Pertamina Jajaki Ekspor Solar

PT Pertamina (Persero) mengklaim sudah tidak mengimpor Solar lagi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Apr 2016, 16:53 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2016, 16:53 WIB
Ilustrasi Solar naik (3)
Ilustrasi Solar naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengklaim bahwa perusahaan sudah tidak mengimpor Solar lagi. Hal tersebut bisa dilakukan karena terjadi penurunan konsumsi pada dua bulan terakhir. Bahkan karena kelebihan pasokan, Pertamina berencana untuk ekspor Solar. 

Direktur Pemasaran Pertamina Rachmat Hardadi mengatakan, sejak awal Maret 2016 kemarin, fasilitas pengelolaan minyak mentah (kilang) milik Pertamina mengalami kelebihan pasokan. Oleh karena itu, perseroan memutuskan untuk tidak lau mengimpor Solar untuk memenuhi kebutuhan.

"Hari-hari ini kami sudah kelebihan Solar. Jadi impor Solar‎ stop," kata Hardadi, di Jakarta, Rabu (20/4/2016). Ia melanjutkan, penyebab pasokan Solar milik Pertamina berlebih karena dalam beberapa bulan terakhir terjadi penurunan konsumsi.

Menurut Hardadi, konsumsi Solar di masyarakat menurun karena terjadi perlambatan ekonomi. Selama ini Solar banyak digunakan untuk sektor industri dan juga sektor transportasi. Ekonomi yang melambat membuat produksi industri menurun. Hal yang sama juga terjadi di sektor transportasi.

Akibatnya, produksi Solar di kilang Pertamina pun tidak ada yang menyerap sehingga mengakibatkan kelebihan pasokan. Untuk beberapa periode ke depan, Pertamina memutuskan untuk tetap belum mengimpor Solar hingga sudah terlihat pertambahan permintaan. 

"Jadi Solar tidak impor bukan karena ada produk baru sehingga konsumen berpindah, tapi memang serapan dari konsumsi turun. Industri sedang lesu‎," tutur Hardadi.

Penurunan kegiatan yang paling menonjol terjadi pada sektor pertambangan, karena menurunnya harga komoditas tambang.‎ "Paling menonjol daerah Kalimantan, pertambangan kan anjlok banget," ungkapnya.

Atas kelebihan produksi kilang tersebut, Pertamina berencana mengekspor Solar agar terserap dengan optimal.‎‎ "Sedang dijajaki untuk diekspor, tentu harganya yang bagus," tutup Hardadi. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya