian halnya untuk design produk kita akan dampingi supaya bisa bersaing. Kemendag akan membangun trading house yang fungsinya nanti sebagai hub dan supply chain produk-produk Indonesia di luar negeri," tandas dia. (Dny/Nrm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya