Menkeu Sri Mulyani: Impor Pakaian Bekas Masih Banyak

Kementerian Keuangan melalui Ditjen Bea Cukai akan identifikasi masuknya pakaian bekas.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Nov 2016, 18:55 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2016, 18:55 WIB
Kementerian Keuangan melalui Ditjen Bea Cukai akan identifikasi masuknya pakaian bekas.
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN 2017 di kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (27\10). Pertumbuhan ekonomi, sebagai indikator utama pencapaian, ditetapkan sebesar 5,1 persen untuk tahun depan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Impor pakaian bekas (balpres) yang masuk ke Indonesia masih cukup besar. Bahkan hal tersebut diakui sendiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Dia menuturkan, ‎biasanya pakaian-pakaian bekas tersebut masuk ke daerah-daerah. Maraknya pakaian bekas ini, membuat citra Indonesia sebagai pasarnya barang bekas.

‎"Saya hampir tiap hari mengatakan impor balpres masih banyak. Kalau mau datang ke daerah kita itu banyak impor balpres. Kita masih dianggap pasar barang bekas," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Sri Mulyani menyatakan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) akan mengidentifikasi masuknya pakaian bekas ini. Dia berharap upaya yang dilakukan DJBC bisa meredam masuknya impor pakaian bekas tersebut.

‎"Kami janji dari segi Bea Cukai untuk mengidentifikasi pelaku impornya," lanjut dia.

Meski demikian, lanjut Sri Mulyani, masih banyaknya impor pakaian bekas ini sebenarnya menjadi tanda kebutuhan akan pakaian di daerah-daerah masih sangat besa‎r. Hal seharusnya bisa dimanfaatkan oleh para pelaku industri lokal.

"Namun ini menggambarkan di dalam negeri, sebetulnya ini kesempatan. Pasarnya itu masih sangat besar. Hanya tadi ibu bapak bilang berkompetisi dengan hanya 1/3-nya. Misalnya, saya harus bayar listrik sekian, ini sangat persoalan yang fundamental," ujar dia. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya