Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya memasang target perolehan devisa dari sektor pariwisata mencapai lebih dari US$ 20 miliar dalam kurun waktu 5 tahun. Dengan devisa tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diharapkan kembali bangkit.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli mengatakan hal itu usai bertemu dengan Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Baca Juga
Dia mengungkapkan, pemerintah mematok target kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) menjadi 10 juta pada tahun ini. Sementara target devisa yang bisa dicetak dari turis tahun ini senilai US$ 10 miliar.
Advertisement
"Jika lima tahun mendatang ditargetkan jumlah wisman yang datang ke Indonesia 20 juta orang, maka devisa yang masuk lebih dari US$ 20 miliar. Dengan devisa itu bisa memperkuat rupiah, meski butuh waktu ya," jelas dia di kantornya, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Rizal menuturkan, sektor pariwisata merupakan sektor paling mudah menciptakan lapangan kerja. Kebutuhan investasinya pun, Rizal menuturkan, hanya US$ 3 ribu per orang atau jauh lebih rendah dari investasi di industri padat modal yang memerlukan US$ 100 ribu per orang.
"Kalau sektor pariwisata tumbuh, maka industri perhubungan, kerajinan dan industri kreatif bakal tumbuh. Pariwisata itu adalah sektor yang bisa menjadi sumber devisa, dan pada suatu saat nanti terbesar di Tanah Air," terang dia.
Rizal berharap, Indonesia bisa mandiri di sektor pariwisata, bahkan mencontoh negara lain yang mampu hidup hanya mengandalkan sektor pariwisata. Sebagai contoh, dia menyebut, negara Eropa Selatan, Spanyol, Yunani, Italia dan Turki yang mampu mendulang pertumbuhan di sektor pariwisata sangat besar. (Fik/Ahm)