Jasa Marga Imbau Jaga Kecepatan Saat Lewati Tol Trans Jawa

Libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru), Tol Trans Jawa sudah akan tersambung dari Merak hingga Gerbang Tol Grati di Pasuruan sepanjang 901,03 km.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Des 2018, 20:24 WIB
Diterbitkan 18 Des 2018, 20:24 WIB
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Pada libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru), Tol Trans Jawa sudah akan tersambung dari Merak hingga Gerbang Tol Grati di Pasuruan, Jawa Timur sepanjang 901,03 km.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk, salah satu pengelola Tol Trans Jawa menyatakan, faktor keselamatan pengguna tol menjadi hal utama yang dikedepankan perseroan.

"Kami dengan Kementerian Perhubungan akan terus evaluasi terutama masalah safety. Pada saat beroperasi sudah berdasarkan standar perambuan yang diperlukan. Baik larangan, petunjuk, strip di ruas jalan tol," tegas Direktur Operasi II Jasa Marga, Subakti Syukur, di Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Demi menjaga aspek keselamatan, ia mengimbau kepada para pengguna tol untuk menjaga selisih kecepatan kendaraan saat melintas di jalur bebas hambatan.

"Jangan sampai terjadi selisih kecepatan terlalu besar. Karena kalau relatif di atas 40 (km per jam) sudah tidak baik. Paling rendah 60 (km per jam), paling cepat 100 (km per jam). Jaga kecepatan kendaraan dalam melintas," imbuhnya.

Menurut catatan, Jasa Marga memiliki beberapa kriteria terkait aspek keselamatan pengguna di Tol Trans Jawa. Antara lain, penempatan satu titik rest area setiap 25 km.

Subakti juga menyampaikan, perambuan menjadi prioritas perseroan untuk menjaga keselamatan. Di antaranya, pemasangan rambu batas kecepatan kendaraan, rambu informasi menuju gerbang tol, dan penomoran patok kilometer.

Selain itu, ada juga pemasangan alat pengendali muatan kendaraan untuk mencegah masuknya kendaraan berlebih muatan (Over Dimension Over Loading/ODOL) ke jalan tol.

Jasa Marga juga memberi usulan untuk dipasangnya beberapa rambu tambahan di sepanjang ruas Tol Trans Jawa. Yakni rambu informasi jarak menuju Semarang, Solo dan Surabaya, rambu informasi lokasi rest Area dan perintah agar beristirahat di tempat peristirahatan jika lelah.

Selain itu, rambu informasi memasuki wilayah kota/kabupaten, rambu petunjuk lajur 1 dan 2 untuk truk, hingga penggunaan rumble stripe sebelum gerbang tol dan rest area.

 

Menteri Jonan: Pasokan BBM di Tol Trans Jawa Dijamin Aman

(Foto: Liputan6.com/Maulandy R)
Menyusuri Tol Trans Jawa (Foto:Liputan6.com/Maulandy R)

Sebelumnya, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di ‎area jalan tol Trans Jawa dan tempat tujuan wisata saat libur Natal dan Tahun Baru.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, tidak ada masalah pada pasokan BBM saat libur Natal dan Tahun Baru, sebab akan ada penambahan pasokan untuk memenuhi peningkatan konsumsi pada momen tersebut.

"Kalau BBM tidak ada masalah," ungkap dia saat meninjau kesiapan PLN dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru di Area Pengatur Beban (APB) PT PLN (Persero) Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di Ungaran, Semarang, Kamis (13/12/2018).

Menurut Jonan, antisipasi pemenuhan kebutuhan BBM juga dilakukan pada tol Trans Jawa yan sudah beroperasi. Diperkirakan angka lalu lintas di jalan bebas hambatan tersebut akan meningkat pada libur Natal dan Tahun Baru.

Persiapan pemenuhan pasokan BBM di tol Trans Jawa, dengan menyediakan kantung penjualan BBM berupa mobil tangki yang disiapkan di ruas tol Trans Jawa.‎

"Yang disiagakan itu orang-orang yang persiapkan kantung-kantung penjualan bensin di jalur tol. Karena SPBU di jalur tol Trans Jawa belum banyak, jadi disiapkan secara accidental," tuturnya.

Jonan mengungkapkan, ‎saat libur natal dan tahun baru, konsumsi solar mengalami penurunan karena menurunnya aktivitas industri dan transportasi niaga. Sedangkan bensin, yaitu Premium dan Pertamax CS mengalami kenaikan.

"Kalau BBM, solar biasanya turun karena kendaraan niaga terutama truk berkurang kegiatannya, Kemenhub juga atur ini. Hanya yang basisnya bensin naik," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya