Tanpa Listrik, Mesin Pendingin Buat Nelayan Cuma Jadi Lemari Baju

Indonesia mempunyai sumber daya alam penghasil energi listrik. Sayangnya, sumber energi tersebut justru dikeruk dan dieskpor secara agresif

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 06 Des 2014, 15:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2014, 15:00 WIB
Ilustrasi tarif Listrik Naik
Ilustrasi tarif Listrik Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Palu - Indonesia mempunyai sumber daya alam penghasil energi listrik. Sayangnya, sumber energi tersebut justru dikeruk dan dieskpor secara agresif ke negara lain. Akibatnya, negara ini mengalami defisit listrik.

"Sumber energi kita malah diproduksi di negara lain, sementara daerah yang diambil sumber daya alamnya terkena pemadaman listrik bergilir," tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Andrinof A Chaniago di acara Musrenbang Regional, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/12/2014).

Tanpa listrik, tegas dia, Indonesia tak mampu menciptakan pembangunan ekonomi berkualitas dan mensejahterakan masyarakat.

Karena salah satu pertimbangan investor masuk menanamkan modalnya ke sebuah negara dilihat dari ketersediaan pasokan listrik.

"Kalau nggak ada listrik, mana mau orang investasi, bangun kawasan industri. Buat apa bikin coldstorage (mesin pendingin) besar, jika nggak ada listrik. Itu malah jadi lemari pakaian atau cuma buat naruh kelapa," papar dia.

Untuk itu, dijelaskan Andrinof, pemerintah fokus untuk mengejar pembangunan pembangkit listrik berkapasitas hingga 35 ribu megawatt (Mw). Salah satunya menyederhanakan dan memudahkan perizinan investasi pembangkit listrik.

"Karena ada puluhan pembangunan pembangkit listrik terkatung-katung tiga sampai lima tahun. (Penyederhanaan) ini dijanjikan pemerintah pusat," ucapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan terus menggenjot proyek pembangkit guna memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Berdasarkan data Bappenas, Sabtu (22/11/2014), ada beberapa proyek prioritas di bidang kelistrikan dan untuk mengatasi krisis listrik di negeri ini.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy S Priatna mengatakan pemerintah telah merancang beberapa proyek termasuk di bidang kelistrikan.

Proyek tersebut antara lain, mempercepat penyelesaian beberapa pembangkit listrik 10.000 MW, di mana yang belum selesai sekitar 2.191 MW.

Pembangkit yang dibangun seperti PLTU Adipala, PLTU Tanjung Awar-Awar, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Tenayan, PLTU Bangka Baru, PLTU Belitung, PLTU Parit Baru, PLTU Bengkayang, PLTU Pulang Pisau, PLTU Teluk Balikpapan, PLTU Anggrek Gorontalo, PLTU Bima, PLTU Lombok, PLTU Ende, PLTU Kupang, PLTU Tidore, PLTU Ambon dan PLTU Jayapura.

Kemudian pembangunan PLTU combyne/Close Cycle PLTGU Muara Karang, Muara Tawar, Tanjung Priok, dan PLTGU Grati Pasuruan dengan total kapasitas sekitar 2.000 MW.

Selain itu, mempercepat pembangunan PLTU skala besar di Jawa yaitu Jawa Barat (Bojonegara), Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mencapai sekitar 10.000 MW mencapai sekitar 10.000 MW (termasuk PLTU Cilacap (5x1000 MW).

Mempercepat pembangunan PLTU Mulut Tambang 8,9, 10 (termasuk transmisi HVDC Jawa-Sumatera 500 kV), PLTU Indramayu 1000 MW, PLTU Batang Jateng 2x1000 MW, mempercepat Pembangunan beberapa PLTU ekstension Cirebon 1000 MW dan Suralaya 1000 MW.

Adapula pembangunan berbagai PLTU lainnya yang telah direncanakan (PLTU, PLTP, PLTA) dan lain. (Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya