Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan ritel tumbuh 1,8 persen pada September 2017. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 2,2 persen.
Mengutip laman BI, Jumat (10/11/2017), indeks penjualan riil (IPR) menjadi 201,2 pada September 2017. Penjualan ritel pada September 2017 melambat terjadi di kelompok makanan dengan pertumbuhan 7,6 persen secara year on year (YoY) atau melambat dibandingkan 7,9 persen pada bulan sebelumnya.
Sementara kelompok non makanan alami kontraksi semakin dalam dari 5,9 persen secara year on year (YoY) pada Agustus 2017 menjadi 6,2 persen secara YoY.
Advertisement
Baca Juga
Pada kelompok non makanan, penurunan penjualan terjadi pada beberapa kelompok komoditas, terdalam pada kelompok barang budaya dan rekreasi diikuti oleh barang lainnya.
Secara regional, konstraksi pertumbuhan tahunan indeks penjualan riil (IPR) pada September 2017 terjadi di tiga kota dengan kontraksi terdalam terjadi di Denpasar sebesar 12,6 persen. Selain itu, kontraksi pertumbuhan IPR juga terjadi di Manado dan Bandung.
Penjualan ritel diperkirakan kembali tumbuh melambat pada Oktober 2017 dengan nilai IPR sebesar 200,6 atau tumbuh 1,3 persen. Kontrasi pertumbuhan penjualan ritel diperkirakan terjadi pada kelompok non makanan yaitu sebesar 9,4 persen lebih dalam dibandingkan 6,2 persen pada bulan sebelumnya.
Penurunan penjualan diperkirakan terjadi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang tumbuh negatif sebesar 14,2 persen pada Oktober 2017. Ini disebabkan penurunan penjualan produk elektronik.
Sementara itu pada kelompok makanan, penjualan ritel diperkirakan tumbuh 9,3 persen meningkat dibandingkan 7,6 persen secara year on year (YoY) pada September 2017.
Peningkatan terutama terjadi pada penjualan produk bahan makanan, makanan jadi dan tembakau.
Tekanan kenaikan harga pada Desember 2017 diperkirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Indikasi tersebut terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 148 lebih tinggi dari 145 pada bulan sebelumnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Bos BI Klaim Penjualan Ritel Masih Tumbuh
Satu lagi usaha ritel tutup. Kali ini, Lotus Department Store yang berlokasi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat yang rencananya ditutup mulai 26 Oktober 2017. Department store yang dikelola PT Mitra Adiperkasa Tbk menambah daftar toko ritel yang tutup pada tahun ini, setelah sebelumnya 7-Eleven, Matahari, dan Ramayana.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengungkapkan, penjualan ritel telah membaik dan meningkat di kisaran 5 persen. Pemulihan konsumsi atau daya beli juga ditunjukkan melalui data penjualan industri otomotif.
"Saya tidak bisa bicara mikro, tapi secara umum dalam rapat kemarin sudah ada perbaikan atau peningkatan penjualan di kisaran 5 persen. Penjualan industri otomotif, sepeda motor sudah ada perbaikan walaupun belum tinggi," jelasnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.
Dia menambahkan, beberapa industri di sektor perdagangan, perhotelan, restoran mencatatkan penjualan yang lebih baik. Kondisi ini mendukung kegiatan ekspor nasional.
"Kita juga melihat investasi bangunan dan non bangunan, membaik. Pembelian barang-barang modal untuk mendukung sektor perkebunan dan sektor pertambangan. Itu kelihatan ada peningkatan," terang Agus.
Advertisement