Berkat Sebuah Buku, Miliarder Ini Sukses Berbisnis

CEO Boston Beer Jim Koch masuk daftar miliarder terkaya dunia versi Majalah Forbes.

oleh Nurmayanti diperbarui 04 Okt 2016, 10:05 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2016, 10:05 WIB
CEO Boston Beer Jim Koch masuk daftar miliarder dunia versi Majalah Forbes. (Esquire)
CEO Boston Beer Jim Koch masuk daftar miliarder dunia versi Majalah Forbes. (Esquire)

Liputan6.com, Jakarta- Selama tiga dekade terakhir, pendiri dan CEO Boston Beer Jim Koch berhasil membawa bisnis keluarganya, yang dimulai pada 1870-an kian membesar.

Pada tahun lalu saja, nilai pasar bisnis bir ini mencapai US$ 2 miliar dengan pendapatan tahunan US$ 960 juta. Koch pun masuk daftar miliarder terkaya di dunia versi Majalah Forbes.

Ironisnya, salah satu hal paling penting yang mendorong Koch berhasil mengangkat bisnis keluarganya bukan dari Harvard, di mana ia menghabiskan delapan tahun belajar dan mengumpulkan tiga gelar, BA, JD dan MBA. Tapi dari sebuah buku.

Melansir laman CNBC, Selasa (4/10/2016), ini dimulai tak lama setelah dia memulai usahanya Boston Beer dan memperkenalkan produk minuman bermerek Samuel Adam.

Ia menyadari bahwa agar bisnisnya sukses, pertama-tama harus belajar bagaimana cara menjual. Perihal penjualan ini, alumni Harvard Business School mengaku tidak pernah mempelajari dari kampusnya menuntut ilmu.

Menurut dia, meski universitas menawarkan berbagai puluhan kursus tentang pemasaran, namun itu tidak terbukti berhasil.

Pada akhirnya, Koch memutuskan mendatangi sebuah toko buku dan membeli satu buku berjudul "How to Master the Art of Selling" buah karya Tom Hopkins.

"Buku itu bergambar seorang lelaki dalam setelan poliester murahan pada sampulnya," kenang dia.

Dia mengaku merasa mendapatkan beberapa hal baik dari buku tersebut. "Dari situ saya belajar. Bagaimana membantu pelanggan mencapai tujuan mereka sehingga harus belajar untuk mendengarkan dan berempati," tutur dia.

Dia mengaku, mencari tahu cara menjual Samuel Adams ternyata menjadi hal yang paling menantang secara intelektual dalam perjalanan bisnisnya.

"Kau punya 30 detik ketika berjalan ke bar. Anda harus mencari tahu siapa pelanggan, berapa tingkat ekonomi mereka serta bagaimana mereka menghasilkan uang, siapa pembuat keputusan. Apa proses pemikiran mereka, apa gaya komunikasi mereka sehingga secara intelektual Anda ditantang," dia menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya