5 Hal yang Diperhatikan agar Bebas Jerat Utang

Berikut lima alasan kenapa seseorang tidak dapat keluar dari lilitan utang.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Mar 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2016, 12:00 WIB
20151103-Ilustrasi Mengelola Perencanaan Keuangan (iStockphoto)
Ilustrasi Mengelola Perencanaan Keuangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda merasa tidak pernah bisa keluar dari kubangan utang? Apakah Anda sangat mudah terlilit utang? Tenanglah, karena Anda tidak sendirian.

Akan tetapi, minimal hindari beberapa kebiasaan ini agar Anda tidak terjebak utang makin dalam. Lantaran tidak sedikit orang yang terlilit utang tapi tidak tahu jalan keluar.

Berikut lima alasan umum kenapa hal itu terjadi seperti dikutip dari www.cekaja.com, Selasa (8/3/2016):

1. Tidak Ingat Jumlah Pinjaman

Tidak bisa dipungkiri, banyak orang yang mengeluh tentang kondisi finansial sebagian besar di antaranya tidak ingat berapa jumlah pinjaman yang mereka punya.

Hasilnya, mereka tidak tahu berapa lama untuk melunasinya dan tidak sadar jika utang tersebut mencegahnya dari kesuksesan finansial. Misalnya agar pensiun lebih sejahtera. Jadi, jika Anda tidak menghitung berapa jumlah utangmu, Anda tidak bisa membuat strategi untuk melunasinya.

(Baca juga: Hal Sepele yang Bisa Membuatmu Sering Terjerat Utang)

2. Membayar Cicilan dalam Jumlah Minimum

Membayar cicilan dalam jumlah minimum jelas membuatmu terjebak dalam utang lebih lama. Semakin kecil Anda bayar, semakin lama utang tersebut lunas.

Kalau Anda tidak bisa langsung melunasi, lebihkan pembayaran setiap bulan. Mungkin awalnya terasa menyengsarakan, tapi sebenarnya Anda sedang berhemat lebih banyak rupiah untuk masa depan.

3. Tidak Bisa Berkata 'Tidak' pada Anak

Leslie H. Tayne, seorang pengacara yang khusus menangani kasus utang piutang, mengungkap jika banyak klien yang telah berkeluarga terlilit utang karena anak mereka.

Maksudnya, mereka meminjam uang untuk membeli sesuatu di luar kemampuan, mulai dari biaya les anak, mainan, sampai uang sekolah. Anak memang merupakan investasi. Tapi penting untuk memberi tahu mereka bahwa tidak semua hal bisa dibeli. (Baca juga: Strategi untuk Memulai Bisnis Online)

 4. Tidak Punya Simpanan Darurat

Biaya rumah sakit, kerusakan rumah, atau kehilangan pekerjaan tiba-tiba bisa merusak kondisi keuangan siapa saja. Namun, berdasarkan survei Bankrate.com, hanya 38 persen dari peserta survei punya simpanan emergensi untuk digunakan saat kejadian tak terduga.

Sebanyak 28 persen akan meminjam uang dari keluarga atau teman, atau berutang ke kartu kredit. Pada akhirnya, Anda bisa tenggelam dalam kubangan utang jika terlalu sering meminjam uang.

5. Merasa tidak bersalah menghabiskan uang berlebihan

Banyak orang jatuh ke dalam jebakan membeli sesuatu karena mereka pikir mereka berhak mendapatkannya, meskipun sebenarnya mereka tidak mampu. Misalnya, karena baru diangkat jadi manajer, Anda merasa harus mengendarai mobil yang lebih bagus. (Baca juga: Lima Kebiasaan Ini Bisa Membuatmu Terbebas dari Utang)

Anda pun mengajukan cicilan dengan tenor panjang meskipun ada kebutuhan lain yang lebih mendesak. Tak masalah sebenarnya memberi hadiah untuk diri sendiri. Namun saat membelinya, bayarlah secara tunai. (Ahm/Ndw)

 


Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini 

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya