PLN Targetkan Seluruh Desa di Sulawesi Terang Benderang di Akhir 2018

Adapun target desa di Sulawesi yang teralirkan listrik pada tahun ini sebanyak 901.

oleh Nurmayanti diperbarui 08 Agu 2018, 09:49 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2018, 09:49 WIB
Karyawan PT PLN (Persero) tengah memasang meteran listrik di salah satu rumah warga Natuna, Kepulauan Riau. (Foto: Humas PLN)
Karyawan PT PLN (Persero) tengah memasang meteran listrik di salah satu rumah warga Natuna, Kepulauan Riau. (Foto: Humas PLN)

Liputan6.com, Manado - PT PLN menargetkan seluruh desa di Sulawesi akan teralirkan listrik pada akhir 2018. Sumber pasokan listrik akan disesuaikan dengan kondisi lokasi desa.

Adapun target desa di Sulawesi yang teralirkan listrik pada tahun ini sebanyak 901. Sebanyak 297 desa berlokasi di Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (SUTG). Sementara Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebanyak 604 desa.

"Pasokan listrik dengan melihat kearifan wilayah tersebut, misal dari PLTD, microhydro, hingga lampu tenaga surya dan lainnya," kata Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Syamsul Huda di Manado, seperti dikutip Rabu (8/8/2018).

Adapun hingga Juni 2018, tercatat jika desa yang sudah teralirkan listrik mencapai 8 desa untuk wilayah SUTG. Sementara untuk wilayah SSTB sudah teralirkan listrik 134 desa.

Dia menuturkan, jika desa yang belum menjadi sasaran merupakan desa terluar, tertinggal. "PLN lebih prioritas yang gelap gulita, seluruh desa terang," tutur Huda.
 
GM PLN Sulutenggo Edison Sipahutar menuturkan, pihaknya menyiapkan dana sekitar Rp 700 miliar untuk melistriki desa di Sulutenggo. "Kami kira-kira akan bangun 297 desa," jelas dia.
 
Namun, dia mengakui jika banyak kendala untuk bisa memberikan penerangan bagi desa-desa tersebiut. Salah satunya terkait keberadaan hutan lindung, serta soal sosialisasi pembebasan lahan.
 
"Tapi potensi desa sebenarnya di Sulutenggo persentase listrik desa PLN sudah 94,09 persen," dia menambahkan.
 
 

Butuh 3.370 MW, PLN Siap Pasok Listrik bagi Industri Smelter di Sulawesi

Karyawan PT PLN (Persero) bergotong rotong mengangkat tiang yang akan digunakan untuk penyangga kabel listrik di Natuna, Kepulauan Riau. (Foto: Humas PLN)
Karyawan PT PLN (Persero) bergotong rotong mengangkat tiang yang akan digunakan untuk penyangga kabel listrik di Natuna, Kepulauan Riau. (Foto: Humas PLN)

Kebijakan kewajiban membangun smelter oleh pemerintah memberikan dampak kepada PT PLN (Persero). PLN di wilayah Sulawesi mencatat terdapat peningkatan permintaan listrik dari sektor industri smelter.

PLN memperkirakan potensi kebutuhan listrik untuk memenuhi industri smelter tersebut mencapai 3.370 megawatt (MW). Nilai investasi untuk memenuhi ini diprediksi mencapai Rp 105 triliun.

"Karena ada perubahan kebijakan, tiba-tiba ada permintaan listrik yang besar dan ini di atas kebutuhan Sulawesi. Ini baru beberapa bulan lalu, sekitar 3370 MW untuk kebutuhan smelter," ujar Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN Syamsul Huda usai acara pelepasan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (7/8/2018).

PLN pun memastikan siap untuk memenuhi kebutuhan listrik smelter yang akan dibangun perusahaan tambang timah dan nikel di Sulawesi. Diperkirakan penyerapan listrik akan dimulai dalam tiga tahun ke depan, seiring beroperasinya smelter yang dibangun pengusaha.

"Kami terus berusaha meyakinkan perusahaan tambang yang akan membangun smelter bahwa PLN sanggup memenuhi kebutuhan listrik mereka berapa pun yang mereka butuhkan," dia menambahkan.

Menurut Huda, karena nilai investasi yang cukup besar mencapai Rp 105 triliun, PLN akan mulai memenuhi pasokan listrik smelter secara bertahap. Ini menyesuaikan dengan rencana atau jadwal dari kebutuhan perusahaan tambang.

"Jadi beragam. Ada yang kebutuhannya mulai tahun ke depan, tetapi ada juga yang dalam tiga tahun ke depan. Kami akan penuhi secara bertahap," Huda menambahkan.

Demi memenuhi kebutuhan industri, PLN tak hanya mengandalkan pembangkit yang ada. Namun, perusahaan siap mendatangan mobile power plant, agar pasokan energi industri terpenuhi.

Huda menjelaskan, usaha PLN meyakinkan para perusahaan tambang sebenarnya sudah berbuah hasil. Ini seiring adanya kesepakatan untuk memakai listrik PLN sebesar 1.632 MW atau sekitar 2.029 MVA.

Kesepakatan tersebut terdiri dari 16 MOU sebesar 1.639 MVA, 1 SPJBTL (surat perjanjian jual beli tenaga listrik) sebesar 350 MVA dan tahap 1 yang sudah energize sebesar 40 MVA. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya