Apindo: Ekonomi Tumbuh 5,01 Persen Masih Lemah buat Sektor Riil

Pengusaha berharap, momen puasa dan Lebaran dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II-2017.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Mei 2017, 20:39 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2017, 20:39 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen di kuartal I-2017 masih terlalu lemah untuk menggerakkan sektor riil atau dunia usaha berjalan.

Walhasil, penyerapan tenaga kerja tidak terlalu optimal sehingga angka pengangguran hanya turun tipis.

Demikian disampaikan Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani saat ditemui di kantor Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/5/2017). "Menurut kami, pertumbuhan ekonomi 5,01 persen masih terlalu lemah untuk sektor riil jalan, walaupun naik dibanding kuartal I-2016," ujar dia.

Haryadi berharap, momen puasa dan Lebaran dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II-2017 seiring meningkatnya permintaan konsumsi masyarakat. Itu karena di kuartal I ini, konsumsi rumah tangga tumbuh melambat 4,93 persen dari realisasi 4,97 persen di kuartal I-2016.

"Kami juga perlukan sekarang adalah persepsi positif supaya orang tidak ragu bergerak (konsumsi). Termasuk kami tidak boleh kalah dengan isu politik, butuh optimisme. Kalau larut terus, ya tidak maju-maju," paparnya.

Terkait pengangguran yang hanya turun 10 ribu orang menjadi 7,01 juta di kuartal I-2017 dibanding di kuartal I-2016, Haryadi mengaku,  tenaga kerja masih menjadi persoalan di negara ini. Kenaikan investasi tidak diikuti dengan penyerapan tenaga kerja.

"Itu terjadi di semua sektor. Penyebabnya karena upah makin mahal, makanya kualitas penyerapannya rendah. Kami khawatir distribusi pendapatan rendah, jadi kemampuan daya beli akan rata, dan lapisan bawah akan semakin mengecil," tegas Haryadi.

BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen di kuartal I 2017 (Year on Year). Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, ada beberapa hal yang mendorong pertumbuhan ekonomi di kuarta I 2017 tersebut.

"Harga komoditas nonmigas di pasar internasional di kuartal I secara umum meningkat. Misalnya beras, kedelai, daging, teh dan lainnya. Komoditas tambang bijih besi, aluminium, bijih tembaga juga mengalami kenaikan," jelas dia di Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Kondisi perekonomian global di periode tersebut juga secara umum terus meningkat. Di luar itu, ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada umumnya juga membaik.

Suhariyanto merinci, Tiongkok sedikit menguat dari 6,7 persen jadi 6,9 persen (yoy). Amerika Serikat (AS) juga menguat dari 1,6 persen jadi 1,9 persen. Singapura pun menguat dari 1,9 persen menjadi 2,5 persen (yoy).

Dengan realisasi tersebut, ia berharap pertumbuhan ekonomi terus meningkat ke depannya. "Mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi kita meningkat ke depannya," kata dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya