RI Jadi Negara Terbesar Kedua Produsen Energi Panas Bumi

Sampai kuartal I 2018 listrik yang mengalir dari PLTP sebesar 1.924,5 MW.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Apr 2018, 18:51 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2018, 18:51 WIB
Wilayah Sumatera Utara mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 110 Mega Watt (MW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla Unit I. (Pebrianto/Liputan6.com)
Wilayah Sumatera Utara mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 110 Mega Watt (MW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla Unit I. (Pebrianto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (EDM) mencatat, pasokan listrik dari energi panas bumi bertambah 116 Mega Watt (MW) pada kuartal I 2018. Dengan penambahan pasokan ini, total pasokan listrik dari panas bumi mencapai 1.924,5 MW.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, sampai kuartal I 2018 listrik yang mengalir dari PLTP sebesar 1.924,5 MW. Angka tersebut bertambah cukup besar jika dibandingkan dengan akhir 2017 yang tercatat 1.808 MW.

"Kapasitas terpasang PLTP panas bumi pada 2018 ditargetkan meningkat 2.058,5 MW dari 1.808 MW pada 2017. Sedangkan realisasi triwulan I 2018 mencapai 1.924,5 MW," kata Rida, di Kantor Direktorat Jenderal EBTKE, Jakarta, Jumat (27/4/2018).

Dengan meningkatnya pasokan listrik dari energi panas bumi menjadi 1.924,5 MW, Indonesia menempati urutan kedua negara terbesar pengguna listrik dari panas bumi.

Capaian ini melengserkan Filipina yang sebelumnya menempati posisi tersebut dengan kapasitas listrik dari panas bumi sebesar 1.870 MW. "Kita melewati Filipina menjadi produsen panas bumi terbesar ke-2 di dunia," ucapnya.

Rida menyebutkan, tambahan pasokan listrik energi panas bumi tersebut berasal dari PLTP Karaha Unit 1 dengan kapasitas 30 MW dan PLTP Sarulla Unit 3 dengan k‎apasitas 86 MW. Pembangkit tersebut baru beroperasi dalam kuartal I 2018

"Karaha unit I 30 MW, PLTP Sarulla Unit 3 86 MW.‎ Target 2018 2.058,5 MW," tandasnya.

Panas Bumi Jadi Andalan PLN

20160330- Progres Pembangun PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso-Sulut-Faizal fanani
Suasana pembangunan PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso, Sulut, Rabu (30/3/2016). PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mengembangkan energi baru terbarukan yang berfokus pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT PLN (Persero) mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi(PLTP) untuk mengejar target porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi sebesar 23 persen pada 2025.

Direktur Perencanaan Korpoorat Syofvi Felienty Roekman mengatakan, pemerintah telah menetapkan target porsi EBT sebesar 23 persen pada 20‎25. Hal ini tercantum dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN).

Untuk memenuhi target tersebut, PLN akan mengandalkan PLTP. "Jadi pernyataannya bagaimana kami mencapai target 23 persen tersebut? Jawabannya kami dorong menggunakan PLTP‎," kata Syofvipada, pada 24 Maret 2018.

Pengembangan energi panas bumi saat ini cukup baik sehingga dapat diandalkan untuk mengejar target porsi bauran energi. Namun dia mengakui, tingkat kesulitan pengembangan energi panas bumi juga cukup tinggi.

"Memang geotermal yang belakangan ini adalah tingkat kesulitasnya cukup tinggi pengembangannya," ucap Syofvi.

Untuk memperbesar kapasitas PLTP di Indonesia, PLN akan mengambil alih pengolahan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang sudah dimenangkan lelangnya oleh beberapa perusahaan tetapi tidak‎ kunjung ada pperkembangan.

"Ada PLTP yang sampai sekarang belum apa-apa, belum dikerjakan dan izin sudah kadaluarsa. Kami akan menunggu habis atau kadaluarsa izinnya lalu kami coba untuk ambil," tandasnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya