Perbedaan Pria dan Wanita Saat Atur Uang

Berdasarkan data OJK, tingkat melek keuangan laki-laki dapat mencapai 25 persen sedangkan perempuan mencapai 19 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Mei 2016, 22:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2016, 22:00 WIB
Keuntungan Suami Memiliki Istri Suka Mengomel
Punya istri sering mengomel, risiko suami terkena diabetes menurun.

Liputan6.com, Jakarta - Problem dasar keuangan memanglah sering menjadi topik utama di dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi yang telah berkeluarga.

Tidak jarang kita akan kesulitan dalam mengatur keuangan dalam kurun waktu sebulan, baik itu mengatur keuangan sendiri apalagi yang berurusan langsung dengan kehidupan berumah tangga.

Bagaimana tidak dalam mengatur keuangan pribadi saja bahkan tidak sesuai atau bisa jadi habis di pertengahan bulan padahal kita belum mengalokasikan perencanaan lainnya, yang mungkin lebih penting ketimbang kebutuhan yang ada.

Sebesar apapun penghasilan seseorang, bila tidak dihentikan dengan kata puas, tentu saja sampai kapanpun tidak akan pernah cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Di sisi lain pun biaya kehidupan yang semakin meningkat, apabila tidak bijak dalam mengatur keuangan bukan malah keuntungan yang di dapatkan tapi utang semakin menumpuk. Berbicara mengenai mengatur keuangan, apabila diperhatikan kira-kira antara perempuan dan laki-laki siapakah yang paling handal dalam segi mengatur keuangan?

Otoritas jasa keuangan atau OJK mengungkapkan, tingkat literasi keuangan penduduk keuangan Indonesia saat ini terhitung masih rendah. Untuk data OJK pada 2013 saja bahwa tingkat melek keuangan laki-laki bisa mencapai 25 persen, sedangkan untuk perempuan sendiri mencapai 19 persen.

Untuk itu, agar lebih mengetahui siapa yang lebih handal dalam hal mengatur keuangan, berikut adalah survei sederhana yang telah dilakukan tentang gambaran kondisi mengelola keuangan perempuan dan juga laki-laki di Indonesia seperti dikutip dari www.cermati.com, Senin (30/5/2016)

1. Arus Kas Bulanan

Dalam hal mengatur arus kas bulanan saja, perempuan bisa lebih unggul 60 persen apabila jika di bandingkan dengan laki-laki yang hanya mencapai 40 persen saja.

Maka itulah sebabnya mengapa di Indonesia ada istilah istri bertindak sebagai menteri dalam segala urusan rumah tangga. Namun juga harus diketahui, hal ini tidak berlaku bagi perempuan Indonesia yang memiliki kebiasaan gila berbelanja atau sering biasa disebut dengan shopaholic.

Utang

2. Utang

Pada hakikatnya baik itu perempuan maupun laki-laki, sebenarnya mereka sama-sama lebih cenderung tidak nyaman jika memiliki beban utang. Meskipun utang tersebut termasuk kepada utang yang sifatnya produktif seperti halnya KPR.

Persentase ketidaknyamanan berutang terutama utang dalam waktu jangka panjang, untuk laki-laki adalah mencapai angka sebesar 60 persen. Sedangkan perempuan lebih tinggi yakni sebesar 70 persen.
Juga dalam hal dalam membayar utang 75 persen laki-laki di Indonesia lebih memiliki kecenderungan suka langsung membayar lunas tagihan kartu kreditnya.

Sementara itu perempuan hanya 55 persen, dan lebih cenderung mencicil pembayaran utang kartu kredit yang dimilikinya. Meskipun kebanyakan perempuan lebih memilih cara mencicil, tapi sebenarnya mereka sadar bahwa bunga yang nantinya dibayarkan adalah cenderung lebih tinggi. Maka itulah sebabnya kenapa banyak perempuan yang kemudian memanfaatkan fasilitas cicilan tetap tanpa disertai oleh bunga.

3. Produk Keuangan dan Investasi

Dalam hal produk keuangan dan investasi, laki-laki di Indonesia sedikit lebih unggul yakni mencapai angka 55 persen dalam hal mengetahui dan mendengar produk keuangan. Sedangkan bagi perempuan sendiri hanya bisa mencapai 45 persen.

Juga dalam hal kepercayaan diri dalam situasi mengambil keputusan berinvestasi dan memilih produk investasi, laki-laki 70 persen cenderung lebih memiliki percaya diri, sementara bagi perempuan hanya pada angka 30 persen saja.

Kendati demikian adanya, perempuan tidak pernah takut untuk mencari bantuan tentang investasi yang mereka lakukan, alias tidak malu dalam bertanya. Mengapa bisa demikian? Karena perempuan tidak memiliki rasa gengsi berlebihan untuk mengakui kalau mereka tidak tahu akan suatu istilah dalam sebuah produk keuangan.

Itulah sebabnya kenapa perempuan yang lebih banyak datang untuk melakukan konsultasi dengan perencanaan keuangan yang telah disusun sebelumnya, meskipun demikian pada akhirnya pasangannya akan mengikuti juga.

Dana Pensiun

4. Pengambilan Keputusan

Dalam sebuah keluarga biasanya perempuan yang lebih mempunyai kesempatan dalam hal pengambilan keputusan untuk pengeluaran kebutuhan bulanan.

Sementara untuk laki-laki sendiri kebanyakan mengambil keputusan yang lebih bersifat besar seperti halnya membeli rumah, mobil, dan lain sebagainya.

5. Dana Pensiun

Untuk hal dana pensiun, angka perempuan dan laki-kali di Indonesia hampir seluruhnya mengikuti pensiun yang telah dipersiapkan atau disediakan dari tempat mereka masing-masing bekerja. Maka hal tersebut juga kemungkinan terjadi karena kepesertaan pada dana pensiun di Indonesia saat ini bisa dibilang wajib dalam segi kepemilikannya. (Ahm/Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya