Liputan6.com, Jakarta PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan sudah mengamankan pasokan listrik di wilayah yang terlanda banjir, yakni Gunung Kidul dan Bantul, Yogyakarta.
Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Hardian Sakti mengatakan, PLN mengamankan pasokan listrik dengan cara memadamkannya, jika wilayah yang terendam banjir sudah membahayakan masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
"Dilihat kondisinya, kalau membahayakan dipadamkan," kata Hardian saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Namun, ketika ditanyakan perihal jumlah wilayah dan infrastruktur kelistrikan yang tidak dioperasikan sementara, untuk menjaga keselamatan masyarakat dari sengatan listrik, Haris tidak bisa menyebutkan karena belum mendapat laporan dari lapangan.
"Kalau datanya wilayah yang padam, saya belum dapat laporan," tutur Haris.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X menyatakan DIY berstatus tanggap darurat selama satu pekan terhitung sejak Rabu (29/11/2017) karena badai Cempaka.
Kejadian itu mengakibatkan tanah longsor yang menelan lima korban jiwa di lima kabupaten dan kota.
"Kepala daerah silakan mengambil kebijakan terkait kebencanaan baik penanganan pengungsi maupun perbaikan sementara dengan dana cadangan," ujar Sultan.
Ia menilai status tanggap darurat diterapkan berdasarkan pertimbangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang melaporkan badai Cempaka berlangsung sampai minggu depan.
Sultan HB X juga meminta masyarakat tetap waspada dan berhati-hati, sembari pemerintah proaktif menginformasikan kondisi terbaru terkait badai Cempaka.
Dilanda Banjir, Dusun 2 Krembangan Yogyakarta Gelap Gulita
Ratusan warga Kulonprogo terpaksa mengungsi karena banjir yang melanda di Dusun 2 Krembangan, Panjatan, Yogyakarta.
"Dusun 2 ini 300 orang ini masih evakuasi (malam hari), tapi jumlahnya masih kita cek lagi," kata Kepala BPBD Kulonprogo, Gusdi Hartono, saat dihubungi Selasa, 28 November 2017, malam.
Gusdi mengatakan, sebagian warga mengungsi ke rumah kerabatnya, sementara ada sebagian lagi yang mengungsi di pendopo kecamatan.
Proses evakuasi warga, kata Gusdi, dilakukan bersama dengan tim SAR dan warga dengan menggunakan empat perahu. Namun, evakuasi ini terkendala karena sudah padamnya listrik di wilayah terdampak banjir itu.
"Evakuasi sulit karena medan gelap listrik mati ini menyusahkan kami," katanya.
Ia mengaku belum bisa memastikan jumlah korban jiwa akibat bencana banjir ini. Namun, dia menambahkan, berdasarkan data sementara, belum ada korban jiwa. "Insyaallah tidak ada korban jiwa. Semoga ya, itu harapan kami," katanya.
Advertisement