Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menterinya untuk segera menyiapkan langkah-langkah antisipasi kenaikan harga bahan kebutuhan sebelum masuknya bulan Ramadan. Dengan demikian, saat bulan puasa tidak terjadi gejolak harga.
Jokowi mengungkapkan, harga bahan pokok harus menjadi perhatian. Sebab, gejolak harga ini berdampak langsung pada inflasi dan membebani masyarakat miskin.
"Yang berkaitan dengan harga-harga kebutuhan pokok, yang memiliki kontribusi terhadap inflasi, pada angka kemiskinan, seperti beras harus dikendalikan," ujar dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Jokowi menyatakan, telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution untuk segera mengambil langkah dan berkoordinasi dengan kementerian serta lembaga terkait.
"Saya perintahkan Pak Menko Ekonomi untuk koordinasikan ini," kata dia.
Jokowi menargetkan, sebelum masuk bulan Ramadan, pemerintah telah melakukan persiapan. Dengan demikian, harga kebutuhan pokok bisa terkendali saat masuk bulan puasa dan Lebaran.
"Dan saya minta betul beberapa harga, baik itu yang berkaitan dengan beras, daging, betul-betul diselesaikan agar sebelum masuk bulan puasa bisa dipastikan harga betul-betul turun," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menko Darmin: Presiden Jokowi Minta Beras Stabil Sebelum Puasa
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para menteri terkait untuk menstabilkan harga beras sebelum bulan puasa yang jatuh pada pertengahan Mei 2018. Instruksi ini terkait dengan harga beras yang tak kunjung turun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pemerintah berupaya menekan harga beras dengan berbagai cara. Salah satunya membuka keran impor sebanyak 500 ribu ton hingga akhir Februari ini.
"Kita mengusahakannya di sana sini. Presiden prinsipnya sebelum puasa, sebelum lebaran, harus sudah normal kembali (harga beras)," tegas Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat 2 Maret 2018.Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan inflasi 0,17 persen di Februari 2018, Darmin mengaku, realisasi tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Inflasi dan andil inflasi dari beras pun sudah mulai berkurang.
"Kalau lihat inflasi atau IHK 0,17 persen sudah masuk track, termasuk untuk gejolak pangannya dibanding bulan sebelumnya. Artinya, kenaikan (harga) berhenti, karena di sana sini sudah mulai turun," papar dia.
Namun demikian, Darmin tak menampik bila belum seluruh daerah mengalami penurunan harga beras. "Tapi memang belum turun benar (harga). Harga gabah sedikit turun, tapi tetap di atas Rp 5 ribu untuk GKP-nya, padahal harga fleksibilitasnya Rp 4.400 per kg, jadi masih tinggi," ucap mantan Gubernur Bank Indonesia itu.
Advertisement