PKL Tanah Abang Menjamur, Pedagang Blok G Merana

Pedagang di Blok G Tanah Abang kesal dengan kembali menjamurnya pedagang kaki lima alias PKL Tanah Abang.

oleh Vina A Muliana diperbarui 23 Des 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 23 Des 2017, 17:00 WIB
PKL Tanah Abang
Tenda pedagang kaki lima berdiri di Jalan Jati Baru Raya, Jakarta, Jumat (22/12). Terkait penataan PKL, Pemprov DKI Jakarta mulai menutup sepanjang jalan di depan Stasiun Tanah Abang pukul 08.00-18.00 WIB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pedagang di Blok G Tanah Abang kesal dengan kembali menjamurnya pedagang kaki lima alias PKL Tanah Abang. Menurut mereka, PKL ini jadi biang keladi di balik turunnya omzet dagangan mereka selama ini.

Salah seorang pedagang Ita menuturkan, omzet pendapatannya terjun bebas dalam beberapa hari belakangan. Padahal ia masih membutuhkan uang untuk menutup biaya operasional seperti retribusi dan listrik.

"Sepi banget. Saya empat hari enggak dapet omzet. Hari ini saja baru tiga orang yang beli," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (23/12/2017).

Lebih lanjut ia bercerita, kondisi ini sangat berbeda saat PKL masih ditertibkan. Pembeli kala itu masih belanja di Blok G Tanah Abang dan omzet yang ia kantongi bisa mencapai Rp 4 juta sehari.

"Padahal ini masih harus bayar macam-macam. Dulu beda banget, saya bisa dapet Rp 4 juta sehari," lanjut dia.

Hal senada juga dituturkan Heri. Penjual batik di Blok G Tanah Abang ini akhirnya harus menjual dagagannya secara online demi mendapat penghasilan.

"Saya dagang online juga. Kalau enggak kaya begitu tidak bakal nutup," kata dia.

Ada juga pedagang Blok G yang akhirnya memilih untuk berdagang kaki lima di Tanah Abang. Yendri salah satunya.

Saat ditemui Liputan6.com, pedagang baju anak ini bercerita barangnya tidak laku saat berjualan di Blok G. Ia akhirnya turun ke jalan demi bisa menggaet pembeli lebih banyak. "Saya sengsara bu hidup di blok G, akhirnya saya ke sini," ujar Yendri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Omzet PKL Tanah Abang

PKL Tanah Abang
Tenda pedagang kaki lima berdiri di Jalan Jati Baru Raya, Jakarta, Jumat (22/12). Terkait penataan PKL, Pemprov DKI Jakarta mulai menutup sepanjang jalan di depan Stasiun Tanah Abang pukul 08.00-18.00 WIB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, kebijakan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta kini memungkinkan pedagang untuk bisa berjualan dengan menggunakan tenda. Hal ini pun memberi angin segar pada pendapatan PKL Tanah Abang.

Salah seorang pedagang, Awih (24) mengaku, omzetnya meningkat dua kali lipat setelah berjualan dengan menggunakan tenda di Tanah Abang. Hal ini jauh berbeda dibanding saat ia berjualan di dalam.

"Biasanya di dalem Rp 1,2 juta sehari. Di sini kemarin dapet sih laris manis 2,5 juta," tutur dia saat ditemui Liputan6.com, Sabtu 23 Desember 2017.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Dewi (46). Meski belum tahu berapa kenaikan omzet yang didapatnya, wanita yang berjualan hijab ini mengaku pengunjung yang mendatangi lapaknya meningkat.

"Ya lumayan bu, rame, meningkat, tapi belum tahu berapa," kata dia.

Meski demikian, ada juga pedagang yang tidak merasakan kenaikan omzet. Dedi (33) salah satunya. Ia bercerita omzet yang didapatnya tetap sama seperti sebelum penertiban.

"Tidak meningkat, tetap sama. Ya mungkin karena masih baru ya," pungkas Dedi.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta menutup Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk PKL Tanah Abang berjualan. Jalan ditutup pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Kebijakan ini diambil Gubernur Anies Baswedan sebagai penataan kawasan Pasar Tanah Abang. Mantan Mendikbud itu mengatakan, dengan penataan seperti ini, memberikan ruang kepada PKL untuk berjualan dengan tenang dan tidak perlu takut-takut atau kucing-kucingan dengan petugas untuk ditertibkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya