Inflasi Oktober Bakal Capai 0,04 Persen

Ekonom menilai ancaman inflasi kini datang dari harga makanan jadi dan rokok.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Nov 2017, 08:51 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2017, 08:51 WIB
Inflasi
Pedagang melayani pembeli di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, ‎memperkirakan laju inflasi pada Oktober 2017 berada di kisaran 0,04 persen. Inflasi yang rendah dipengaruhi oleh stabilnya harga-harga kebutuhan pokok, khususnya harga pangan.

"Inflasi Oktober diprediksi rendah 0,04 persen karena harga pangan terjaga," kata Bhima di Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Dia menuturkan, saat ini tren harga pangan rendah, ancaman inflasi justru datang dari kelompok makanan jadi dan rokok. Sementara dari harga-harga barang yang diatur pemerintah, seperti elpiji, listrik, Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak mengalami kenaikan.

"Rencana kenaikan cukai rokok sebesar 10,04 persen mendorong beberapa pengecer mulai menaikkan harga rokok," ujar Bhima.

Selain itu, ia menuturkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memberi tekanan kepada barang-barang impor, termasuk barang konsumsi maupun sandang.

"Bawang putih misalnya 85 persen lebih diperoleh dari impor. Kalau rupiah terlalu lemah, harga bawang putih bisa naik," ucap dia.

Hingga akhir tahun, Bhima memproyeksikan inflasi bergerak di kisaran 4 persen, sesuai target pemerintah.

"Pemerintah diharapkan ‎terus menjaga stabilitas harga pangan karena ada kecenderungan naiknya inflasi musiman di akhir tahun jelang Natal dan Tahun Baru. Pengendalian inflasi yang mencakup pengendalian stabilitas kurs," sarannya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

BI: Inflasi Minggu Ketiga Oktober 0,08 Persen

Sebelumnya, Bank Indonesia melaporkan laju Indeks Harga Konsumen (IHK) pada minggu ketiga Oktober sangat rendah, yaitu di angka 0,08 persen.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan rendahnya laju inflasi di minggu ketiga terserbut merupakan bukti bahwa harga kebutuhan pokok di pasar sangat terkendali.

"Ini membuktikan bahwa perkembangan harga terjaga dan rendah. Memang ada sedikit kenaikan di komoditas cabai dan bawang merah tetapi tidak terlalu besar," tegas Perry di Kompleks Bank Indonesia, Jumat 27 Oktober 2017.

Inflasi 0,08 terserbut dilihat secara month to month (mtm). Jika dilihat secara year to date, inflasi berada di angka 2,74 persen, sedangkan secara year on year berada di angka 3,66 persen.

Dengan berbagai indikator dan raihan angka inflasi yang terjadi sampai saat ini, Perry optimistis hingga akhir tahun inflasi akan terkendali di kisaran 4 persen plus minus 1 persen.

"Kalau melihat perkembangan sampai saat ini, mungkin bisa di angka 3,7 persen dan itu juga mengonfirmasi mengapa kita beberapa waktu lalu menurunkan suku bunga acuan," kata dia.

Sementara itu, Bank Indonesia pada tahun depan memperkirakan laju inflasi akan semakin terkendali di mana akan berada 3,4 persen dan 3,3 persen di 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya