Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun pada perdagangan Senin ditopang meningkatnya pasokan dari Arab Saudi dan Rusia. Pertumbuhan ekonomi di Asia tersendat di tengah perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Dikutip dari CNBC, Selasa (3/7/2018), harga minyak mentah jenis Brent turun USD 1,93 per barel atau 2,4 persen menjadi USD 77,3 per barel. Harga minyak mentah AS turun USD 21 sen menjadi USD 73,94 per barel.
Advertisement
Baca Juga
Dalam akun twitter-nya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku telah menelepon Raja Salman untuk meningkatkan produksi minyak hingga 2 juta barel agar harga dapat stabil. Itu karena saat ini kondisi negara produsen minyak seperti Iran dan Venezuela sedang bergejolak.
Sebuah survei Reuters menunjukkan produksi minyak Arab Saudi tercatat naik hingga 700 ribu barel per hari (bph) dibandingkan Mei, mendekati rekor 10,72 juta bph dari November 2016.
"Sepertinya ada ketidakpastian yang besar tentang berapa banyak minyak yang akan ditambahkan ke sisi pasokan pasar untuk mengimbangi kekurangan stok minyak di seluruh dunia," tutur Gene McGillian, Vice President of market research Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
Produksi OPEC
Produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkat 320.000 bpd pada bulan Juni, menurut survei Reuters yang dipublikasikan Senin. Produksi Rusia naik menjadi 11,06 juta bph pada Juni dari 10,97 juta bph pada Mei, berdasarkan laporan Kementerian Energi Rusia.
Produksi AS telah melonjak 30 persen dalam dua tahun terakhir, menjadi 10,9 juta bph, yang berarti tiga produsen minyak terbesar dunia sekarang bergejolak hampir 11 juta bph, memenuhi sepertiga dari permintaan minyak global.
Faktor lain yang juga membebani permintaan minyak adalah perang perdagangan antara Amerika Serikat dan ekonomi besar lainnya termasuk China, Uni Eropa, India dan Kanada.
Advertisement