Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa dalam uji coba sistem distribusi tertutup untuk Elpiji bersubsidi atau Elpiji 3 kilogram (kg), masyarakat akan memperoleh rekening bank dan kartu secara gratis. Untuk bisa mendapatkan rekening bank dan juga kartu tersebut, masyarakat tidak akan ditarik biaya administrasi bulanan.
Hardi Nurdi, Corporate Relations Manager Kantor Pusat PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), salah satu bank yang ditunjuk memberikan rekening dan kartu non tunai, menjelaskan, dalam uji coba ini BNI menyediakan kartu non tunai secara cuma-cuma. Sedangkan daftar keluarga atau usaha mikro yang akan mendapat kartu tersebut, BNI memperolehnya dari Kementerian ESDM.
Selain membagikan kartu non tunai, BNI juga membagikan mesin electronic data capture (EDC) kepada seluruh pangkalan yang mendapat tugas membagikan Elpiji 3 kg.  Untuk menjaga kelancaran distribusi, tim dari BNI secara rutin akan melakukan pemeriksaan kehandalan kerja.
Advertisement
Baca Juga
"Masyarakat yang mendapat kartu harus punya rekening bank dan itu kami buatkan gratis. Tidak ada biaya bulanan maupun administrasi. Kalau kartu hilang atau rusak, baru nanti dikenakan biaya untuk kartu baru," kata Hardi, seperti yang dikutip dalam situs resmi Direktorat Jenderal Migas, di Jakarta, Senin (19/9/2016).
Direktur Jenderl Minyak dan Gas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengungkapkan, sistem yang dibangun BNI sangat bagus tetapi sederhana sehingga masyarakat dan pemilik pangkalan bisa dengan cepat menggunakan sistem pembelian Elpiji 3 kg secara non tunai.
"Kartu ini juga dapat digunakan sebagai kartu tabungan, pembayaran listrik dan sebagainya," lanjut dia.
Wiratmaja menjelaskan, setiap pembelian tabung Elpiji 3 kg, kepada pembeli diberikan struk yang di dalamnya juga tertera sisa kuota yang dimiliki. Untuk rumah tangga, tiap bulan mendapat 3 tabung, sementara usaha mikro 9 tabung.
‎Kementerin ESDM pun telah melakukan uji coba penerapan distribusi tertutup Elpiji bersubsidi 3 Kg di Tarakan Kalimantan Utara. Menurut Wiratmaja, dipilihnya Tarakan karena satu pulau, sehingga tidak terintegrasi dengan wilyah lain.
"Selain itu, pemerintah daerah yang kooperatif dan bersemangat menetapkan sistem distribusi tertutup agar pasokan Elpiji 3 kg untuk masyarakatnya lebih terjamin," tutup ‎Wiratmaja. (Pew/Gdn)