Pengusaha Minta Bunga Kredit Pembelian Bus Turun

Pengusaha dapat kena bunga 14 persen untuk membeli bus ketimbang mobil pribadi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Sep 2016, 17:47 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2016, 17:47 WIB
Jelang Natal, Terminal Kampung Rambutan Siapkan Puluhan Bus
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah penumpang angkutan umum pada libur Natal 2014 dan Tahun Baru 2015 mencapai 14 juta orang, Jakarta, Senin (8/12/2014). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha PO Bus yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia‎ (IPOMI) mengeluhkan tingginya suku bunga yang didapatkan dalam setiap pengadaan armada baru.

Ketu‎a IPOMI Kurnia Lesani Adnan menjelaskan suku bunga yang didapatkan para pengusaha bus dalam memperbarui armadanya bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga pembelian mobil pribadi.

"Kita ini bayar bunga setiap beli bus baru itu lebih mahal dari mobil pribadi, kita sekarang kena bunga 14 persen, kalau mobil pribadi itu cuma 8-9 persen," kata Lesani dalam diskusi 'Membangun Bus Indonesia Wow' di Marplus Campus, Jakarta, Jumat (2/9/2016).

Dia menuturkan, di tengah kondisi ekonomi dunia yang melemah ditambah dengan harga dolar Amerika Serikat (AS) yang tinggi, menjadikan para pengusaha PO Bus memutar otak demi memperbaiki pelayanannya.

Tingginya suku bunga kredit tersebut ditambah dengan aturan dari Kementerian Perhubungan yang mensyaratkan kategori bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) harus memiliki usia kendaraan di bawah 25 tahun‎, sedangkan Bus Pariwisata di bawah 10 tahun.

"Dorongan ini tidak ditindaklanjuti dengan kebijakan mengenai pembiayaan tadi yang ada di Kementerian Keuangan, harusnya kalau mau seperti itu, kita diberi nafas untuk mempercepatnya," tegas Lesani.

Dia mengakui saat ini masih ada beberapa bus yang tingkat kenyamanannya masih kurang, terlebih bus-bus antar kota dalam provinsi. Namun demikian, para pengusaha tersebut tetap berusaha untuk terus memperbaikinya. (Yas)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya