Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pengembang yang menggarap proyek reklamasi Pulau G akan mengikuti semua ketentuan yang diperlukan. Perizinan harus diperbaiki agar bisa kembali melanjutkan proyek tersebut.
"Semua sampai sekarang sudah beres. Ada beberapa surat yang harus mereka selesaikan. Saya kira selesai dalam beberapa waktu ke depan," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Baca Juga
Menurut Luhut, pengembang juga sudah bersedia untuk kembali mengurus izin analisis dampak lingkungan (amdal) yang dipermasalahkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Diharapkan izin ini bisa selesai sesuai waktu yang ditentukan.
Advertisement
"Amdal (analisis dampak lingkungan) sudah. Semua persyaratan yang diminta KLHK kepada pengembang untuk dipenuhi, itu mereka penuhi sesuai jadwal waktu yang ada," kata dia.
Luhut menyatakan, sebenarnya kajian terkait proyek reklamasi ini telah ada sejak era pemerintah sebelumnya. Namun karena adanya pro dan kontra, proyek ini banyak dipolitisasi ‎dan tersendat pembangunannya.
‎"Sebenarnya tidak ada pemerintah tunggu. Diminta lewat kajian lengkap. Sebenarnya kajian itu sudah ada. Oktober 2014 ground breaking, sudah dibikin oleh Pak Chairul Tanjung (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Presiden SBY). Dilakukan karena sudah ada kajian. Hanya kemudian ribut dipolitisasi semua jadi rame begini. Bikin ulang lagi," ungkap dia.
Namun meminta masyarakat tidak khawatir. Sebab nantinya kajian tersebut akan dibuka ke publik sehingga tidak ada lagi ketakutan dari masyarakat akan proyek reklamasi ini.
"Akan dibuka. Nggak usah khawatir. Kita ngapain bohongin rakyat kita.‎ Segera. Pelan-pelan, sabar. Itu dokumen publik, silahkan dilihat‎," lanjut dia.
‎Sementara untuk nasib nelayan yang kesulitan melaut karena adanya proyek ini, Luhut juga memastikan akan ada jalan keluar yang terbaik bagi mereka. Bahkan sebagian sudah ada yang ‎ditempatkan di Natuna agar bisa melaut wilayah itu.
"Kami hitung ada 12 ribu (nelayan). Semua akan diurus dengan baik. Mereka akan dapat rumah, kemarin sudah dipaparkan. Mereka dapat bantuan sekolah anaknya. Kapal mereka sudah diberikan 1.900-an kapal. Malah mereka sudah ada di Natuna sekarang. Nanti mereka memang kalau di daerah itu tidak bisa melaut lagi karena sudah tercemar dari dulu. Jadi mereka melaut 10 km-12 km dari tempat yang sekarang," jelas dia.