Menteri Energi Arab Saudi: Tekanan Harga Minyak Segera Berakhir

Arab Saudi juga sudah semakin sama pandangannya dengan Rusia untuk stabilkan harga minyak.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Okt 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2016, 12:30 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Riyadh - Menteri Perminyakan Saudi Khalid al-Falih mengatakan, siklus harga minyak mentah cenderung turun akan berakhir seiring perbaikan fundamental pasar.

"Siklus harga turun atau di bawah mendekati akhir," kata Falih saat konferensi pers bersama Menteri Rusia Alexander Novak, dalam pertemuan Gulf Ministerial di Riyadh, seperti dikutip dari laman Alarabiya, Senin (24/10/2016).

"Fundamental pasar, dalam hal pasokan dan permintaan, telah mulai membaik," tambah Falih.

Falih: Pandangan Sama dengan Rusia

Al-Falih mengatakan sudut pandang antara Arab Saudi dan Rusia, salah satu produsen minyak utama dunia juga makin sama untuk menstabilkan harga di pasar. 

"Arab Saudi telah mulai memainkan peran penting untuk mengkoordinasikan antara Rusia dan OPEC, khususnya negara-negara Teluk," kata Falih. 

"Kami telah berhasil hari ini melalui rapat umum untuk mencapai pengertian atau kesepakatan untuk apa yang dapat kita capai pada November," tambah Falih. 

OPEC akan menggelar pertemuan di Wina pada 30 November. Sejumlah negara produsen utama minyak akan menyelesaikan persetujuan pemotongan produksi pada pertemuan itu. 

Sementara itu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, tingkat produksi Rusia sudah sesuai untuk menopang harga. Hal itu juga akan tergantung pada kesepakatan anggota OPEC dan diskusi Moskow dengan kelompok eksportir. 

"Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa kami tidak siap untuk memberikan angka karena konsultasi dilakukan terus menerus dan tingkatannya akan tergantung pada kesepakatan akhir dari OPEC dan hasil negosiasi OPEC kami," kata dia. 

Ketika ditanya apakah Rusia membekukan produksi di level terbaru, atau di bawah produksi OPEC, Novak menuturkan, pihaknya sedang mencari sejumlah pilihan. "Saya tidak ingin memberikan keputusan akhir terlebih dulu tapi kami sedang mempertimbangkan beberapa pilihan,” ujar dia. 

Menawar untuk menstabilkan pasar 

Sebelumnya, al-Falih mengatakan, ia telah mengundang Novak untuk bergabung dengan pertemuan para menteri minyak Teluk Arab di Riyadh sebagai bagian dari upaya untuk bekerja sama dengan anggota non-OPEC untuk menstabilkan pasar minyak. 

"Rusia adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dan merupakan salah satu pihak yang berpengaruh dalam stabilitas pasar minyak," kata Falih pada sesi pembukaan menteri dari enam anggota Gulf Cooperation Council (GCC). 

Falih mengatakan Novak telah menyambut undangan tersebut. "Ini sebagai indikasi yang jelas dari keinginan tulus untuk melanjutkan kerja sama dan koordinasi untuk produksi minyak dan negara-negara pengekspor untuk stabilitas pasar," kata al-Falih. 

Di pasar komoditas, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 0,4 persen ke level US$ 50,64 per barel pada awal pekan ini.

Pada akhir pekan lalu, harga minyak sempat menguat seiring investor menanti kesepakatan OPEC dan Rusia. Harga minyak jenis Brent pun naik 40 persen atau 0,8 persen ke level US$ 51,78.Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 22 sen atau 0,4 persen ke level US$ 50,85 per barel.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya