Orang Kaya China Bertambah, RI Berpotensi Ekspor Produk Kreatif

Berdasarkan data BPS, ekspor non migas Indonesia ke China mencapai US$ 1,17 miliar pada April 2015.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Mei 2015, 14:29 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2015, 14:29 WIB
Ekspor Impor 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Indonesia masih berpeluang ekspor berbagai produk non tradisional ke China meski pertumbuhan ekonominya tengah melambat. Produk non tradisional itu mulai dari buah-buahan tropis sampai produk kreatif.  

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, perekonomian China saat ini tercatat nomor dua terbesar di dunia. Dengan basis penduduk besar, Indonesia mempunyai angin segar untuk menggenjot volume maupun nilai ekspor ke China.

"Belum semua produk kita masuk ke China, seperti yang non tradisional. Simpel saja, kita punya variasi buah-buahan tropis, seperti mangga, pisang, manggis, salak, duren. Jangan cuma duren montong saja, jenis duren kita banyak," terang dia di kantornya, Jakarta, Jumat (15/5/2015).

Sasmito menjelaskan, Indonesia terkenal dengan beragam produk eksotik, produk kreatif yang bisa masuk ke pasar China bersaing dengan negara lain.

"Orang kaya China semakin banyak. Mereka senang dengan produk eksotik, produk kreatif Indonesia. Ini kita manfaatkan genjot penetrasi ekspor, karena mengandalkan ekspor produk tradisional susah," terang dia.

Dari data BPS, ekspor non migas Indonesia ke China pada April 2015 sebesar US$ 1,17 miliar atau naik 6,28 persen dari realisasi Maret lalu sebesar US$ 1,10 miliar.

Sementara nilai ekspor non migas Indonesia ke China sepanjang Januari-April 2015 anjlok 30,56 persen menjadi US$ 4,31 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 6,20 miliar. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya