Liputan6.com, Manado - PT PLN menargetkan seluruh desa di Sulawesi akan teralirkan listrik pada akhir 2018. Sumber pasokan listrik akan disesuaikan dengan kondisi lokasi desa.
Adapun target desa di Sulawesi yang teralirkan listrik pada tahun ini sebanyak 901. Sebanyak 297 desa berlokasi di Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (SUTG). Sementara Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebanyak 604 desa.
Baca Juga
"Pasokan listrik dengan melihat kearifan wilayah tersebut, misal dari PLTD, microhydro, hingga lampu tenaga surya dan lainnya," kata Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Syamsul Huda di Manado, seperti dikutip Rabu (8/8/2018).
Advertisement
Adapun hingga Juni 2018, tercatat jika desa yang sudah teralirkan listrik mencapai 8 desa untuk wilayah SUTG. Sementara untuk wilayah SSTB sudah teralirkan listrik 134 desa.
Butuh 3.370 MW, PLN Siap Pasok Listrik bagi Industri Smelter di Sulawesi
Kebijakan kewajiban membangun smelter oleh pemerintah memberikan dampak kepada PT PLN (Persero). PLN di wilayah Sulawesi mencatat terdapat peningkatan permintaan listrik dari sektor industri smelter.
PLN memperkirakan potensi kebutuhan listrik untuk memenuhi industri smelter tersebut mencapai 3.370 megawatt (MW). Nilai investasi untuk memenuhi ini diprediksi mencapai Rp 105 triliun.
"Karena ada perubahan kebijakan, tiba-tiba ada permintaan listrik yang besar dan ini di atas kebutuhan Sulawesi. Ini baru beberapa bulan lalu, sekitar 3370 MW untuk kebutuhan smelter," ujar Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN Syamsul Huda usai acara pelepasan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (7/8/2018).
PLN pun memastikan siap untuk memenuhi kebutuhan listrik smelter yang akan dibangun perusahaan tambang timah dan nikel di Sulawesi. Diperkirakan penyerapan listrik akan dimulai dalam tiga tahun ke depan, seiring beroperasinya smelter yang dibangun pengusaha.
"Kami terus berusaha meyakinkan perusahaan tambang yang akan membangun smelter bahwa PLN sanggup memenuhi kebutuhan listrik mereka berapa pun yang mereka butuhkan," dia menambahkan.
Menurut Huda, karena nilai investasi yang cukup besar mencapai Rp 105 triliun, PLN akan mulai memenuhi pasokan listrik smelter secara bertahap. Ini menyesuaikan dengan rencana atau jadwal dari kebutuhan perusahaan tambang.
"Jadi beragam. Ada yang kebutuhannya mulai tahun ke depan, tetapi ada juga yang dalam tiga tahun ke depan. Kami akan penuhi secara bertahap," Huda menambahkan.
Demi memenuhi kebutuhan industri, PLN tak hanya mengandalkan pembangkit yang ada. Namun, perusahaan siap mendatangan mobile power plant, agar pasokan energi industri terpenuhi.
Huda menjelaskan, usaha PLN meyakinkan para perusahaan tambang sebenarnya sudah berbuah hasil. Ini seiring adanya kesepakatan untuk memakai listrik PLN sebesar 1.632 MW atau sekitar 2.029 MVA.
Kesepakatan tersebut terdiri dari 16 MOU sebesar 1.639 MVA, 1 SPJBTL (surat perjanjian jual beli tenaga listrik) sebesar 350 MVA dan tahap 1 yang sudah energize sebesar 40 MVA.Â
Â
Advertisement